"Boyfie sialan! Gue benci lo! Gue sumpahin lo bisu beneran! Kita putus!"
...
Kejadiannya sudah lama sejak Alisa bertemu pacar misteriusnya. Hari itu, masih melekat jelas dalam ingatan Alisa saat pertama kali mereka bertemu. Kala itu, Alisa terjatuh...
Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
S i l e n t B o y f r i e n d
LalisaWirasma • Aaraksha Joan
[27. PTSD]
"Kalo gue sekolah, gak ada yang jagain Joan disini, Bim."
Bima akhirnya menghela panjang, mengalah. Tidak ada orang yang bisa menghadapi kekeraskepalaan si ratu bolos ini. Bima tahu kekhawatiran Alisa sejak semalam, kedua kalinya Bima melihat Alisa menangisi Joan. Bahkan sampai menyalahkan dirinya.
"Lo udah kasih tahu ibunya? Tapi lo harus pulang, Lis. Mau bau ketek lo kagak mandi, hah?" balas Bima.
Alisa menggeram kecil. "Iya, ini mau gue kasih tahu. Udah sana, tar gue pulang."
Bima menyaut jaketnya sebal dan pergi dari ruangan dimana Joan dirawat. Alisa mengambil ponselnya untuk memberitahu Raya keadaan Joan.
"Boyfie demam, Bu. Ayan sekolah kan, Ibu jangan khawatir. Alisa sama Mama bisa jagain Joan. Ada Bima juga, Ibu jangan paksain, semisal ada waktu aja ke sini. Joan juga pasti ngerti. Iya. Alisa tutup, Bu."
Alisa menyimpan ponsel setelah ibu Joan mematikan sambungan. Terkejut ketika melihat Joan sudah siuman. "Boyfie, udah sadar, kapan?" Buru-buru, Alisa menghampiri Joan yang bersandar.
"Barusan," jawabnya hanya dengan gerakan bibir.
"Boyfie mau minum?" tawar Alisa, sedikit canggung ketika mengingat pertengkaran mereka tempo lalu. Sedangkan Joan menolak dengan gelengan kepala lirih.
Keadaan hening sejenak.
"Boyfie, maaf." Alisa merasa bersalah, oke.
Joan tersenyum. Senyum seperti biasa. Alisa sedikit lega melihatnya. Joan memegang tangannya seolah mengatakan bahwa ia baik-baik saja lewat isyarat. Joan menunjuk dirinya sendiri dan membuat tanda ok dengan jemarinya.
Joan baik-baik saja.
Namun hal itu justru membuat Alisa sakit. Mengingat semua kelakuan yang dia lakukan selalu menyakiti Joan tanpa dia sadari. Joan selalu mengerti saat dia bilang Joan aneh.
Joan selalu meminta maaf bahkan jika itu bukan salah Joan sekalipun. Joan selalu tersenyum saat dia berkelakar marah.Lelaki itu selalu mengusahakan hubungan mereka baik-baik saja.
Alisa merenungi itu semalaman, kemudian menangisi betapa jahatnya dia pada Joan. Joan berusaha bangkit saat Alisa masih saja menangis. Menarik pacarnya dalam dekapan, menenangkan layaknya tengah membujuk anak kecil agar tidak menangis lagi.