18. Demam, lagi

7.2K 1.1K 22
                                    

S i l e n t  B o y f r i e n d

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

S i l e n t  B o y f r i e n d

Lalisa WirasmaAaraksha Joan

[18. Demam Lagi]

Alisa dan Joan memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar sebelum pulang sekolah. Mereka sudah pergi ke banyak tempat, terutama Milkshake Café. Gudangnya berbagai olahan milkshake. Inginnya, Alisa mencoba setiap rasa.

Namun, Joan melarang karena fia masih sakit dan hanya memperbolehkan membeli satu saja.

Alisa juga mengajak Joan ke gramedia dan
Joan mengajak Alisa ke perpustakaan kota
untuk mencari buku referensi, antisipasi untuk
Olimpiade nanti. Joan itu.benar-benar rajin.
Mereka juga pergi melihat pameran ondel-ondel khas ibukota.

Mereka cukup terkejut karena bisa
melihat itu di kota kembang alias Bandung.
Sekarang, mereka ada di love tower, tempat
wisata baru disana. Mereka membeli dua gembok, menuliskan nama mereka dan sedikit harapan, kemudian membuang kuncinya, ala-ala Korea gitu.

Setelah puas melihat bentangan cahaya jingga
langit kota kembang, mereka kembali. Pun, Joan bertanya; langsung pulang? Alisa menggeleng.

"Jalan-jalan dulu, keliling kota sabi keknya.
Apalagi pake sepeda, duh, romantis, kan?"

Joan tersenyum. Mengangguk, mencubit kecil
hidung Alisa. Yang tertawa mendengar kalimatnya sendiri.

Tak seperti orang lain yang memakai kendaraan mewah, motor gede yang berisik, Joan dan Alisa berkeliling taman kota dengan sepeda. Seperti romantisme jaman dulu. Dan Joan bersyukur Alisa tak seperti gadis lain yang malu jika tak naik kendaraan mewah.

Joan, bersyukur memiliki Alisa dalam hidupnya.

Selesai berkeliling dengan sepeda, akhirnya
mereka pulang sebab hari kian gelap dan dingin. Terlebih Alisa belum sembuh total. Joan tidak mau kalau sampai di kesayangannya itu sakit lagi.

"Masuk dulu, gak?" tanya Alisa.

Joan menggeleng. la juga sudah lelah, ingin
mandi. Cowok bucin itu mengusap rambut Alisa, memeluknya sejenak. Tersenyum, lantas melambaikan tangan saat pulang.

"Terimakasih untuk hari ini, Boyfie!" Joan
mengangguk, masih dengan senyum tersemat
indah. Perlahan, Joan mulai menghilang dari pandangan.

Alisa berbalik, teringat Emina belum pulang sebab mobil tinggal satu di garasi. Dia menyibak keset lantai. Alisa tersenyum itu melihat ratusan kunci tersebar di bawah keset.

Pantas saja Emina tak khawatir bakal ada pencuri jika begini.

Mau tak mau Alisa mencari satu kunci diantara
ratusan kunci lainnya.

"Dasar mama, buat orang repot aja."

***


Pagi ini, Alisa berangkat sekolah sendiri.
Katanya Joan ada sedikit keperluan, jadi tak bisa menjemput. Terpaksa, dia meminta tebengan pada Meisya. Sebenarnya bisa saja Pak Edi mengantarkan, tapi sekali lagi Alisa malu harus diantar jemput setiap hari seperti anak kecil. Sekitar lima menit menunggu, Meisya akhirnya tiba juga.

Silent Boyfriend [SELESAI]Where stories live. Discover now