"Boyfie sialan! Gue benci lo! Gue sumpahin lo bisu beneran! Kita putus!"
...
Kejadiannya sudah lama sejak Alisa bertemu pacar misteriusnya. Hari itu, masih melekat jelas dalam ingatan Alisa saat pertama kali mereka bertemu. Kala itu, Alisa terjatuh...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
S i l e n t B o y f r i e n d
LalisaWirasma • Aaraksha Joan
[26. Mimpi]
"Ya Allah ughtea?! Emang bener kata orang, kalo jodoh gak akan kemana."
Bima, dengan tampang bahagia plus tidak tahu malu berjalan cepat menuju Meisya yang juga baru saja keluar dari mesjid. Hah, kalau begini bisa setiap hari ia ke masjid.
Eh, astaghfirullah, eling sia!
Meisya menatap flat. Kenapa dimana-mana dia harus ketemu Bima?! Nggak bisa gitu dia ketemu portal menuju dunia Anime agar bisa ketemu dengan Gojo Satoru?
Asal kalian tahu saja, Meisya itu salah satu ras terkuat di bumi; wibu.
"Tumben lo ke mesjid, Mei?"
Kan, agaknya tidak bisa kalau sehari saja Bima tidak menyinyiri hidup orang. "Lo kenapa sih nyinyir mulu?" heran Meisya, sinis.
"Dih, gue mah nanya," elak Bima. Menatapnya. Lantas tersenyum seolah sedang membayangkan sesuatu seperti om-om pedofil gila yang kerap kali dia lihat di jalanan.
"Kenapa lo senyum-senyum gak jelas gitu?" ketus Meisya. Risih juga di tatap sambil senyum begitu.
"Diem deh, gue lagi mengagumi indahnya ciptaan Tuhan." Bima terus menatap Meisya. Habisnya, indah banget.
Meisya langsung melotot, ruam merah di pipinya mulai terkumpul hingga cukup kentara. Ou shit, wajahnya panas sekali. Bisa-bisanya Bima ngalus di depan masjid begini.
"Kura-kura makan pepaya, dasar buaya!" seru Meisya setengah gugup. Tidak pernah ketinggalan dengan pantun andalannya.
Bima tergelak puas. Ia tidak bohong, melihat Meisya memakai mukena begini rasanya seperti melihat bidadari. Cantik sekali tanpa polesan cream atau bedak, serta liptint seperti saat disekolah.
Apalagi jika Meisya berada dibelakang sebagai makmum yang dia imami. Hah, halu memang cara terbaik untuk menghibur diri.
"Eh, tunggu deh, Mei. Itu mukena lo kok sama ya." Bima berujar dengan ekspresi heran.
"Sama apa?" Meisya mengernyit bingung.
"Sama kayak calon makmum gue."
EAAK!
Bima tertawa-tawa sendiri, malu sendiri setelah berhasil melayangkan gombalan.