19. Special Part

7.4K 1.1K 36
                                    

S i l e n t  B o y f r i e n d

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

S i l e n t  B o y f r i e n d

Lalisa WirasmaAaraksha Joan

[19. Special Part]

"Kenapa pake sakit segala sih, besok Olimpiade," gerutu Alisa.

Emina yang baru saja menutup gorden kamar Alisa langsung menyahut, "Anggap itu penebusan dosa karena selalu ngelawan Pak Bambang, bolos terus, maki-maki Bima, bilang iya saat di nasihatin tapi ngeledek di belakang. Nggak bersyukur punya Joan, meresahkan guru-guru, buat mama tertekan, bikir darah tinggi orang-,"

"lya iya fine!" Alisa menyela kesal.

Jika mengungkit kesalahan pasti lancar sekali. Seolah mulut tidak ada rem-nya. Tipe emak-emak Indonesia banget, kan?

Emina ingin tertawa melihat anaknya kesal.
Memang cuma Alisa saja yang bisa membuatnya kesal? Hey, jangan lupa Alisa itu turunan dari siapa. Sikap menyebalkan Alisa berasal dari siapa? Tentu saja emaknya.

Buah jatuh pasti tidak jauh ada yang ngambil. Eh? Maksudnya gitu lah, Emina lupa. Maklumlah, faktor usia.

"Dah minum obat belum?" tanya Emina kemudian.

Meski sebenarnya Emina agak senang Alisa demam. Soalnya kalau sedang sakit, Alisa jauh lebih manja dan sikap meresahkannya berkurang. Kecualikan ke-bobrokan anaknya yang memang sudah mendarah daging.

Pun, Alisa mengangguk. Satu lagi, obat rumah sakit itu kenapa selalu gede-gede? Alisa bahkan hampir muntah karena tak muat dan si obat tak kunjung turun alias nyangkut di lidah paling belakang. Membuat obatnya meleleh karena sudah terkena air. Pait bos, kayak hidup si Bima.

Kalau menumbalkan readers nanti mengamuk
lagi. Canda ngamuk.

Skip.

Akhirnya, Alisa membelah obat jadi tiga bagian. Belum lagi obat lainnya. Mana dalam bentuk pil semua. Membuat perutnya kembung karena kebanyakan minum. Obatnya segede biji jeruk, minumnya hampir segelas.

Bisa di bayangin nggak tuh, tiga biji obat airnya sebanyak apa?

"Lagian dokter pilih kasih banget, giliran anak
kecil aja di kasih obat sirup berbagai rasa. Lah
orang dewasa? Padahal kita juga gak suka yang pait pait. Hidup aja udah pait, ditambah obat pait, makin stress," dumel Alisa lagi.

Memang, mengeluh adalah bakat alami Alisa selain membuat stress orangtua dan Guru.

Emina hanya mampu tertawa mendengar
penuturan Alisa. Kalau di pikir-pikir memang benar juga, sih. Kenapa tidak ada obat sirup level dewasa berbagai rasa?

Silent Boyfriend [SELESAI]Where stories live. Discover now