"Boyfie sialan! Gue benci lo! Gue sumpahin lo bisu beneran! Kita putus!"
...
Kejadiannya sudah lama sejak Alisa bertemu pacar misteriusnya. Hari itu, masih melekat jelas dalam ingatan Alisa saat pertama kali mereka bertemu. Kala itu, Alisa terjatuh...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
S i l e n t B o y f r i e n d
LalisaWirasma • Aaraksha Joan
[10. Rumah Alisa]
"Bareng gak Lis?"
Alisa menoleh pada Bima yang menghentikan motor disebelahnya, kemudian menjawab ketus, "Nggak. Nebeng sama lo bukannya nyampe rumah malah nyampe ke akhirat."
Bima tergelak. Benar juga sih. "Adrenalin saat satu langkah lebih dekat dengan malaikat maut itu justru bikin seru, Lis," balas Bima.
"Habisnya lo kiyowok banget kalau marah. Muka lo imut kayak babie jadi pengen uyel-uyel sampe mata lo keluar," ujarnya gemas. Yang langsung mendapat lirikan ngeri dari Alisa.
"Creepy anjay," gumam cewek itu ngeri.
"Sok english lo tuyul. Jadi nebeng kagak?!" serobot Bima tidak santai.
Memang, sahabat terdekat adalah rival abadi. Lihat saja, Bima tak pernah kehabisan ide untuk selalu menjawab semua perkataannya.
"Udah sana, gue bareng Joan," usir Alisa tidak santai juga.
"Ck. Kalo sama pacar, naik apa aja berasa naik kereta kuda ya. Bulol dasar!" cibir Bima, padahal sebenarnya ia iri.
Padahal ya, mukanya cakep, ganteng, duitnya juga banyak, anak tunggal kaya raya. Kok bisa-bisanya ia tidak punya pacar? Suka heran Bima tuh sama ciwi-ciwi yang menolak ATM berjalan seperti dirinya.