Idealis atau Tidak?

152 23 3
                                    

Sejak dari dulu jadi penulis dengan karya yang terpampang di rak-rak buku adalah sebuah kebanggaan. Saya juga punya cita-cita seperti itu. Namun, zaman sekarang ini berubah. Ketika platform web mulai merambah, menggeser kebutuhan literasi dengan genggaman tangan. Ini adalah zaman dimana semua kebutuhan bisa kita gapai dengan ponsel. Media portable, bisa dibawa kemanapun. 

Munculnya pf-pf di kancah literasi sangatlah memberi dampak yang positif. Setiap orang bisa jadi penulis dan mereka tak perlu susah-susah mengirim cerita mereka ke penerbit. Mereka bisa menciptakan karya tulis sendiri, bahkan bisa mereka gembok sendiri tiap babnya. Sehingga, para penulis bisa mendapatkan uang dari situ. 

Problem di platform web itu seperti ini. Tulisan yang tampil adalah tulisan-tulisan yang dianggap menguntungkan bagi pihak pf (saya setelah ini nyebutnya pf aja daripada platform web). Nah, cerita-cerita yang diusung biasanya ya cerita-cerita stensilan dan desahan. Saya yakin mungkin sebagian dari kalian yang baca tulisan ini juga pernah melihat dan membaca karya di wattpad ini yang isinya adalah stensilan. Ya nggak beda jauh ama pf-pf di luar sana. 

Untuk pf dalam negeri semisal Storial, Cabaca, KBM saya akui mereka cukup ketat soal cerita-cerita berbau seks. KBM juga sepertinya lebih ke pembaca mereka yang aktif untuk memberikan laporan kepada admin tentang cerita-cerita seperti itu.

Tapi sangatlah berbeda dengan pf-pf dari luar negeri. They don't know us. Masih banyak cerita-cerita berbau seks yang lebih menarik minat pembaca-pembaca mesum. Sebagaimana hukum alam, yang berbau seks dan maksiat emang lebih banyak diminati. Yah, ini memang berat bagi orang-orang seperti saya dan sebagian dari mereka para penulis yang lurus-lurus saja untuk mengais rezeki. Dan mirisnya adalah saya milih genre yang jarang sekali dilirik oleh para pembaca budiman. Fantasy. 

Karya tulis yang ada di pf-pf kebanyakan masih mengusung genre romance dan selalu banyak yang membaca romance. Maklum, karena memang para pembacanya lebih banyak mencari itu. Banyak para penulis pf menulis genre ini dan mengeruk uang berjuta-juta dari sini. Bagaimana dengan saya?

Sudah saya bilang di atas, "saya memilih genre yang jarang sekali dilirik oleh pembaca budiman". Fantasi memang jarang dilirik, mikirnya berat, dan memang hanya orang-orang tertentu saja yang melirik genre fantasi. Tahu nggak ketika saya sodorkan bukunya Dewi Lestari? Teman-teman saya sebagaian serasa aneh membaca buku itu, ya karena bukan bacaan mereka. Mereka tak sanggup membaca buku-buku seperti The Lord of The Rings, Harry Potter dan sebagainya. Bukan masalah tebalnya, tapi masalah mereka tak mampu mengimajinasikan cerita tersebut di dalam pikiran mereka. 

Saya masih teringat dialog ama temen saya setelah membaca PETIR kala itu. "Aneh ceritanya, masa' manusia nggak mati kesambar petir?" Dan segala pertanyaan serupa lainnya. It's ok, it's not their cup of tea.

Barangkali juga ketika saya sodorkan cerita The Poppy War. Tidak sedikit yang akan bilang, "ceritanya kok gini sih?", "ceritanya terlalu berat untukku". The Poppy War memang ceritanya cukup berat. Kalian bayangkan saja anak di bawah umur mengkonsumsi opium untuk bisa bertemu Dewa mereka dan bertahan hidup dari perang. It's kind of mindf**k to me.

Saya ini jujur idealis. Some of them said, "Kau tidak bisa makan dari idealismemu!"

Tapi saya bilang, "Peduli amat".

Saya dulu pernah nulis genre stensilan, saya juga nulis cerita-cerita berbau seks. Banyak pembacanya sampai 1 juta lebih. Saya nggak sombong, malah cenderung nggak ingin terekpos bagian ini. Kalau mau saya bisa menggunakan cerita-cerita lama saya, kemudian saya posting ke pf-pf yang suka mendulang uang itu. Namun, itu bukan tujuan saya. I have a bigger plan and more ambition than write something that I don't like. 

Seperti yang sudah saya jelaskan di bab-bab awal. Saya menulis apa yang saya suka. Saya menulis apa yang saya ingin baca. Dan sekali lagi saya tidak butuh pengakuan dari itu. It's just my hobby dan hobby ini saya lakukan sungguh-sungguh. Makanya di sini saya mengatakan kalau saya adalah part time writer. Saya punya pekerjaan yang lebih bisa menghasilkan uang daripada menulis. Meskipun, saya sendiri juga bisa menghasilkan duit dengan cara menulis. 

Tapi bukan itu tujuan saya menulis. Sejak dulu saya ini tak bisa bicara lancar. Untuk bisa berbicara saya perlu pena dan kertas, sekedar untuk menata pikiran saya apa yang harus saya ucapkan. Yes, saya memang punya kelainan ini sejak dulu. Makanya untuk chatting ama orang lebih bisa daripada ngomong langsung. Pikiran saya lebih cepat larinya daripada mulut. Maka dari itulah, ketika saya punya wadah untuk menulis, betapa senangnya saya ini.

Setiap cerita yang saya tulis ada pesan tersirat maupun tersurat di dalamnya. Saya juga tidak menentang mereka yang menulis untuk cuan. Itu jalan mereka masing-masing. Dan saya juga dengan jalan saya masing-masing. Memang karya-karya saya mungkin untuk saat ini tidak begitu laku ataupun susah jualannya. It's ok. Saya senang kok. Beneran saya masih senang menulis. Kalau ada orang yang membacanya itu adalah kesenangan berikutnya. I have to writing, because it's relaxing me

Membaca membuat otakku seperti mendapatkan siraman air yang menyejukkan dan menulis membuat mentalku semakin sehat. Dulu di saat-saat aku sedang susah dan depresi, menulis adalah jalan keluarku. 

Semoga tulisan dan uneg-uneg kali ini bisa memberikan kalian inspirasi. 


Salam dari Archie. 

Panduan Menulisजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें