Membuat Prolog

2K 92 21
                                    

Pembahasan kali ini adalah tentang Prolog. Apa sih Prolog itu?

Menurut KBBI prolog adalah pembuka adegan atau sandiwara pada cerita, pidato, musik dan lain sebagainya. 

Secara fungsinya prolog adalah sebagai pembuka atau pendahuluan sebuah karya sastra. Biasanya digunakan untuk memperkenalkan tokoh dan pemeran, konflik dan sinopsis lakon suatu cerita, sehingga menarik minat pembaca dan membuat para pembaca penasaran dengan isi cerita.

Ibarat kita sedang memancing ikan, maka prolog adalah umpan. Maka kita sebagai penulis melempar umpan agar para pembaca tertarik dengan cerita yang akan kita suguhkan. Maka dari itu prolog harus tepat sasaran. 

Bagaimana cara membuat Prolog?

Sebagaimana yang sudah kita ketahui kalau prolog itu adalah pembuka, maka kita harus mempersiapkan "umpan" kita dengan baik. Ada aturan khusus kah? Tidak. Namanya juga "umpan". Terserah mau pakai singkong, cacing, roti untuk mancing, tapi semakin bagus umpan kita maka semakin besar kemungkinan dapat ikannya bukan? Sama seperti prolog, semakin bagus prolog, maka pembaca semakin tertarik. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat prolog:

1. Kamu tahu inti dari cerita yang akan kamu tulis. Kalau kamu tidak tahu inti cerita yang kamu tulis, maka akan kesulitan membuat prolog. Ceritanya tentang apa sih? Kenapa tokoh utama sampai harus diceritakan? 

2. Prolog itu ibarat bingkai cerita. Sehingga, ketika pembaca membaca ceritamu sudah tersirat ini nanti ceritanya tentang ini, ide utamanya ini, klimaksnya ini. Hanya saja, pembaca masih samar detail ceritanya. Tugasmu sebagai penulis adalah menuliskan apa yang kamu bingkai.

Contohnya, saat saya menulis Gadis Di Atas Air, prolog yang saya tulis adalah bagaimana Samudra bertemu dengan Gadis Di Atas Air. Inti dari ceritanya itu. Perjuangan Samudra mencari Gadis Di Atas Air sampai menemukannya. 

3. Saat menulis prolog bekerja keraslah agar adegannya hidup dan menancap di pikiran pembaca. Kalau cerita yang kamu tulis adalah cerita pelakor yang sekarang sedang trend di kalangan ibu-ibu, ya bikin prolog tentang ketegangan saat tokoh utama mengetahui pasangannya selingkuh. Itu sudah menggambarkan keseluruhan adegan. Tidak salah membuat tegang di awal bab, apalagi prolog. Sebagaimana tips saya yang terdahulu. 

4. Bikin prespektif berbeda di awal cerita. Maksudnya bagaimana? Di dalam cerita-cerita detektif misalnya. Awal bab diberikan prespektif berbeda pada suatu kejadian. Misalnya saja prolognya tentang kejadian pertama atau mengambil prespektif dari sisi pembunuhnya. Nah, kalau drama pelakor tadi coba ambil sisi dari prespektif suaminya atau anaknya. Ini bukan POV ya yang saya maksud, tapi prespektif bagaimana karakter itu berada di dalam kondisi tersebut. 

5. Lebih mantul kalau mengutip quote-quote dari tokoh-tokoh ternama tertentu. Kamu kenal quote seseorang tokoh, kasih saja. Biar greget. 

6. Jangan terlalu banyak adegan di dalam prolog. Usahakan hanya satu atau dua adegan. Ingat, ini prolog, bukan bab 1. Prolog itu untuk menguatkan apa yang akan kau ceritakan nanti di cerita. Jadi berikan sedikit adegan saja, tapi mengena. 

7. Jumlah kata di prolog itu tidak ada batasan. Namun, seperti yang saya sampaikan di atas tadi kalau melempar umpan itu harus benar-benar pas. Jadi saya lebih menyarankan prolog itu jangan sampai lebih dari 1000 kata. Tapi jangan sampai kurang dari 500 kata. Antara 500-1000. 

Haruskah ada Epilog kalau ada Prolog?

Ini juga tidak ada aturan yang baku. Namun, saya pribadi punya rumus seperti ini:

1. Prolog ada, Epilog ada.

2. Prolog ada, Epilog tidak ada.

3. Tidak ada Prolog, Tidak ada Epilog. 

Ketiga hal di atas adalah rumusnya. Jadi kalau suatu cerita ada epilog tanpa prolog, maka saya TIDAK MENGANJURKANNYA. 

Oke, semoga tipsnya bermanfaat kali ini. 

Panduan MenulisWhere stories live. Discover now