Dunia Penghaluan

117 18 2
                                    

Di dalam menulis cerita boleh nggak sih berhalu? Misalnya kalian ingin menulis tentang tokoh Idol K-Pop. Boleh-boleh saja. Itu berarti genre-nya fanfict. Namun, perlu diingat. Berhalu juga jangan sampai keterlaluan, sehingga mempengaruhi cerita yang kalian tulis, bahkan sampai rusak. Jujur, saya menemukan banyak cerita yang halunya keterlaluan, bahkan tidak masuk akal.

Sebentar, Mas. Bukannya Anda bilang "tulis saja"? Iya, benar. Saya pernah memberikan nasihat agar para penulis itu tulis saja, jangan ragu-ragu, tetapi bukan berarti isi dari cerita Anda juga nggak masuk akal. 

Sebagai contohnya, saya pernah menemukan cerita seperti ini. Tokohnya cewek, dia sebagai fans dari salah satu KPOP Idol. Trus, suatu saat dia ceritanya tak sengaja ketemu di hotel, minta tanda tangan si Idol, trus bodohnya adalah tokoh utamanya mau-mau aja digrepe dan digarap ama tokoh Idolnya. Ya nggak begitu juga bambang. Ini salah satu hal yang sering bakalan kalian temui di cerita-cerita yang penulisnya rata-rata halu. 

Lalu, batasan halu itu seperti apa? Jangan dibatasi, sebab halu itu hak setiap manusia. Namun, ingat ceritamu itu juga punya hak. Hak untuk dibuat masuk akal. Hak untuk ditulis dengan cerdas. Hak untuk ditulis sehingga diterima oleh orang-orang yang akalnya sehat seperti saya. 

Anda ingin agar tokoh utama bisa jalan sama si Idol silakan, pasangkan saja, tapi ingat tetap masuk akal. Tentunya tidak mudah bagi orang biasa seperti anak sekolahan atau anak kuliahan bisa dekat dengan Idol. Kenapa? Ingat tokoh idola biasanya punya circle. Bagaimana si tokoh utama bisa masuk ke dalam circle si Idol? Nah, itu kalian pikirkan sebagai penulis. Tidak asal salah masuk kamar Idol, habis itu ena-ena. Geblek itu namanya, sama sekali tidak masuk akal.

Buat tokoh Anda manusiawi. Ya karena kalian menceritakan manusia, bukan Nabi, bukan Tuhan. Bolehlah menggambarkan tokoh kalian cantik, ganteng, kaya, berduit, pinter, jenius, semua prestasi dia borong, tetapi harus ada sisi yang melemahkan dia. Ulas kelemahannya itu di cerita. Jangan kelebihan melulu. Itulah kenapa stasiun tv lebih menjual cerita orang miskin daripada orang kaya, pakai instrumen musik yang sedih dan dieksploitasi kemiskinan mereka agar ratingnya naik. 

Nggak cuma stasiun tv kita. Coba kalian lihat drakor-drakor, bagaimana tokoh utamanya biasanya dari kalangan menengah ke bawah, terjatuh berkali-kali, kemudian naik sedikit demi sedikit. Seperti itulah cara bikin cerita. Oke, misalnya orangnya kaya, pinter, cakep, tetapi kasih dia kelemahan yang membuat dia struggle di kehidupannya. Misalnya, KDRT. Atau pernah dirundung, atau karena sang ibu yang obsesif atau ayah yang obsesif, kena penyakit, atau kena penyakit mental. 

Sehingga, ketika nanti pembaca mulai membaca ceritamu akan terasa hidup. Nanti mereka pasti berkata, "Aku suka karakter A, karena dia berusaha mati-matian untuk bisa bangkit dari keterpurukannya". Dan kalau kalian bisa membuat pembaca menangis atau senyum-senyum sendiri, bahkan sampai ingin marah-marah ke penulisnya karena sang tokoh dimatiin. Selamat, cerita Anda sangat bagus. 

Cerita yang bagus adalah cerita yang bisa menggugah perasaan, membuat pembaca mendapatkan ilham, bersimpati dengan sang tokoh dan memberikan kenangan tertentu pada karya tersebut.

Panduan MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang