Menentukan Judul

3.2K 153 2
                                    

Judul itu tak harus anda tentukan di awal tulisan. Judul bisa berubah di saat Anda menulis di tengah jalan. Judul pula bisa Anda tentukan setelah seluruh tulisan selesai. Saya sendiri mengubah judul tulisan saya di tengah cerita dan sering. Sayap-Sayap Langit misalnya. Itu dulu awalnya berjudul Sayap-Sayap Patah, kemudian saya ubah "The Wings", lalu saya ubah "Seraphim", hingga akhirnya jadilah "Sayap-Sayap Langit" sebagai judulnya. Kenapa demikian?

Setiap penulis punya idealisme sendiri yang terkadang membuat ia harus mempertimbangkan judul yang ia pilih dengan konten cerita. Lucu dong kalau misalnya judul dan isi cerita nggak nyambung sama sekali.

Dalam memberi judul gunakan sesuatu kata yang menarik. Gunakan kata-kata yang fantastis tapi realistis. Jangan asal fantastis dan bombastis tapi kontennya melempem, hingga akhirnya seperti balon yang meledak ketika ditusuk oleh jarum. Isinya cuma angin. Tapi cobalah seperti karung beras yang memang gedhe, tapi berisi.

Contoh pemberian judul yang menarik saya ambil dari salah satu cerita saya yaitu "Mengejar Shinkansen". Agaknya orang-orang langsung penasaran dengan judulnya. Kenapa harus mengejar Shinkansen?

Di cerita ini saya memang sangat tertarik dengan Jepang. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Jepang saya suka. Maka dari itu saya kemudian melakukan riset tentang otaku, tentang komunitasnya, lalu saya juga riset tentang Shinkansen, tentang Jepang, kota-kotanya serta orang-orangnya. Alhasil jadilah Mengejar Shinkansen. Sebuah cerita yang mana saya bekerja sama dengan seseorang untuk menceritakan dua dunia yang berbeda. Sebuah kisah LDR yang bikin baper sebagian orang yang membacanya.

Terus terang ketika menulis Mengejar Shinkansen para penulisnya pun baper. Saya sendiri ikut baper waktu nulis Mengejar Shinkansen ini. Bahkan nggak rela kalau novel ini harus ENDING. Hahahaha. Lucu memang, tapi terus terang ini cerita romance pertama saya yang kolab dengan orang lain dan sukses menurut saya. Lalu pesan yang ada di cerita ini apa? Banyak sebenarnya.

Cerita Mengejar Shinkansen itu mengajarkan kita untuk tidak kenal menyerah, tegar terhadap setiap ujian, tidak mudah berprasangka buruk, serta yang paling penting adalah menghargai perasaan perempuan. Anda cobalah untuk membacanya maka akan tahu kekuatan cerita di dalamnya. Teman saya sendiri menyangka kalau saya pernah pergi ke Jepang di cerita itu karena sangat detail menceritakan tentang segala hal yang ada di sana. Mulai dari Bandara Udara Haneda, suasana di Shibuya, dan sebagainya. Ini adalah kekuatan cerita di novel ini.

Kembali ke Judul.

Terkadang pula anda bisa menentukan judul dari cerita yang anda buat setelah seluruh cerita selesai. Koq bisa? Ya bisa saja. Karena Anda tidak menemukan judul yang pas untuk cerita tersebut hingga akhirnya wangsit dan pangsitnya muncul di akhir cerita setelah kata "TAMAT" ditulis di cerita itu.

Contohnya adalah novel The Silence of The Lambs karya Thomas Harris. Anda tentu sudah pernah melihat filmnya berkali-kali yang bercerita tentang Dr. Hannibal Lecter yang legendaris itu. Pengarangnya sendiri ditolak oleh 70 penerbit sampai akhirnya novelnya terbit, bahkan ia sendiri baru menuliskan judulnya setelah diterima oleh penerbit tersebut.

Penting banget dan sangat penting sebelum menulis judul adalah judul harus mewakili seluruh isi cerita. Memang sih orang mau mudahnya kalau bingung mereka menulis judul cerita adalah nama tokoh utamanya. Tapi ini untuk cerita drama, kalau cerita horror dan misteri agak susah kalau judul cerita adalah nama seorang tokoh. Bagiku sendiri absurd kecuali tokoh tersebut adalah pemeran antagonisnya, misalnya saja Jason atau Freddy.

Yang terakhir, buat judul yang akan membuat para pembacamu teringat terus. Sesuatu yang unik akan di ingat, maka dari itu berikan judul dengan kata-kata yang unik sehingga para pembaca akan mengingat karya-karyamu.

Panduan MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang