Kenapa Tulisanmu Tidak Menggigit?

1.5K 123 17
                                    

Menggigit itu berarti nonjok, langsung mengena sasaran. Bedakan dengan populer yah. Menggigit yang dimaksud di sini adalah ketika seseorang membaca ceritamu mereka langsung "klik". Nah, ini juga salah satu trik agar ceritamu langsung bisa diterima oleh editor.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya?

Susah sekali untuk bisa membuat seseorang langsung "klik" saat membaca cerita kita, kalau kita tidak langsung show-off di bab-bab awal. Ada banyak kesalahan yang dilakukan para penulis pemula saat mereka menulis, yaitu mereka terlalu lambat dalam memulai cerita. Tujuannya bagus membangun sedikit demi sedikit, tetapi seharusnya saat membuat cerita macam novel, mereka langsung dihadapkan kepada hal yang mengejutkan dan mendebarkan. 

Saya akan berikan contoh tulisan yang menurut saya "kurang menggigit". Simak:

Namaku Anton. Umur 16 tahun. Perawakanku sedikit jakung dengan rambut ikal berwarna hitam. Aku masih duduk di SMA kelas XI. Hobiku main game. 

STOP!

Kalau Anda mengawali novel dengan paragraf seperti di atas, sebaiknya jangan. Aturan saya dalam menulis novel adalah mengawali tulisan dengan sesuatu yang langsung membuat para pembaca tidak mau berpaling. Oke kalau misalkan pertama kali kenal nama tokoh. Tapi buat apa harus menjelaskan umur, perawakan, warna rambut, sekolah dimana, hobinya apa, makannya apa, sarapannya apa, ukuran sepatu, kuliner yang disuka, bla..bla...bla...

Tidak, hentikan itu. Para pembaca tak butuh itu. Sama seperti ketika Anda baru saja nonton film yang bagus. Apakah anda akan bercerita sedetail itu? Anda jelaskan dulu tokoh A usianya berapa tahun, hobinya, perawakannya dan seterusnya. Enggak kan? 

Mungkin anda akan cerita seperti ini, "Eh gaes, kemarin aku nonton film romance bagus banget. Jadi film itu bercerita tentang pasangan yang sama-sama kena penyakit kanker dan mereka jatuh cinta saat sama-sama dirawat."

Pasti kurang lebih seperti itu Anda cerita tentang film yang barusan Anda tonton. Mereka butuh informasi dari cerita, bukan identitas para tokohnya. Identitas itu bisa menyusul dan berjalan seiring Anda menceritakan konten. Sekarang kita lihat bagaimana saya memulai cerita:

Burung-burung mulai kembali ke sarangnya. Suara-suara binatang malam mulai bersahutan menyambut kedatangan senja. Hal yang berbeda pada senja itu adalah ada seseorang yang sedang bersembunyi di antara semak belukar. Di kepalanya ada sepasang tanduk kecil, kulit tangannya bersisik, di kedua tangannya, seluruh jemarinya memiliki cakar-cakar tajam, bonus di punggungnya ada sepasang sayap kecil. Tubuhnya memang aneh, manusia tetapi nyaris semua badannya seperti binatang. Lelaki ini bernama Aryanaga. 

Lihat perbedaannya? Saya langsung masuk ke cerita. Di atas tadi dari paragraf awal di bab 1 Novel Putra Naga: Pangeran yang terbuang. Di paragraf itu pembaca langsung dikenalkan dengan keadaan tokohnya, para pembaca heran. Wah, kok manusia punya sepasang tanduk, kulitnya bersisik? Kok punya cakar? Kok punya sayap? Siapa dia? Kenapa bisa begitu? Informasi yang diberikan sedikit. Penonton langsung disuguhkan keseruan lain di paragraf berikutnya. 

Buat para pembaca jangan pernah mengambil napas untuk bab awal. Buat mereka untuk tidak melemparkan ceritamu dan tidak dianggap lagi saat membuka cerita. Kalau ingin benar-benar menggigit kuncinya adalah "jangan kasih mereka napas!" 

Trus apalagi?

Sebisa mungkin kurangi typo, perbaiki EBI dan yang paling penting ceritamu "rasional". Dalam arti tidak ada plot hole dan juga bisa diterima dengan akal. Semakin ceritamu dibangun dengan logika yang baik, berurutan dan terstruktur, maka tulisanmu akan semakin menggigit. 

Saya sendiri belajar seperti ini. Dulu saya banyak sekali typo ketika menulis cerita. EBI tidak benar, dan logika saling bertabrakan. Sedikit demi sedikit saya mencoba memperbaiki, meskipun terkadang juga ada yang masih kelewat. Kalian bisa lihat di karya-karya saya di wattpad ini. Setiap karya berubah cara penulisannya. Ada peningkatan dan ada yang diturunkan. Ini semua karena saya belajar.

Oke, tipsnya cukup sampai di sini. Untuk berikutnya, saya akan mengajarkan karakterisasi. Ini sangat penting loh dalam membangun cerita. 

Panduan MenulisWo Geschichten leben. Entdecke jetzt