Menyusun Sinopsis

2.3K 123 22
                                    

Salah satu hal yang jadi syarat ketika kita setor karya kita ke penerbit adalah harus ada sinopsisnya. Ternyata, banyak banget yang tidak tahu tentang sinopsis. Ingat yah gaes, sinopsis itu bukan blurb. Malah jangan-jangan banyak yang tidak tahu apa itu blurb. Waduh. 

Oke, jangan khawatir. Di sini kita akan bahas tentang sinopsis dan juga bagaimana cara menyusun sinopsis yang baik. Sebelumnya saya ingin memberitahu kalau apa yang saya tulis ini berdasarkan apa yang saya pelajari, jadi bisa jadi ilmu pengetahuan yang saya tulis di sini ada kurangnya dan ada penambahannya. Maka dari itu, silakan dikoreksi kalau memang ada yang salah di tulisan ini. Mari kita berbagi ilmu dan saling belajar satu sama lain.

Arti dari Sinopsis

Menurut KBBI, sinopsis adalah ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu; ringkasan; abstraksi. 

Jadi dari sini saja sudah jelas bahwa sinopsis itu adalah ringkasan cerita dari awal sampai ending. Banyak yang salah sangka dengan blurb. Sedangkan Blurb, adalah uraian singkat tentang isi dari buku ini dengan kalimat menarik agar orang tertarik untuk membaca/membeli. Dengan kata lain sinopsis lebih menitik beratkan kepada isi cerita secara keseluruhan, sedangkan blurb lebih kepada penjelasan secara singkat isi buku dan dibumbui kalimat-kalimat yang menarik, seperti iklan. 

Keduanya sama-sama bisa menarik pembaca agar membaca buku tersebut, tetapi fungsi keduanya sangatlah berbeda. Sinopsis lebih ditujukan kepada editor. Sedangkan, blurb lebih ditujukan kepada pembeli. 

Bagaimana cara menyusun sinopsis?

Kita tidak bisa menyusun sinopsis kalau kita sendiri tak tahu apa yang kita tulis. Makanya kebanyakan orang tidak bisa menulis sinopsis, karena mereka tak tahu apa yang sebenarnya mereka tulis. Bahkan, penulis-penulis pun banyak yang mereka susah menulis sinopsis karena tak tahu cerita mereka sendiri. Kok bisa begitu? Bisa-bisa saja. Salah satunya, mereka tidak mencintai karya mereka sendiri. :)

Orang yang mencintai karya mereka sendiri, maka mereka akan mengerti dengan detail karya mereka. Karakter-karkaternya, sifat-sifatnya, setting, hingga konfliknya. 

Sinopsis itu ibaratnya kita baru saja nonton bioskop, setelah itu kita ceritakan film tersebut ke teman-teman secara ringkas. Itulah yang disebut sinopsis. Kan tidak mungkin juga kita nonton bioskop, lalu menjelaskan dengan detail bagaimana isi film tersebut. Kita mungkin hanya menjelaskan hal-hal yang penting saja. 

Maka dari itu, aturan pertama dalam menyusun sinopsis adalah catat hal-hal yang penting dalam cerita kita.

Aturan kedua adalah ingat tema dan inti cerita, atau premis cerita. Dalam hal ini kita harus menentukan premis cerita dulu. Premis cerita ini sangat penting agar sinopsis cerita yang kita susun tidak ngelantur kemana-mana dan tetap sesuai pada pijakan. Ibaratnya premis adalah pijakan atau pondasi cerita. Kalau pondasinya goyah, maka cerita kita akan goyah. Sebentar, sebelum kita membahas hal ini. Tahu nggak sih apa itu premis?

Menurut KBBI : Premis adalah apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian; dasar pemikiran; alasan;

Sebagai contoh kita ambil saja anime Naruto. Naruto sudah pasti banyak yang kenal dengannya. Nah, premis dari anime Naruto ini apa sih? Premisnya seperti ini:

"Seorang anak yatim piatu yang mana di dalam tubuhnya tersimpan Siluman Rubah Berekor Sembilan bercita-cita ingin menjadi Hokage."

Ini adalah patokan cerita Naruto. Jadi ketika Naruto sudah tercapai tujuannya, maka serialnya selesai. Ada contoh lain kak? Baiklah, bagaimana kalau misalnya film Avengers Infinity Wars? Premisnya seperti ini:

"Thanos berusaha mengumpulkan 6 Infinity Stones untuk menghapus separuh populasi dunia, tapi dia dihalang-halangi para Avengers"

Apakah cerita Avengers Infinity Wars ini melenceng dari premis? Misalnya tiba-tiba di tengah film muncul Superman atau Batman atau Ajay-Devgan yang jadi polisi sedang benerin ban mobilnya? Enggak kan? Nah, saat film tersebut sudah sampai kepada tujuan premisnya, yaitu mengumpulkan 6 Infinity Stones, ya sudah. Filmnya selesai. 

Contoh satu lagi. Duh banyak sekali contohnya. Ya biar kalian juga paham. Putra Naga Pangeran Yang Terbuang misalnya. Ini dari novel saya. Kalau belum baca silakan baca yah. ;)

Premisnya seperti ini:

"Seorang pangeran naga terlibat cinta segitiga dan ia harus mendapati kenyataan kalau dirinya terusir dari dunianya sendiri"

Ceritanya jelas cinta segitiga dan juga ada tujuannya yaitu terusir dari dunianya sendiri. Apabila ceritanya sudah jelas premisnya, maka ceritanya sudah selesai. Demikian yang ada di cerita ini. 

Semoga dari penjelasan di atas paham apa itu premis. Ingat juga, premis itu adalah landasan. Sehingga kalau sinopsisnya tidak sesuai dengan landasan cerita, berarti kita yang salah dalam bercerita. Ibaratnya ada rencana puasa sehari, eh dzuhur sudah makan bakso. Batal puasanya. 

Catatan juga premis itu 1 kalimat. Tidak boleh 2 kalimat. Jadi sebagai latihan, tulis premis ceritamu dalam 1 kalimat! Ingat premis inilah yang akan kau pegang di ceritamu dari awal sampai akhir. 

Aturan ketiga dalam pembuatan sinopsis adalah TIDAK BOLEH ADA KALIMAT LANGSUNG

Waduh, tebel pake capslock pula. Hehehehe, Sebab banyak yang tidak paham tentang sinopsis lalu menulis sinopsis pakai kalimat langsung. Sebentar, atau jangan-jangan kalian tak tahu tentang kalimat langsung?

*lempar buku bahasa indonesia -_-

Begini, kalimat langsung itu adalah kalimat dialog. Contohnya seperti ini:

"Hai, apa kabar?" sapa Doni. 

Nah, itu tadi kalimat langsung. Sudah jelas? Jadi, siapa yang selama ini nulis sinopsis pakai kalimat langsung? Hayooo??? sebaiknya sudahi yah. Sinopsis itu tidak ada kalimat langsung. Kalimat langsung? Mending tulis di cerita saja.

Berikutnya, ketika sinopsis ini disampaikan ke penerbit, maka ingat EBI. Jangan sampai ada kata yang tidak baku, ejaan yang ngaco, serta kata-kata yang tidak sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang benar. Waspadai ini. 

Saya pernah ditolak penerbit karena salah dalam menuliskan sinopsis. Jadi, jangan sampai Anda mengikuti jejak saya yah. ^_-

Aturan berikutnya adalah Mampu memetakan cerita. Sebagai seorang penulis, kita dituntut untuk cerdas dalam memetakan cerita yang kita buat. Ibaratnya, ketika ada orang bertanya tentang bagian-bagian penting di dalam cerita, maka si penulis mampu menuliskan bagian-bagian penting tersebut. Ini yang saya maksud. 

Sebagai contoh seperti ini. Mungkin kita hanya bisa mengingat-ingat bagian-bagian terpenting di dalam suatu cerita. Coba tulis saja corat-coret di kertas gitu. Setelah itu terkumpul baru kemudian susun dari bagian-bagian terpenting dari cerita tersebut untuk dijadikan sinopsis. 

Tahu bagian terpenting dan tidak itu bagaimana kak? Waduh, mana saya paham. Yang tahu penting atau tidaknya bagian itu adalah penulis itu sendiri. Intinya kalau bagian terpenting dari cerita saya maka saya akan ambil bagian-bagian cerita yang mendukung premis. Jadi, kembali lagi ke premis. Selama bagian cerita tersebut "terlalu jauh dari mendukung premis cerita" maka tak usah ditulis di sinopsis. Sebagai contoh di sinopsis, kita mencerita sang karakter makan nasi uduk, lengkap dengan lauk pauknya. Emangnya itu penting? Kan nggak juga. Seperti itu.

Mungkin itu dulu yang bisa saya sampaikan soal sinopsis. Tips, menulis kali ini semoga bermanfaat. 

Love You 3000 ^_^

Panduan MenulisWhere stories live. Discover now