Ide

3.1K 250 17
                                    

Sebuah tulisan tak akan lahir tanpa sebuah ide. Terus terang ide itu bisa muncul dari mana saja. Ketika Anda makan, ketika Anda sedang ditilang polisi, bahkan ketika Anda sedang duduk di toilet pun ide itu akan datang. Permasalahannya adalah bagaimana kalau ide itu banyak dan tak bisa dieksekusi semuanya?

Inilah penyakit para penulis pemula termasuk saya. Terlalu banyak ide. Dan ide-ide itu harus dieksekusi secepatnya agar tidak pergi. Ternyata pikiran saya selama ini salah. Tentu saja ide harus dieksekusi tetapi tidak setiap ide itu baik.

Ada ide-ide yang malah bikin blunder bahkan ada ide yang malah akan menghancurkan cerita yang kita bikin. Lho, terus gimana dong?
Saya akan mengajarkan yang namanya manajemen ide.

Anjir, ide saja dimanajemeni? Gimana tuh?

Begini, otak kita itu tempatnya ide dan ide manusia itu tidak terbatas. Setiap kita mengalami sesuatu atau melihat sesuatu, kita pasti akan mendapatkan ide. Tetapi ide yang sekedar ada di otak saja itu tidak cukup. Ide akan jadi karya emas kalau dituangkan lewat tulisan. Sedangkan ternyata ide itu akan terus datang terus-menerus tanpa henti.
Dalam hal ini, kita akan mengenal beberapa macam ide sesuai bentuknya.

1. Ide busuk alias sampah. Sesuatu id yang melintas di benak kita tapi kita buang begitu saja. Ada beberapa sebab kenapa kita melakukannya. Bisa jadi karena tidak sesuai dengan idealisme si penulis, bisa jadi karena bobot cerita yang terlalu berat, bisa jadi karena bukan genre kesukaan.

2. Ide daur ulang. Ide ini sebenarnya adalah ide dari tulisanyang sudah pernah ada, kemudian dari sini dieksekusi sebuah karya yang baru dengan wajah baru dan tema baru. Bisa jadi juga sebuah dunia baru. Hanya saja ide daur ulang kalau tidak diberi sesuatu yang istimewa hanya akan menjadi karya sampah. Ide daur ulang bukan plagiat. Setiap ide tak bisa dikatakan plagiat, karena itu murni ada di otak manusia.

3. Ide fresh. Ide inu termasuk ide yang unik. Belum pernah ada sebelumnya. Biasanya para penulis terjebak di sini. Mereka berusaha mencari ide yang benar-benar fresh padahal mereka cuma mendaur ulang ide yang sudah pernah ada. Sehingga mereka lalu menghapus ceritanya dan tidak jadi dieksekusi. Padahal tak ada yang salah kalau idenya menarik
.

4. Ide brilian. Ide yang pada awalnya merupakan ide sampah tetapi kemudian si penulis mampu mengeksekusi ide itu menjadi sebuah tulisan yang bagus. Di sini biasanya para penulis akan menjadi penulis yang terkenal dengan karyanya tersebut. Contoh ya Sir Arthur Conan Doyle yang menganggap Sherlock Holmes adalah ide yang sampah. Namun akhirnya ia harus mengakui konsultan detektif itu lebih diminati oleh para pembaca meskipun ia tak suka.

Lalu bagaimana caranya agar ide itu tidak lari atau meluap begitu saja?
Tulis. Tulis dengan apapun yang kamu punya saat itu. Ponsel, catatan kecil, tissue makan dan sebagainya. Simpan ide-ide itu dan kelompokkan berdasarkan genre atau cerita. Suatu saat nanti dikala Anda stuck maka baca kembali ide-ide yang sudah anda tulis tersebut, maka Anda bisa dapat inspirasi dari sana.

John Wick tak pernah gagal dalam setiap tugasnya, karena ia orang yang fokus. Seorang penulis juga begitu, agar menulis lancar maka ia harus fokus dengan tulisannya. Kalau tidak fokus, maka hanya kegagalan yang akan diperoleh. Saya sendiri harus fokus menulis sebuah cerita sebelum pindah ke cerita yang lain.

Jangan pernah mengeksekusi ide yang masih belum matang. Setiap cerita harus dibuat dengan melihat segala aspek yang ada di cerita itu. Saya akan bahas di bab berikutnya.
Ketika kita bingung mau menulis cerita apa. Maka coba lihat tulisan kumpulan ide tadi. Dari sana mungkin kita bisa dapatkan pencerahan. Atau bisa jadi kita akan mendapatkan ide baru.

Sekali lagi ingat, ide tanpa dieksekusi tak ada artinya. Kalau ada ide maka eksekusi saja ide tersebut. Persoalan bagus atau tidak kita lihat saja nanti.

Panduan MenulisWhere stories live. Discover now