P E R T A M A

4.4K 409 27
                                    

Mohon vote jika suka.

Enjoy!
.
.
.

"(Name), kau yakin akan sekolah disana?"

Lelaki yang berstatus kakak itu bertanya sambil memakan makan malam yang ada dimeja makan.

Helaan nafas lelah terdengar.

"Hentikan itu! Sudah berapa kali kau bertanya?"

(Name) merapihkan bajunya di depan cermin dengan wajah sebal.

"Habisnya itu kan sekolah laki-laki. Masih banyak kok sekolah lain selain Housen."

Sang kakak kembali membujuk setelah menyuap satu sendok makanan ke mulutnya.

Lagi lagi (Name) berdecak sebal–kenapa kakanya cerewet sekali sih? Ia kemudian mengambil tas selempang bewarna hitam yang tergantung dibalik pintu kamar dan langsung berjalan menuju pintu utama.

"Sekarang tidak lagi, lagian kenapa kau yang ribut sih?"

"Aku ini menghawatirkan muuu! Lagian kau bisa kesekolah lain dari pada disana!"

Sambil mengunyah, sang kakak menunujuk (Name) dengan sendok masih ada ditangan.

"Sudahlah, aku pergi."

"Hey dengarkan aku dulu!"

"(Name)!"

Selepas memakai sepatunya (Name) melangkah keluar meninggalkan sang kakak yang masih berteriak memanggil namanya berusaha membujuknya.

____________

Malam ini terasa dingin, angin berhembus pelan menyusuri jalanan yang sepi.

(Name) melangkah tenang dijalanan sepi ditemani bulan yang mengikutinya dari atas.

Tangannya sibuk memainkan ponsel kepunyaannya tanpa terlalu peduli sekitar.

Bugh bugh bugh

Ia terhenti, alisnya melengkung begitu telinganya mendengar suyup suyup suara gaduh diujung jalan sampingnya. Ia menoleh dan berusaha mencari sebab megaduhan itu, namun nihil, tidak ada siapapun disana. Sepertinya itu berasal dari belokan yang ada di ujung jalan sana.

Ia menaruh ponsel ditas lalu berjalan pelan menelusiri jalanan yang terhimpit oleh toko dan rumah itu.

Ia semakin yakin setelah berjalan semakin dekat. Sampai di ujung jalan, ia bersembunyi dibalik tembok lalu mengintip apa yang sedang terjadi.

Matanya melihat satu lelaki yang sedang melawan segerombolan lelaki. Sepertinya dia kewalahan.

Awalnya (Name) tidak peduli, karena ia tidak ingin ikut campur. Namun, ia melihat salah satu dari lelaki itu mengeluarkan pisau dari balik tubuhnya.

Heh, main curang.

Satu lelaki berbaju putih yang terlihat berusaha melawan sebisa mungkin mulai terpojok. Bagaimana juga, dia itu manusia yang kalau dikeroyok oleh limabelas orang juga akan kewalahan.

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Where stories live. Discover now