K E T I G A

2.2K 338 24
                                    

.
.
.

"Apa yang kau lakukan disini?"

(Name) menoleh mendapati Sawamura Seiji sedang berdiri dengan raut wajah penasaran disebrang sana.

"Hanya duduk." ujar (Name) lalu langsung pergi tanpa ingin memperpanjang pembicaraan.

Sial, kenapa jam pelajaran terakhir harus dibebaskan karena embel-embel rapat?

Sekarang ia tidak tahu ingin kemana. Oh tunggu, apa sekolah ini punya rooftop? Pertanyaan macam apa itu, tentu saja punya.

(Name) berjalan menaiki tangga tanpa memperdulikan banyaknya lelaki botak yang melihat dan mengganggunya.

Sesampainya ditangga terakhir, (Name) membuka pintu kayu yang sudah cukup tua itu lalu masuk dan membiarkan pintunya terbuka.

Ia berjalan ketepi pembatas menatap langit, angin menerpa menerbangkan helaian rambut yang terurai. Ia memejamkan matanya menikmati angin yang segar siang ini.

"Mengapa kau memilih sekolah ini?" Seseorang bertanya dari belakang.

(Name) yang terkejut pun sontak berbalik, menemukan Sachio sedang bersender tembok dengan tangan yang berada disaku celananya.

"Memangnya kenapa?"

"Hanya bertanya."

Sachio melangkah mendekati (Name), ia berhenti setelah disampingnya dan melihat pemandangan sekitar dengan tangan menjadi penyangga ditembok pembatas.

"Kau tidak takut?" tanyanya lagi, tanpa melihat (Name).

"Takut?"

(Name) mentapanya bingung lalu ikut melihat pemandangan dari atas.

"Takut dengan kawanan botakmu itu?"

Sachio terkekeh mendengar itu.

"Kau itu perempuan, berada di tengah-tengah kawanan laki-laki itu tidak baik. Kau tidak tau apa yang mereka pikirkan. "

"Termasuk dirimu?"

Sachio menoleh menatap (Name) yang mengerutkan keningnya bingung. Ia kembali memperhatikan pemandangan.

"Ya."

"Kalau begitu, beritahu aku apa yang akan kau lakukan kepadaku?" (Name) berujar santai.

Lagi lagi Sachio menoleh menatap (Name) namun kali ini dengan tatapan lekat, (Name) hanya bisa berekspresi tenang membuat Sachio membuang wajah sambil menyeringai.

Perempuan ini benar-benar tidak bisa ditebak.

"Entahlah."

(Name) mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, ia kembali melihat langit.

"Sachio." Guamannya didengar oleh lelaki disampingnya.

Sachio menoleh merasa dirinya dipanggil "Kenapa?"

(Name) menggeleng pelan "Hanya memanggilmu saja."

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora