S E P U L U H

1.6K 272 11
                                    

Hey, buat kamu yang hanya membaca cerita ini tanpa memberikan vote. Tolong yah, vote kalian itu benar-benar berarti buat aku ngelanjutin cerita ini.

.
.
.

Cahaya menusuk mata Sachio menyuruhnya bangun. Mata itu perlahan terbuka, ia sedikit menggeliat sebelum sepenuhnya sadar.

Matanya melirik kebawah, merasakan sesuatu mengganjal dibagian dada. Sontak melebar tidak percaya, ia menahan nafas.

Kenapa ada (Name) disini?

Ah benar, semalam ia tertidur dengannya.

Menyadari hal itu baru Sachio bisa bernafas dengan lega.

Semalam, ia menolak ajakan (Name) untuk tidur dengannya dan setelah itu (Name) hanya diam sambil memunggungi Sachio, Sachio yang berpikir bahwa (Name) marah pun mengeceknya namun betapa sialnya ada gemuruh dan petir yang sangat menkutkan membuat mereka terkejut lalu tanpa sadar saling berpelukan dan entah sejak kapan mereka malah tidur saling berpelukan.

Sachio menghembuskan nafas lelah, kenapa kejadian seperti ini harus terjadi?

Iris matanya melirik (Name) yang masih tertidur lelap. Entah jam berapa mereka memejamkan mata, yang ia ingat semalam hanya detak jantungnya yang menggila.

Jari telunjuknya terulur mengusap secara perlahan. Kulit sebening susu, alis yang sempurna, ah, Sachio baru menyadari (Name) memiliki tahi lalat kecil di bagian sisi pipi atas kiri. Jarinya kembali bergerak pelan, hidung yang mancung dan bibir tipis bewarna peach.

Ia mengusap bibir itu sambil memandnagnya lekat. Bibir (Name) terasa lembut dan kenyal.

Merasa risih, (Name) mengemut bibir bawahnya pelan, membuat jari Sachio yang masih disana ikut teremut sedikit.

Sachio terdiam, jantungnya kembali menggila. Sial, rasanya sangat menegangkan.

Ia menatap wajah ayu itu dalam. Secara sadar atau tidak sadar, ia membawahkan dirinya dan mendekatkan wajah hingga kedua kening mereka menyatu. Ibu jarinya mulai mengelus pipi (Name) secara perlahan.

Rasa pegal ditangan akibat dijadikan bantal oleh (Name) tidak dirasa.

Sudah berapa lama Sachio menatap (Name) dengan jarak sedekat ini? Entahlah.

Alis (Name) perlahan menyatu lalu bergeliat kecil, mendusel ke leher Sachio mencari kehangatan yang nyaman disana. Posisi ini membuat (Name) memeluknya semakin erat.

Sachio yang masih ingin seperti ini sebentar akhirnya kembali memejamkan matanya. Tidak peduli tentang jam dan sekolah.

_____________

"Sampai sini saja, rumahku lewat jalan ini."

(Name) berhenti membuat Sachio memberhentikan langkahnya juga.

"Biar ku antar." tawar Sachio.

(Name) menggeleng "Tidak perlu."

Sachio mengangguk ragu "Baiklah."

"Kalau begitu, sampai jumpa." ucap (Name) sambil melambaikan tangannya dan mulai melangkah pergi.

Sachio memandangnya sejenak dengan tatapan yang sulit dijelaskan lalu kembali berjalan pergi.

Ting.

Notifikasi ponsel mambuat (Name) mengambil ponsel itu didalam saku jas sekolah Sachio yang ia kenakan.

Matanya bergerak membaca pesan yang tertera, sontak melebarkan matanya.

Ahh, sial. Ia lupa kemarin.

FALLING LOVE [Sachio X Reader]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن