CHAP SPESIAL TAHUN BARU!

1.2K 169 8
                                    

Spesial chap!!

Sedikit doang kok.

.
.

"(Name), turunkan itu sekarang!"

Dinginnya malam terasa akan membuat siapapun beku terlebih saat musim seperti ini. Namun gadis yang sedang berdiri diatas sana seakan mati rasa, tubuhnya bahkan hanya terselimuti baju piyama tidur.

"Menjauh!"

Jembatan besar yang membentang menjadi tempat dimana mereka sekarang. Dapat dipastikan, satu langkah kebelakang ia akan terbang. Tubuhnya gemetar, dinginnya salju yang turun membekas di kulitnya yang tidak lagi putih bersih. Warna merah keunguan terpapar jelas dibeberapa bagian disana.

"(Name)! Kumohon." kalimat bujukan lagi-lagi terlontar.

(Name) menggeleng, matanya merah bahkan terasa perih dalam satu waktu. Tangan kanannya menodong pistol kearah depan, dimana orang-orang berkumpul ingin mendekatinya, sementara tangan kirinya terasa kaku karena harus mempertahankan posisinya memegang benda bulat itu.

"Pergilah, menjauh dariku."

"Jangan bodoh (Name)! Percayalah padaku, aku akan menjinakannya!"

"DIAM! JIKA AKU MELEPASKANNYA INI AKAN LANGSUNG MELEDAK!"

Sebagian yang ada disana tertegun, khawatir (Name) akan melepaskan genggaman bom yang ada di tangannya.

.
.

"YUKEN!"

"PERGI, SACHIO!"

"Tapi kau–"

"Cepat selamatkan (Name), bodoh!"

Sachio diambang bimbang. Ia harus menyelamatkan Yuken yang tertusuk atau meninggalkannya dan menyelamatkan (Name)?

"Brengsek, Sachio. Kau tidak percaya pada kami ya?" Eimei datang selepas menghajar musuh yang menghalau, ia langsung kembali menghajar musuh setelahnya.

"Pergi!" seru Kenzo ditengah pertempuran.

Sachio mengepalkan tangannya erat, kakinya mulai melangkah dan berlari, sebisa mungkin menghindari pertempuran.

Didepan sana ada seseorang yang menunggunya dengan kayu ditangan, Sachio ingin berhenti dan melawan sebelum orang itu terlempar karena seseorang.

"Pergilah, kami bisa mengatasi ini." Seiji datang dengan keadaan yang sudah kacau.

"Kuserahkan padamu." Sachio kembali berlari.

.
.

(Name) menghembuskan nafas kasar, mendongak agar air matanya tidak jadi terjatuh. Melihat sang kakak menangis membuat hatinya sakit, terlebih wajah frustasi dari kelima geng besar yang menjaga kawasan ini.

"Jam berapa sekarang?" tanya (Name) menengok kearah Roky.

Semua atensi tertuju padanya.

"Jam 11: 57 malam." jawab sang ketua White Rascals.

Lagi-lagi (Name) menghembuskan nafas kasar, nafasnya bahkan mengeluarkan asap karena dinginnya musim salju.

Cobra merasa ada yang janggal dari tingkah laku (Name).

"Kenapa?" tanyanya penasaran.

(Name) menunduk "Tidak apa-apa. Hanya saja–"

"–entah mengapa aku merindukan seseorang." perkataan lirih (Name) mampu didengar oleh mereka semua.

"Siapa?" Murayama bertanya.

(Name) tersenyum tulus, namun mereka tahu, itu adalah senyum kesedihan.

"Lelakiku." jawab (Name) yakin.

(Name) terkekeh "Ini mungkin terdengar tidak tau diri, setelah aku menggantungnya tanpa kepastian, aku malah tanpa tau diri bilang bahwa dia adalah lelakiku."

"Tapi...tolong katakan kepadanya bahwa ketakutan terbesarku adalah–saat aku harus bertemu dengannya. Dari dulu aku tidak percaya akan cinta, aku selalu berkata bahwa aku tidak akan menikah seumur hidup, aku pikir semua lelaki sama saja."

"Tapi–ada kalanya saat aku khawatir dengan perkataanku sendiri. Aku takut akan ada lelaki yang menghancurkan pikiranku tentang dirinya. Lelaki setia, lembut dan memegang janji. Dan ya...aku telah bertemu dengannya. Dan aku akui–" (Name) lagi-lagi mengambil nafas.

"–aku telah jatuh cinta. Aku kalah dalam permainan yang aku ciptakan sendiri."

"Maaf karena terlalu banyak kata yang kuucapkan untuknya. Tapi selama ini, aku tidak pernah bisa menceritakan perasaanku untuknya, dan aku sadar, ini kesempatan terakhir."

(Name) terdiam. Orang-orang yang ada disana mulai tidak bisa menahan tangis. Roky melirik jam tangannya, tinggal menghitung detik tahun akan berganti.

"Selamat tahun baru, aku harap kalian bahagia. Dan juga, tolong sampaikan kepadanya, bahwa aku menyesal terlambat mencintainya."

"Terimakasih dan selamat tinggal."

"(NAME)!"

Diakhiri dengan senyum pedih, (Name) mulai melangkah mundur dan terbang, Meski beberapa detik kemudian tubuhnya terasa remuk saat menyentuh kencang dinginnya air di barengi dengan air yang meledak keluar serta suara ledakan keras.

DUARR!

DUARR!

Kembang api tanda pergantian tahun terdengar menggelegar dan menghiasi langit malam.

"(NAME)! (NAME) BRENGSEK!" Serizawa berusaha memanjat pagar pembatas namun dicegah oleh Hyuga.

Semuanya terkejut, kejadian barusan terasa cepat namun lambat. Mereka sontak berlari tadi, berusaha menggapai tangan (Name) yang akhirnya tidak tergapai.

Semuanya panik, mata dan mulut mereka melebar dan ada pula yang berteriak histeris lalu langsung menangis keras.

"TELFON POLISI! SELAMATKAN ADIKKU, BAJINGAN!" Serizawa masih meraung keras.

Yang lain hanya bisa diam memejamkan mata sambil menahan amukan Serizawa.

"SADAR, (NAME) SUDAH TIDAK ADA!" Murayama berteriak keras.

Brug.

"(Name)?"

Mereka semua sontak menengok kearah datangnya suara. Disana, Sachio terduduk lemas dengan keringat bercucuran. Ia menggeleng kaku dengan mata melebar.

"Tidak mungkin."

.
.

Yaaaaaaaa

Happy New Year guysss!!!!!

Btw kalian ngapain nih malem tahun baru?

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Where stories live. Discover now