L I M A B E L A S

1.5K 247 7
                                    

Yang baca banyak, yang vote dikit. Sadಥ_ಥ.

.
.

Bruk.

(Name) mengerutkan pelipis saat punggung serta pantatnya menyentuh suatu benda keras.

Rasa nyeri membuat matanya perlahan terbuka, menerjap-nerjap menyesuaikan cahaya yang menusuk, dan pemandangan yang masih berputar.

Rasa penasaran memasuki pikirannya, terlebih merasakan tubuhnya terasa dingin. Ia menunduk, melihat pakaiannya. Sontak melebarkan mata saat melihat dirinya hanya memakai tanktop hitam yang memang ia kenakan sebagai baju dalam.

Ia sepenuhnya tersadar sekarang, dirinya sedang berada di bathtub kamar mandi miliknya.

Tak.

Suara itu mengalihkan atensi (Name). (Name) kembali dibuat kaget oleh apa yang ia lihat sekarang. Sachio berdiri disana, sehabis menyabut shower yang memang tertempel disana.

Mata (Name) membulat dengan alis melengkung, memandang tidak percaya adanya Sachio bersama dirinya di kamar mandi miliknya sekarang.

"Sachan?"

Sang empu yang dipanggil tidak merespon. Sachio menyalakan shower yang mengalirkan air hangat, ia berjalan mendekat tanpa ekspresi dan langsung menarik tangan (Name) lalu mengguyur nya dengan air hangat.

(Name) jelas terkejut, ia kembali menarik tangannya tanda memberontak. Namun ia tidak punya tenaga lebih, Sachio kembali menarik tangan (Name) lebih kasar dari sebelumnya.

"Brengsek, apa yang kau lakukan, bajingan?!" pekik (Name) tidak terima. Ia masih berusaha menarik kembali tangannya, yang malah berujung cekalan Sachio yang semakin kuat.

Sachio seakan tuli, dirinya tidak peduli raungan penolakan yang sedari tadi terlontar dari bibir tipis milik (Name). Ia mengusap-usap sesekali menekan karena (Name) memberontak. Air hangat sudah membasahi hampir seluruh tubuh (Name), tangan Sachio beralih ke daerah leher. Matanya menajam kala melihat coretan di bagian atas dada. Ibu jarinya menekan deretan angka disana.

(Name) masih belum menyerah, ia mengambil botol sampo berukuran sedang dan langsung memukul kepala Sachio berulang kali membuat Sachio merampas benda itu dan melemparnya dengan kasar.

(Name) mengeraskan rahang, giginya saling menggeletuk karena amarahnya, nafasnya berubah menjadi tidak teratur.

Melihat Sachio yang terdiam sambil berdiri menunduk membuat (Name) menyadari satu kesempatan. (Name) berdiri, meski rasa pusing melanda kepalanya. Dirinya langsung mencengkram rambut belakang Sachio dan membenturkan kepala Sachio kedingding berulang kali.

"Brengsek, bajingan!" umpat nya tidak tertahan.

Awalnya Sachio diam, ia hanya sesekali meringis kesakitan. Namun itu hanya sesaat sebelum benturan yang diberikan (Name) sudah mulai melemah.

(Name) memilih berlari hendak meninggalkan tempat ini sejauh mungkin, setidaknya untuk sekarang. Itu niatnya, sebelum cekalan tangan datang dan langsung menarik tanganya kencang. Punggungnya terasa panas saat berbenturan dengan tembok yang keras. Ia kembali merasakan usapan kasar dibagian atas dadanya, tepatnya sebuah tato bergambar deretan angka yaitu 14850. Sachio terlihat sangat marah dengan tato itu, seakan ingin menghapusnya.

(Name) mencekal tangan Sachio, menghentikan usapan menyakitkan yang membuat bagian itu menjadi merah.

Tangannya bergetar dengan mata yang menatap Sachio murka.

"Kau!"

"Tidak akan pernah kumaafkan seumur hidup! Kau, akan kubuat menderita hingga ingin mati rasanya. Sialan!"

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang