D E L A P A N B E L AS

1.3K 222 19
                                    

.
.

"Masuk akal? Memangnya kalian memikirkan apa?" tanya (Name) dengan nada menantang.

Kenzo terkekeh sambil membuang nafas kesal "Tentu saja, kau yang tiba-tiba ada diantara para lelaki, gerak-gerikmu yang mencurigakan. Dan foto ini, itu sudah bisa menjadi bukti bukan?"

(Name) tersenyum miring dengan wajah tidak percaya.

"Dari mana kalian mendapatkan foto itu?" tanyanya lagi.

"Agen rahasia yang menjaga kawasan SWORD yang bersekolah disini," balas Eimei dengan percaya diri.

Mata (Name) sedikit menyipit, bibirnya menahan sesuatu disana.

"Agen rahasia? Siapa?" matanya menelusuri satu-persatu orang di hadapannya. Ia tertegun setelah menyadari sesuatu, dengan kaku (Name) membalikan tubuhnya.

"Kau?" tanyanya dengan alis terangkat satu menatap Remi.

Gadis didepannya menatap (Name) angkuh lalu bersedekap dada.

"Ya," balasnya cuek.

"Sebenarnya aku tidak diizinkan untuk memberi tau identitasku yang sebenarnya, tapi karena ini mendesak jadi aku harus membongkarnya," lanjutnya sambil mengalihkan pandangan.

"Benarkah?" tanya (Name) sambil memiringkan kepalanya.

"Dan kalian percaya?" lanjutnya disertai senyum miring.

Para inti dan pasukannya tidak menjawab.

"Kau meragukanku?" Remi menatap (Name) dengan dahi mengkerut.

"Tentu saja, perkataan yang keluar dari bibir dan sebuah foto tidak bisa menjadi bukti bahwa kaulah agen rahasia nya bukan?" (Name) menatap Remi dengan tatapan remeh.

Remi menggigit bibir bawah dalamnya pelan, tanpa sadar tangannya terkepal.

Remi memegang kalung yang terpasang di lehernya, memperlihatkan kalung itu.

"Aku juga punya tato pedang dengan naga melingkar di atas dada, yang menandakan bahwa aku adalah agen rahasia Aihara crop," ucap Remi dengan nada sambong.

"Hanya itu?" tanya (Name) dengan alis terangkat satu.

"Itu sudah cukup untuk saat ini, yang terpenting adalah, kau sebagai pengedar obat terlarang."

(Name) menundukan kepalanya, tersenyum remeh disana.

"Lalu kau akan apa?" tanyanya menantang.

"Aku masih memberikanmu kesempatan, keluar dari sekolah ini dan pergilah. Jangan pernah terlihat dimata kami." ujar Remi tenang, ia bersedekap dada memandang (Name) serius.

"Aku menolak." (Name) berucap datar. Matanya menatap Remi dingin dengan tangan yang juga bersedekap dada.

"Buktimu terlalu sedikit, kau juga tidak memberikanku kesempatan untuk menjelaskan. Kenapa kau selalu menekan agar aku berkata iya?"

"Begini saja... mari bertaruh. Jika aku bukanlah seorang pengedar, turuti semua perkatanku. Jika aku tidak bisa membuktikannya, aku bersedia menerima apapun hukumannya. Waktunya satu minggu." saran (Name) dengan alis terangkat satu menang Remi.

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang