E X T R A P A R T II

1.3K 150 19
                                    

____________

"Jadi, ada lagi yang mau bicara?"

"Tidak, ketua!"

Puluhan pasukan Housen menunduk hormat pada Sachio. Tidak ada yang berani mengangkat kepalanya, bahkan ke - empat inti sekolah ini hanya menatap dari meja yang ditempati di sudut ruangan ini.

Yuken memainkan lidahnya didalam mulut, mengangkat sebelah alisnya dan menipiskan bibir sambil menunduk. Sawamura terdiam dengan tatapan penuh arti menatap Sachio yang masih berdiri dengan tegap di sana, sedangkan beberapa orang yang merupakan bagian dari anggota tergeletak di lantai dengan tak berdaya.

"Jika kalian masih tidak terima, majulah. Langkahi aku dulu sebelum berani menyentuhnya."

Sangat mencekam. Siapapun yang mendengar itu langsung merinding. Ketuanya benar benar sangat marah saat ini. Ucapan datar penuh penekanan membuat tidak ada yang berani membantahnya.

Flashback

Sachio sedang duduk dikelasnya, menatap fokus pada layar handphone miliknya yang menampilkan sebuah video? Seorang perempuan yang sedang ada di kelas, mengikuti pembelajaran tak menyenangkan yang membuat gadis itu menampilkan wajah bosan sambil menopang dagu.

"Sachio."

Sachio menoleh mendapati Yuken yang duduk di atas meja disampingnya, kedua tangannya bertumpu dimeja di antara kedua pahanya, membuat tinggi Yuken menjadi agak rendah. Dengan kaki yang berayun dan seringai di bibirnya

"Mau melihat tikus kecil?"

Sachio menatap Yuken datar. Yuken ini salah satu orang yang sulit ditebak. Si jenius pirang yang gila.

"Apa?"

Yuken menyalakan handphone miliknya, langsung menunjukan kepada Sachio, seakan sudah menyiapkan apa yang memang ingin di sampaikan.

Sachio menatapnya, itu bukan video, tapi sebuah voice note yang tidak sampai 1 menit.

"Cewek sialan itu bukannya adiknya Serizawa?"

"Bangsat, Yang bener?! Serizawa musuh bebuyutan Housen itu kan?!"

"Si jalang itu cari mati rupanya."

"Sebar beritanya, pasti banyak yang tak terima, dia pasti bakal ditendang keluar."

"Kau pikir itu cukup, hah?!"

"Terus gimana?"

"Keroyok aja, terus perkosa rame-rame."

"Gila, boleh juga. Badannya juga bagus."

Yuken menyimpan kembali handphone nya begitu voice note itu berakhir. Tak lama kemudian meja yang ada didekatnya terhempas berantakan, akibat dari tendangan Sachio.

Flashback end

Sachio pergi dengan santai, sesekali menepuk nepuk membersihkan bajunya yang terkena noda darah dari sang lawan. Namun bukannya hilang tentu itu semakin membuat warna merahnya menyebar.

"Bangsat, gara gara kalian aku jadi tidak bisa bertemu dengannya."

Pasukan botak masih tetap menunduk, atmosfer di ruangan tak kunjung membaik. Benar benar tidak ada yang berani berbicara atau bahkan menatap sosok Sachio saat ini. Jangankan itu itu, menggerakkan jari saja rasanya seakan Sachio akan mengetahuinya. Sementara Yuken - sang pengadu -  hanya menunduk sambil tersenyum miring.

"Bilang padanya aku tidak sekolah karena menemani ibuku dirumah sakit."

__________________

"Kau cemburu, Sachio?" Tanya Yuken. Dia berjongkok disamping Sachio yang duduk dilantai.

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Where stories live. Discover now