T I G A B E L A S

1.4K 214 9
                                    



.
.
.

"Kau ingin memakan apa nanti malam?" Serizawa meletakan sebungkus sosis kedalam keranjang yang ia bawa ditangan.

"Terserah." jawab (Name) yang ada disampingnya dengan nada malas sambil memandang ponsel.

Serizawa berjalan kearah rak makanan cepat saji "Nasi goreng?"

"Tidak."

Serizawa mengangguk "Bento?"

"Tidak."

Lagi lagi Serizawa mengangguk "Ayam goreng?"

"Tidak."

"Lalu kau mau apa?" Serizawa menatap (Name) kesal.

"Terserah." Ucap (Name) tidak peduli.

Serizawa mengangkat tangannya hendak memukul (Name) dengan raut wajah marah namun ia tahan. Ia lebih memilih menghembuskan nafas lelah dan kembali memilih makanan daripada berdebat dengan adiknya.

(Name) memainkan ponsel dengan nyaman bahkan ketika ia harus mengikuti Serizawa yang sedang memilih-milih. Tiba-tiba ia merasa merinding, seperti ada yang sedang mengamati. Ia mengedarkan pandangannya dan berhenti pada seberang rak makanan ini.

Lelaki dengan kemeja putih yang tidak dikancing menampilkan kaus hitamnya sedang berdiri diujung sana. Sachio. (Name) memandangnya datar lalu kemudian berjalan keluar.

"Ku tunggu didepan." ucapnya pada Serizawa.

Serizawa bingung, ia menatap (Name) heran lalu mengedarkan pandangannya dan menemukan Sachio yang masih menatap (Name).

_________

"Sudah selesai?" tanya (Name) saat melihat Serizawa keluar dari minimarket.

"Sudah."

Pandangan (Name) seketika mendatar saat melihat Sachio ada dibelakang Serizawa. Ia terdiam sejenak.

"Aku ada urusan." ujarnya, ia langsung melangkah pergi.

"Eh, urusan apa?"

"Aish, anak itu." gerutu Serizawa.

Ia kemudian menatap Sachio yang masih setia memandangi kepergian (Name).

"Kau punya masalah apa sih sama dia?"

_________

Angin sepoi-sepoi terkadang menerpa mereka. Sambil memandangi sungai dari pinggir jalan, Sachio menceritakan semuanya kepada Serizawa.

"Ohh, begitu." Serizawa mengangguk mengerti.

Sachio menatap Serizawa sedikit heran "Kau tidak marah aku punya perasaan seperti itu kepada (Name)? Kau juga tidak marah (Name) pergi ke tempat seperti itu?"

"Apa yang kau katakan, tentu saja aku marah. Tapi kalau tentang perasaanmu itu, gimana yah, menurut ku itu hal wajar sih, kalau kau sedang jatuh cinta kau pasti tidak ingin dia dekat-dekat dengan yang lain kan? Kau hanya ingin memandang wajahnya setiap hari, tanpa harus berbagi. Ya kan?"

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Where stories live. Discover now