S E M B I L A N B E L A S

1.6K 249 19
                                    

Ya ampun. Tadi kaget + panik banget pas mau buka cerita ini malah ga bisa terus ada bacaan. Cerita ini tidak bisa dibuka karena tidak layak atau apalah. 😭

Sumpah, panikkkkk!

Oh ya, mau nanya dong. Kalian baca cerita ini tuh seberapa cepet sih?

.
.

"Benarkah, apa kau benar-benar percaya padaku?" (Name) melepaskan dekapan Sachio, memandang iris mata hitam milik sang lelaki.

"Ya."

"Kalau begitu." (Name) mundur satu langkah. Ia sedikit menyingkap rok pendek selutut yang ia gunakan, mengambil belati yang ia tempatkan disana.

"Matilah untukku." perintahnya dengan tangan yang terulur memberikan belati.

Sachio terdiam memandang (Name).

(Name) berdecih memahami situasi. Ia kembali menarik tangannya. Tentu saja, siapa yang rela mati hanya untuk mendapatkan kepercayaan seseorang?

Mengejutkan! Sachio mengulurkan tangannya, meminta belati itu.

(Name) memandangnya sedikit terkejut.

"K-kau-"

Sachio maju mengambil tangan (Name) yang memegang belati. Masih didalam genggaman (Name), Sachio mengarahkan belati itu tepat di dada bagian kiri.

Perlahan-lahan Sachio mulai menekan tangan (Name) agar semakin bisa menyentuh dadanya, membuat sedikit rembesan darah muncul dari kaos tipis yang dipakainya.

(Name) hanya diam, tidak ada niatan menghentikan Sachio.

Sachio menatap mata (Name) dalam, menyampaikan setiap kata cinta yang tak dapat diucap.

"Aku mencintaimu." ucapnya sebelum menarik pinggang (Name).

Sachio memejamkan matanya. Namun aneh, mengapa ia tidak merasa sakit? Apakah ia sudah mati? Tunggu, kenapa ada tangan yang membalas pelukannya?

"Hahaha." suara tawa terdengar.

Sachio langsung membuka mata dan melepaskan pelukan. Matanya terbelak saat melihat (Name) sedang tertawa didepannya.

"Apa ini? Apa aku mimpi?" tanyanya polos.

(Name) semakin tertawa renyah, membuat Sachio tertegun dibuatnya.

"Kau tidak mati bodoh. Aku menjatuhkan belatinya tadi." jelasnya.

Sachio melihat kebawah, dimana belati unik itu tergeletak disana.

"Kenapa?" tanya Sachio heran.

"Kenapa? Tidak apa-apa." (Name) masih sedikit tertawa.

Sachio terdiam memikirkan semuanya. Aneh, ia masih belum mengerti dengan jelas.

"Kau terluka." perkataan (Name) kembali menyita perhatian Sachio.

Semakin terkejut, (Name) menariknya untuk duduk di sofa usang yang memang ada disana.

"Buka bajumu."

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang