T H E E N D

1.7K 184 6
                                    

.
.
.

"Jadi, siapa yang harus kuhabisi? (Name)."

(Name) tertegun, mata Sachio menyiaratkan kemarahan dan dendam. Sudut bibir (Name) tertarik, menatap Sachio penuh minat.

Tangan (Name) membelai wajah Sachio hingga turun ke rahang kokohnya. Mengusap jakun Sachio sejenak lalu beralih ke bibir penuh milik laki-laki itu.

Jantung (Name) menggila. Ya... Ini yang dia inginkan selama ini. Dicintai dengan begitu dalam, hingga rela mengorbankan apapun, menghabisi lawan hanya untuknya.

.
.

Pertarungan epic, karena ada dua geng besar yang turut hadir dalam menghabisi kidra. Housen dan Oya Kou, untuk pertama kalinya bertarung bersama untuk menghabisi musuh yang telah mengadu domba mereka. Dengan Sachio yang mengabulkan perintah (Name) untuk membakar habis-habis semua uang yang ada.

Hari demi hari pun dilalui. (Name) yang sudah di perbolehkan pulang akhirnya kembali bersekolah.

Kali ini dia sedang tidak ingin pergi ke kantin. Tenang saja, perutnya tidak akan kelaparan. Tunggu hingga beberapa menit lagi, Sachio pasti akan datang mencarinya sambil membawa makanan.

Tidak, dia tidak pernah menyuruh Sachio membawa makanan. Tapi ya, lelaki itu sendiri yang mau.

(Name) tidak hanya diam. Dia mencoret-coret bukunya dengan spidol, membentuk replika wajah yang cukup familiar.

Brak.

Ah sial, gambarnya yang hampir sempurna tercoret akibat tendangan seseorang di mejanya.

"Hey, kau tidak lupa kan?" tanya Remi judes.

(Name) memainkan lidah didalam mulut. Beralih menggigit bibir bawahnya menahan kesal.

Matanya beralih menatap Remi sambil menyeringai "Tentu saja, bagaimana mungkin aku lupa."

"Duduk saja dulu, ini akan segera berakhir." lanjutnya.

"Cih, kau terlalu percaya diri. Ini..." Remi menggegeplak beberapa foto kemeja "Dengan ini kau yang akan kalah." ucapnya santai.

(Name) menghembuskan nafas lelah.

"Kau pikir, aku bisa dengan semudah itu dikalahkan?" balas (Name) semakin tersenyum miring.

"Jadi, apa ini?"

Pengeras suara yang tersebar di seluruh sekolah berbunyi, menghentikan aktifitas semua orang. Biasanya pengeras suara hanya di gunakan ketika memanggil murid saja. Tapi, sekarang seperti sedang mendengarkan orang berbicara.

"Bodoh, ini red rumb."

"Sekecil ini? Terlalu mahal."

"Tck, mau beli tidak? Ini sudah harga paling murah."

"Aku bayar tiga kali lipat, asalkan kau mau melakukan blow job."

Kening Remi mengerut. Tunggu! Dia tahu suara ini.

Disaat Remi sedang diam, (Name) tersenyum menikmati ekspresi wanita didepannya.

"Kau gila?!"

Ah, Remi ingat! Itu suaranya!

"Bagaimana, Remi? Familiar dengan suara itu?" goda (Name).

"Kau!" Remi menggeram marah. Dia langsung melompat ke arah (Name) yang untungnya (Name) bisa hindari dengan mudah, dan membuat Remi jatuh tersungkur.

Remi memandang wajah (Name) yang berekspresi menyeramkan, melihat dirinya sambil menyeringai.

Bulu kuduk nya seketika berdiri melihat itu.

FALLING LOVE [Sachio X Reader]Where stories live. Discover now