006 - Xiao Ning

43 7 0
                                    

Bab 006 : Xiao Ning

"Brengsek si Nie Li!, Tega-teganya dia menyuruhku untuk jadi umpan. Benar-benar keterlaluan!"

Lu Piao melihat seekor Domba Bercula yang mendekat ke arahnya. Keadaan ini membuatnya takut, hingga tersandung jatuh saat dia melangkah mundur. Sementara itu, Du Ze dan Nie Li sedang bersembunyi di rimbunan semak-semak. Masing-masing mereka telah bersiap dengan crossbow di tangan.

'Alah makjang! Ternyata Domba Bercula ini sangat menakutkan! '

"Tembak!, Tembak!" teriak Lu Piao. Ketika dia melihat Domba Bercula semakin dekat, akhirnya dia berlari tanpa henti.

"Dasar Lu Piao ini, bukankah rencana kita agar dia diam dan tidak bergerak? Domba Bercula pasti akan jatuh dalam perangkap. Tapi begitu dia berlari, domba itu akan mengejar dan melenceng dari arah jebakan," Nie Li mengerutkan kening.

Jebakan itu sebenarnya adalah lubang kecil dengan kedalaman dua jari. Dan begitu Domba Bercula tanpa sadar melangkah ke dalam jebakan, itu pasti akan mematahkan kakinya. tinggal tembak pakai crossbow, selesai, pasti hasilnya akan jauh lebih baik.

Melihat Lu Piao berlari dengan panik, Du Ze juga jadi ikutan gugup hingga spontan melepaskan 3 baut panah ke arah domba itu.

"Wuss.. wuss.. wuss..!" 3 baut panah melesat dari busurnya.

Domba Bercula itu adalah makhluk yang dirasuki iblis dan kondisinya belum terluka sehingga reaksi Domba Bercula sangat cepat. Ketika merasakan ada 3 baut panah ditembakkan ke arahnya, dengan refleksnya yang cepat, dia berkelit sambil membuat beberapa lompatan sehingga ketiga baut panah itu luput mengenainya.

"Apa? Meleset?"

Lu Piao bingung saat melihat cula Domba mulai mendekat padanya. Dia berpikir mengapa Nie Li dan Du Ze sampai membuat kesalahan seperti ini. dia hampir menangis di dalam hatinya. Lu Piao mulai beranggapan bahwa dia telah salah dalam memilih teman. Jika cula runcing itu menancap padanya, itu pasti akan langsung bisa membuat pantatnya merekah.

Ketika Du Ze melihat Domba Bercula berhasil menghindari baut panahnya, dan melanjutkan serangannya ke Lu Piao, membuat tangan Du Ze berkeringat. Jika dia masih mencoba memasang baut panah lain ke busur pasti dia akan terlambat. Akhirnya dia hanya bisa membayangkan adegan pantat Lu Piao dihujam oleh cula Domba Bertanduk itu.

"Nie Li, apa yang harus kita lakukan...." Du Ze segera diam dan menghentikan ucapannya. Dia takut mengganggu Nie Li.

Nie Li posisi setengah berjongkok. Lengan kirinya diluruskan dengan crossbow di atas lengan kirinya. Tangan kanannya menggenggam pelatuk. Matanya terpaku pada pemandangan itu dan crossbownya begitu stabil seolah-olah ditempatkan pada sebuah dudukan. Du Ze memiliki perasaan yang tak terlukiskan. Nie Li belum menembakkan baut, tapi Du Ze punya firasat bahwa baut itu pasti akan mengenai Domba Bercula. Nie Li, pada saat ini, seperti seekor cheetah yang berjongkok di semak-semak, menunggu mangsanya. Dia melepaskan aura yang menakjubkan.

Meskipun fisik Nie Li tergolong lemah dan dia bahkan belum menjadi Petarung peringkat Perunggu, tapi pengalamannya yang kaya dari kehidupan sebelumnya masih ada. Pengalaman itu terakumulasi dari setiap pertempuran berdarah yang Nie Li lalui. Beberapa pertempurannya bahkan mendekati kematian. Tidak peduli senjata jenis apa, baik itu pedang, busur, atau bahkan sepotong logam. Di tangan Nie Li, mereka semua akan menjadi senjata mematikan. Meskipun Nie Li belum menjadi Petarung peringkat Perunggu, dia memiliki metode yang tak terhitung jumlahnya untuk membunuh peringkat Perunggu atau bahkan Petarung peringkat Perak.

Daerah sekitar tampaknya hanya dimiliki satu orang di sana. Tatapan Nie Li di mata Du Ze seperti elang yang menunggu untuk menangkap mangsanya. Rahang lembut Nie Li yang sedikit signifikan, tampilan tegas, dan gerak geriknya akan memberi orang lain kesan 'Danau tanpa kedalaman'.

TALES OF DEMONS AND GODSWhere stories live. Discover now