012 - Ranah Jiwa

38 6 0
                                    

Bab 012 : Ranah Jiwa

Maksud Nie Li berkata seperti ini, untuk mengantisipasi jika nanti Klan Suci mengancam keberadaannya. Jika dirinya terancam, bukankah itu menandakan bahwa ternyata Klan Suci hanyalah sekelompok bajingan?

Tidak peduli baik itu guru Shen Xiu atau siswa Shen Yue, keduanya sudah murka hingga mereka hampir muntah darah.

Ye Ziyun sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi kalau ditanya tanggapannya tentang Nie Li, Ye Ziyun sama sekali tidak pernah mengira bahwa Nie Li sangat nekat untuk benar-benar menyinggung Klan Suci. Apalagi mereka adalah salah satu dari tiga klan besar di Kota Glory.

Baru-baru ini, sepak terjang Nie Li telah membuat Ye Ziyun selalu ingin tahu keberadaannya. Rasa penasaran muncul di hati Ye Ziyun, orang seperti apa sebenarnya Nie Li ini?

Adapun Xiao Ning, setelah mendengar bagaimana Nie Li menggunakan kata-katanya yang tajam untuk menyerang titik lemah Klan Suci, dia tidak bisa berbuat apapun tetapi perasaannya puas. Klannya selalu ingin menikahkan Xiao Ning dengan Klan Suci, tetapi di dalam hatinya ia berontak. Sejak awal kesannya terhadap Klan Suci belum bagus.

Mendengar bagaimana Nie Li menaklukkan guru Shen Xue dan Shen Yue dengan kata-katanya hingga mereka terdiam saat saling hujat, Xiao Ning tidak bisa menahan tawa. Pada saat yang sama hatinya sangat dipenuhi oleh kekaguman pada Nie Li. Seberapa dalamkah pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk mengetahui sumber dari pola tulisan 'Ledakan Matahari Merah' hanya dengan pandangan sekilas? Jadi, sementara orang-orang ini sibuk membuang-buang waktu, Nie Li telah membaca banyak kitab selama ini.

Pada saat ini di luar ruang kelas, professor Lu Ye buru-buru berlari menuju tetua berjubah abu-abu dan wakil kepala sekolah untuk menyerahkan Kitab Api Petir Ilahi kepada tetua berjubah abu-abu.
Wakil Kepala Sekolah Ye Sheng berulang kali mangalihkan perhatiannya pada ekspresi sesepuh berjubah abu-abu.

Tetua berjubah abu-abu membalik Kitab Api Petir Ilahi ke halaman 30, diagram keenam. Melihat Pola Prasasti Api Petir di kitab itu, kemudian membandingkannya dengan Pola Prasasti Ledakan Matahari Merah di papan tulis, wajahnya menjadi cemberut dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Wakil kepala sekolah Ye Sheng juga tidak berani menanggapinya. Berarti ini benar-benar sudah menjadi skandal bagi Klan Suci. Hal ini tentu akan melibatkan para petinggi tingkat atas di Kota Glory. Oleh karena itu, ia tidak berani mengatakan apa-apa.

Tetua berjubah abu-abu mencoba memahami Kitab Api Petir Ilahi. Kata-kata di dalamnya sangat kompleks, bahkan dia hanya paham sebagian kecil dari kata-kata itu. Nie Li benar-benar memiliki pengetahuan yang mendalam, membuatnya heran. Sang Tetua diam beberapa saat sebelum bertanya, "Siswa ini, bagaimana bakat kultivasi Nie Li?"
Wakil kepala sekolah Ye Sheng malah balik memandang professor Lu Ye. Mengenai siswa tanpa beking keras dibelakangnya seperti Nie Li, Wakil Kepala Sekolah tidak tahu banyak tentang siswa tersebut.

Profesor Lu Ye buru-buru menjawab, "Yang saya tahu bahwa dia hanya memiliki ranah jiwa berwarna merah."

Tetua berjubah abu-abu hanya mengangguk, "Kasihan sekali, anak ini berpendidikan sangat baik. Sayang sekali jika bakat kultivasinya hanya sebanyak itu. Kalau tidak tentu masa depannya akan sangat menjanjikan. Ye Sheng, atur olehmu agar dia mendapat posisi sebagai petugas diperpustakaan!"

"Siap!" Ye Sheng buru-buru menganggukkan kepalanya, dia paham betul bagaimana besarnya apresiasi tetua berjubah abu-abu pada seseorang individu yang berbakat. Meskipun yang buruk dari Nie Li adalah bakat kultivasinya, tapi dia sangat berpengetahuan. Dan bahkan dia bisa membaca Kitab Api Petir Ilahi.

Dengan menjadi petugas di perpustakaan, tetua itu berharap Nie Li juga bisa meneliti dan mempelajari lebih banyak kitab-kitab. Setiap orang di Kota Glory memiliki prioritas pada pelatihan kultivasi mereka. Sangat sedikit yang akan meneliti dan mempelajari kitab-kitab kuno semacam ini.

TALES OF DEMONS AND GODSWhere stories live. Discover now