▪️ Chapter 36 - We Need to Talk

3.1K 315 57
                                    



Hai, maaf ya kalo ada typo disini. Bilang aja, soalnya gak sempet baca lagi.
Dan tolong kalau berkomentar no hate komen berlebihan ya sama semua karakter disini soalnya ini cuman sekedar fiksi dan gak ada sangkut pautnya sama kehidupan nyata. Aku yakin kalian pembaca yang dewasa dan bijak maka dari itu mohon kerjasamanya ya. Terima kasih.

________

"Rose. Dia itu wanita seperti apa? Dan terlepas dari status hubungan kamu sama dia. Apa boleh aku tetep nemuin kamu seperti ini lagi seterusnya?"

Ada jeda beberapa detik saat Naeun harap-harap cemas, menunggu jawaban Jefry atas dua pertanyaan yang mungkin jawaban pertanyaan kedualah yang paling di nantinya.

"Jefry? Kenapa kamu gak jawab? Apa kamu gak yakin sama perasaan kamu sama dia?" Naeun meminta penjelasan.

Jefry pun tersenyum untuk pertama kalinya saat Naeun menemuinya hari ini. Senyuman yang tak pernah lagi dilihatnya setelah sekian lama.

Mata lelaki itu menerawang sejenak seakan mencoba mengingat semuanya,
"Rose. Dia wanita yang baik. Pertemuan awal dan pernikahan kita memang jauh dari kata mengesankan. Dan mungkin adakalanya setiap orang butuh penyesuaian ketika sesuatu yang tak terduga terjadi, dan Rose adalah salah satunya. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, Rose mau menerima semua itu dengan perlahan, menerima saya, dan yang terpenting adalah keluarga saya. Dia wanita yang baik dengan caranya sendiri."

"Apa yang buat kamu yakin kalau dia wanita yang baik?"

Jefry kembali tersenyum kecil sebelum berkata, "Rose memperlakukan orang lain dengan baik, termasuk yang paling penting adalah dia baik sama Ibu, Jeno, bahkan mbak-mbak tetangga. Dia gak pernah mencampur adukkan masalah kami untuk bersikap kepada orang lain. Dan selama ini kamu juga tahu bahwa saya gak minta apa-apa selain bisa lihat Ibu bisa bahagia. Dan semenjak ada Rose, Ibu keliatan lebih bahagia. Dan juga..." Jefry menggantungkan kalimatnya sejenak sementara Naeun setia mendengarkannya.

"Dan juga?"

Jefry menoleh sesaat pada Naeun, ia mencoba menimbang-nimbang kata yang pad untuk tidak melukai perasaannya.

"Dia berani minta maaf dan mengakui kesalahannya pas dia buat salah dan janji buat jadi lebih baik. Maka, dari situ saya jadi tahu bahwa saya gak punya alasan untuk nggak bersyukur punya Rose sebagai istri, Naeun."

Naeun tersenyum sendu mendengar cerita Jefry. Terlihat sekali bahwa ia begitu menyayangi Rose dari caranya menceritakan wanita itu dengan mata yang berbinar. Sepertinya Jefry benar- benar tulus kepada gadis itu.

"Kamu sesayang itu ya sama Rose?" tanya Naeun pelan.

Jefry mengangguk dengan sigap, "Iya. Sayang. Dan Naeun, untuk terakhir kalinya saya cuman mau bilang jangan khawatir lagi tentang masa lalu, kita sudah berdamai. Dan maaf kalau di masa lalu saya juga punya salah sama kamu. Kamu bersedia kan maafin saya juga?"

Naeun kembali menarik senyumnya dengan perlahan ia pun menganggukkan kepalanya, "Aku maafin. Makasih ya Jef dan maaf."

Jefry pun merasa lega. Meskipun ia kembali mengingat sedikit kejadian yang tak terlupakan itu. Tapi, setidaknya semuanya sudah selesai dengan damai. Dia menyadari bahwa masa lalu ada untuk menjadi pelajaran di masa depan bukan menjadi alasan untuk kebencian yang bertahan.

"Terima kasih, Naeun. Saya juga meminta doa dari kamu untuk kebahagiaan saya dengan Rose. Saya juga selalu bisa berdoa untuk kebaikan kamu kedepannya. Semoga kamu selalu dilimpahkan kebahagiaan dan diberikan yang terbaik oleh Tuhan. Saya selalu yakin kamu itu gadis yang baik." ucap Jefry  dengan tulus yang mau tak mau kembali membuat air mata Naeun mengalir dari pelupuk matanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Unplanned Wedding | JaeroseWhere stories live. Discover now