▪️Chapter 17 - Remember

2.9K 368 73
                                    


Pesanku cuman satu ini cuman fiksi ya guys, pemeran hanya dibuat untuk kebutuhan cerita saja. Jadi, jangan di bawa ke real life dan mohon untuk bijak.

Terima kasih 💚

_______

Langit sudah gelap saat Naeun berdiri di depan rumah bercorak minimalis yang sudah lama tidak ia tinggali selama beberapa tahun ini. Ya, setelah perdebatan panjang dengan kedua orang tuanya beberapa waktu lalu akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kota asal mereka.

Meninggalkan kota Pahlawan untuk kembali pulang ke Ibu kota. Berniat menyudahi segala hal yang menyedihkan yang dilaluinya selama beberapa tahun ini. Dan memulai kebahagiaannya lagi di tempat yang dulu pernah ditinggalinya kurang lebih tujuh belas tahun lamanya.

Beberapa saat ia memandangi rumah ini, rumah ini masih terlihat sama pikirnya. Tak banyak yang berubah. Sepertinya ia harus banyak berterima kasih pada asisten rumah tangga mereka yang bekerja keras merawat rumah ini dengan baik.

Perlahan langkah kaki membawanya memasuki pelataran rumahnya. Naeun menoleh ke arah taman yang dipenuhi bermacam bunga, gazebo yang masih terlihat sama dan ayunan yang menggantung pada pohon di depan rumahnya. Dulu, biasanya dia akan menghabiskan waktu disana untuk sekedar mendengarkan musik, mengerjakan PR, kadang juga berayun di ayunan itu. Berbicara tentang ayunan..

"Aku bakal bikin kamu berasa melayang di udara. Here we go."

"Hahaha, Jefry! Jefry! pelan-pelan! Aku takut jatuh!"

"Nggak seru Nen, kalo gak kenceng. Tenang aja, Ayo pegang talinya yang lebih kenceng. Melayang!"

"Jefry aku takut!"

"Tenang aja ada aku jangan takut kalo kamu jatuh aku yang bakal nangkep."

Naeun tersenyum getir, kilasan memori indah itu masih terngiang di benaknya. Indah sekali. Tapi mengapa jadi menyedihkan jika diingat saat ini. Ditambah mengingat ekspresi Jefry tadi sore yang menusuk hatinya.

"Non, gak masuk?" Supirnya menyadarkan Naeun dari lamunannya.

"Ah ya Pak. Tolong bawain barang aku ke dalam ya."

"Siap Non."

Naeun pun masuk ke rumahnya dan disambut oleh wanita paruh baya yang dipanggilnya Bi Siti.

"Nona sudah datang?" Sapa Bi Siti dengan ramah.

"Ya bi." Ucap Naeun ramah.

"Seneng banget akhirnya non balik kesini lagi. Udah bibi siapin makanan buat Non. Mau makan dulu atau gimana Non?"

"Aku mandi dulu deh bi. Ntar aku turun deh buat makan masih belum laper soalnya."

"Oalah iya Non. Non pasti capek ya habis perjalanan jauh naik kereta nanti bibi pijitin deh."

Naeun menggeleng sembari tersenyum. Memang orang tuanya sudah mewanti-wanti untuk pulang naik pesawat saja karena perjalanan dari Surabaya ke Jakarta memakan waktu yang cukup lama jika memakai kereta. Tapi dia menolaknya, dengan dalih sekali-kali ingin menikmati perjalanan jauh sembari melihat daratan yang membentang sempurna di penglihatannya bukan awan putih yang menggunung di langit.

"Gak perlu bi. Bibi istirahat aja."

Bibi mengangguk. "Yasudah nanti kalo butuh apa-apa bilang bibi ya Non."

Naeun mengangguk kemudian memasuki kamarnya. Ia langsung menjatuhkan badannya di ranjang empuk. Berbaring di tempat tidur dan menatap langit-langit kamar, dia berusaha mengistirahatkan dirinya sejenak. Merasa ada yang kurang, tangannya mengotak-atik ponselnya untuk mendengarkan radio malam ini. Setelah itu, alunan musik pop mulai terdengar di seluruh penjuru kamar.

Naeun memejamkan matanya sejenak berusaha menghilangkan rasa penatnya. Sesaat kemudian dia teringat sesuatu. Dia mengambil dompet dari dalam tasnya dan mengeluarkan isinya. Bukan uang, tapi sebuah foto dan juga sebuah kertas kecil yang sudah usang.

Dibukanya kertas kecil yang sudah mulai usang itu.

Naeun tersenyum ketika melihat kertas berisikan soal matematika itu. Kemudian di pandanginya foto yang terlihat masih bagus karena memang dibungkusnya apik dengan plastik pelindung foto.

Foto ini adalah satu-satunya foto bersama Jefry yang masih dimilikinya hingga saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Foto ini adalah satu-satunya foto bersama Jefry yang masih dimilikinya hingga saat ini. Foto ini diambil ketika mereka sedang pentas seni, dimana dia dan Jefry yang dipercaya menjadi MC pada saat itu.

Naeun tersenyum ketika mengingat bagaimana mereka yang sempat berdebat mengenai pemilihan kostum untuk dipakai pada saat acara itu. Jefry yang keukeuh tidak mau menggunakan dasi kupu-kupu akhirnya mau mengalah karena kalah dalam permainan suit mereka.

Raut wajah Jefry yang cemberut saat dia memasangkan dasi kupu-kupunya sangatlah lucu. Kenangan indah sebelum semuanya berakhir karena kesalahan yang diperbuatnya sendiri. Kesalahan yang membuat Jefry kecewa padanya.

Maafkan aku
Bila hasratku keliru
Sulut gairah jiwamu
'Ku yang dosakan cinta
Kekasih

Entah karena kebetulan atau tidak lagu "aku wanita biasa" beralun dengan kencang dari radio ketika Naeun mengingat kenangan menyakitkan itu. Dia menangis sejadi-jadinya diiringi oleh lagu itu.

"Jefry, Maafin aku. Aku bener-bener khilaf. aku nyesel sekarang. Maafin aku Jef hiks." Lirihnya diantara isak tangisnya.

Setelah lelah menangis dia kembali menenangkan dirinya. Naeun mengusap air matanya dengan tisu yang tersedia di kamar. Dihirupnya nafas pelan-pelan dan di hembuskannya kembali.

"Naeun, gapapa, kamu pasti bisa dapetin Jefry lagi. Jefry pasti bakal balik sama kamu. Semangat." Ucapnya menyemangati dirinya sendiri. Namun kilasan perkataan Jefry tadi sore kembali menyadarkannya.

"Ini istri saya, Rose."

Naeun kembali mengingat apa yang dikatakan Jefry tadi. Namun dia menggeleng dengan kuat. Tidak, Jefry pasti berbohong. Mana mungkin dengan sekejap dia bisa melupakan dirinya dengan mudah dan menikahi wanita lain. Tidak mungkin, hanya itu yang muncul dalam akal sehatnya.

Sekalipun mungkin, dia akan tetap maju pada salah satu tujuannya untuk kembali pulang ke kota ini. Yaitu kembali pada Jefry.

Seperti halnya dengan soal matematika yang akan mati-matian dia pecahkan sampai menemukan jawabannya dalam hal ini dia juga akan melakukan hal yang sama. Naeun melirik ke arah figura yang berisi kata-kata di dinding kamarnya.

"Never give up on something that you can't go a day without thinking about." — Sir Winston Churchill

Kata-kata di dinding tersebut menambah semangatnya untuk tetap maju. Meraih Jefry kembali. Ya, dia sudah bertekad.

Di ambilnya ponselnya. Kemudian dia mengetik sesuatu kepada seseorang.

To : Min

"Tolong cari tahu mengenai Jefry apa pekerjaannya dan siapa wanita yang saat ini deket sama dia. Gpl."

________

TBC

All picts cr to the owners

Unplanned Wedding | JaeroseWhere stories live. Discover now