▪️Chapter 26 - Sad

5.2K 581 176
                                    



Yuk ramaikan chapter ini. Makasi yaa💕

______

"Nama gue June, nama lo Roseanne kan?"

"Iya, gue juga udah tau nama lo pas perkenalan tadi."

"Sip! Tapi, panggilan lo Rose bener kan?"

"Iya bener, emang kenapa?"

"Selamat berdasarkan ilmu cocoklogi lo udah ketemu jodoh lo. Yaitu gue hahaha."

"Ih....apaan sih lo ga jelas baru kenal juga. Dari mananya coba?"

"Ya coba deh lo pikirin Ro-se-an-ne singkatan dari Rose and June. Jadi fix kita jodoh. hahaha."

"Hadeh teori dari mana tuh. Ngarang aja lo."

"Hahaha, yaudah gini aja mulai sekarang kita temenan, ok? Gue June Mahendra. Siap jadi temen lo. Kali aja bisa jadi temen hidup lo juga, Rose."

June tersenyum pahit saat mengingat momen saat pertama kali dia berkenalan dengan Rose ketika mereka ospek dahulu. Gadis yang entah mengapa menarik perhatiannya saat dia melihat gadis itu terampil dalam bermain gitar dan bernyanyi.

Dan disinilah June saat ini, di sebuah ruangan pribadi club. Dengan dentuman musik yang menggelegar dan minuman-minuman beralkohol di depannya. Setelah berpamitan dengan Lisa dan Bambam tadi sore untuk menenangkan diri. Ia berkata bahwa dia baik-baik saja kepada mereka meskipun fakta sesungguhnya adalah kebalikannya.

Tentu saja Lisa tidak percaya dengan semua itu namun bukan June namanya jika tidak bisa meyakinkan Lisa sehingga mau tidak mau gadis itu membiarkannya. Hingga, langkah kakinya membawanya kesini, ke tempat remang-remang yang hampir gelap seperti keadaan hatinya saat ini.

Segala sesuatu yang di rencanakannya hari ini harus hancur dengan sekejap setelah kejadian sore tadi. Dibayangannya, harusnya dia saat ini tengah menggenggam tangan Rose, mencium kening gadis itu saat gadis itu menerima ungkapan cintanya, membisikkan kalimat 'I Love you' dengan tulus padanya, atau untuk sekedar duet bersama untuk merayakan hari jadian mereka hari ini. Tapi semua itu hanya menjadi impian semu June saja.

Di teguknya lagi segelas minuman di depannya dengan sigap ketika bayangan Rose kembali datang dalam pikirannya. Sedangkan di depannya ada Mingyu yang hanya bisa memperhatikannya sembari merokok. Ia juga baru saja datang dari dance floor dan menemukan June yang sepertinya sudah mulai mabuk.

"Ming, nyanyi gih Ming." racau June sembari menyuruh Mingyu untuk menggenjreng gitar miliknya. Padahal dentuman musik sudah jelas terdengar dengan riuh dari dalam sini.

Mingyu pun menurut saja dan mematikan rokoknya sejenak. Ia kemudian mulai bernyanyi.

Dulu kamu pernah jalan-jalan sama aku
Beli ini itu semua pakai uangku—

"Shit! napa lagu itu! Ganti!" protes June.

"Ya elah iye iye gue ganti." Mingyu kemudian kembali menggenjreng gitarnya.

Sekarang diriku cemburu tanpa ikatan kini ku sadari kita hanya teman

"Anjrit! sama aja! dah deh mending ga usah nyanyi lu."

Unplanned Wedding | JaeroseWhere stories live. Discover now