▪️Chapter 3 - Best Friend

3.1K 347 20
                                    

Happy weekend and Happy Reading~

______

Rose akhirnya duduk di bangku depan fakultas nya. Suasana kampus masih sepi karena ini masih lumayan pagi. Tak lama, Lisa menepuk pundak Rose yang sedang termenung di bangku depan fakultas mereka. Membuat sang empunya berjengit kaget.

"Bisa gak sih lo gausah ngagetin gue." Ucap Rose kesal pada sahabatnya itu.

"Ya habisnya lo juga ngelamun gitu. Tar lo kerasukan gue yang repot." Balas Lisa sembari duduk di samping Rose.

"Yang ada itu mah lo Lis yang kerasukan setiap hari."

"Anjir, kerasukan apa emang gue?" Lisa memasang muka sok polos.

"Setan jomblo. Pantesan lo gak taken-taken." Kata Rose sambil tertawa mengejek.

"Njir, lemes banget ya lo kalo ngatain orang. Untung gue penyabar." Lisa kemudian mengingat sesuatu.

"Oh ya Rose, June dari kemarin ngechat gue katanya chatnya gak lo bales. Centang satu lagi." Rose baru ingat kalau dia tidak menon-aktifkan data seluler Handphonenya sejak kemarin tepatnya hari pernikahannya atau sejak dua hari lalu. Rose tidak mungkin bilang jujur pada Lisa tentang insiden kemarin pada Lisa. Kejadian yang menurut Rose seperti Roller-Coaster di hidupnya dan statusnya yang kini telah berubah menjadi istri orang. Rose tak mau menceritakannya terlebih dahulu pada Lisa—atau lebih tepatnya belum siap.

"Nah kan nah kan lo mulai ngelamun lagi. Heh Rose jawab ih" suara Lisa yang lumayan kencang itu menyadarkan Rose.

"Oh itu..itu..itu gue kemarin ada urusan jadi gak pegang Handphone Lis." Sial kenapa dia jadi gelagapan begitu. Membuat Lisa mengernyitkan dahinya keheranan.

"Urusan apa Rose? Masak dua hari lo sampek gak pegang HP? Mana ada people jaman now sampek gak pegang HP seharian."

"Ya pokoknya urusan. Kepo banget sih lo."

"Ya urusan kan banyak macemnya Rose misal urusan pekerjaan, pelajaran atau mungkin pernikahan. Anjir apa lo kemarin nikahan?" Celetukan Lisa yang asal itu dan niatnya untuk bercanda malah membuat Rose mati kutu. Sebelum perhatian mereka teralihkan oleh sebuah suara.

"Rose, Lisa" seorang lelaki bernama June datang.

"Eh elo Jun. Sini sini duduk." Lisa menawarkan June duduk disampingnya. Tapi lelaki itu malah duduk disamping Rose membuat Lisa hanya bisa mendumel tidak jelas. June tersenyum ke arah Rose begitu juga Rose.

"Kok lo gak bales chat gue kemarin Rose?" Tanya June membuka pembicaraan.

"Oh itu kemarin gue lagi ada urusan Jun, maaf ya." Rose minta maaf dengan suara lembutnya. Iya, memang ketika berbicara dengan June Rose akan melembut.

Untungnya June, tidak bertanya lebih jauh tentang urusan yang Rose maksud. "Yaudah deh, ntar kita jalan berdua ya Rose. Kangen nih."

Sedangkan Lisa yang ada di samping Rose jengah dengan kedua insan ini.

"Hadeh lo berdua daripada lo mesra-mesraan terus tiap hari mending lo pacaran aja deh atau kalo nggak nikah aja sekalian" dumel Lisa.

Kedua orang yang dimaksud pun salah tingkah karena perkataan itu.

"Ya gak lah Lis, kita kan temen baik ya gak Rose?" June memecah kecanggungan. Kemudian diangguki oleh Rose.

"Iya lo lebay njir kayak yang lo nggak gini aja sama Bambam." Rose menambahkan.

"Ya tapi lo berdua udah kayak udah saling suka gitu, malah kejebak Friendzone. Lo tuh June kalo suka Rose cepetan sikat dong ntar kalo Rose di nikahin sama orang lain nangis-nangis lo dijalanan." Lisa kembali mengompori.

Unplanned Wedding | JaeroseWhere stories live. Discover now