8. Confess

59 11 28
                                    

Holaa!! Btw, yang Be there for you tuh readersnya udah 2K gitu ya tapi votenya sama selisih readersnya sangat anjlok gais. Gapapa sih tapi agak sedih juga

Enjoy, Happy Reading....



"Lo mau confess sama Jevan? Heh, sadar kek."

"GUE TUH GAK TAHAN, JAE. Gue suka sama Jevan, iya gue cinta sama dia," ucap seorang gadis yang sedang frustasi sambil memegang kepalanya dengan menggunakan kedua tangannya.

"Si, gue gak apa gak nyinggung lo. Tapi lo sama Jevan beda, Si. Paham ga sih?" ucap Jaedan sedikit tegas ya agak membentak karena dalam hal seperti ini dia harus tegas dan sedikit membentak gadis yang ada di depannya. Siapa lagi kalau bukan, Sisi.

"Jae, gue tuh dari SMA nyembunyiin ini dari Jevan. Dan bodohnya si Jevan tambah peduli sama gue, apa dia suka sama gue juga? Hahahaha bahkan gue rela pindah agama demi Jevan." Jaedan memijat pelipisnya, pening. Gadis ini benar-benar sudah gila. Sisi memang berbeda Tuhan dengan Jevan dan Jaedan.

Jevan dan Jaedan pergi ke Masjid, Sisi pergi ke Gereja. Jevan dan Jaedan beragama Islam, Sisi beragama Katolik. Jaedan memegang kedua bahu Sisi dan menggoyangkan sedikit agar gadis itu sedikit sadar.

"Si, lo gak boleh ninggalin agama lo sendiri demi cinta lo sama Jevan heh. Lo ninggalin Tuhan lo demi Jevan doang? Ini gue bukan nyalahin Jevan, gue nyalahin lo, Si. Coba ya sekarang lo confess sama Jevano, dia pasti juga marah tau lo ninggalin Tuhan lo sendiri demi cowo lain dan rasa cinta lo. Gu—,"

Ucapan Jaedan terhenti ketika Jevano berdiri di depannya sambil mengangkat satu alisnya, Sisi hanya tersenyum gila. Dia dibuat gila karena cintanya kepada Jevano. "Gue denger btw," ucap Jevano lalu melirik Sisi.

"Kan dia udah tau. Jev, noh cewe stress." Jevano hanya diam menatap Sisi yang menunduk menahan tangisnya, dia menghela nafasnya pelan.

"Sisi Yeonora," panggil Jevan dengan nada lembutnya layaknya lembut dengan kasih sayang, tapi enggak.

"Jae, lo pergi dulu."

"Loh gue mau nonton juga, KAL HAEKAL SINI LO NONTON SINETRON BURU." Haekal yang merasa terpanggil langsung tersenyum sumringah dan lari ke arah Jaedan.

"Ck! Si, coba gue ngomong dan lo liat muka gue."

"Sinetron apa nih? Oke gue sama Jaedan duduk di sono, biar kek penonton." Haekal menarik Jaedan ke arah bangku yang tak jauh dari tempat berdirinya Jevan dan Sisi. Mereka duduk dengan tenang dan senyuman yang tak luntur.

Sisi mendongakkan kepalanya menatap pria yang ada di depannya. "Sebenernya SMA gue udah tau lo suka sama gue, ya gue diem karena lo tau kan gue sama lo beda? Gue bakal nikah sama perempuan yang nantinya ada di belakang gue saat gue jadi imam buat dia. Dan lo jangan berpikir sampek mau ninggalin Tuhan lo demi cinta lo ke gue. Di kitab gue ada larangan menikah dengan non muslim, di kitab lo harusnya juga ada," jelas Jevan panjang lebar.

"Eakk sape tuu calonnya ciyakk Jevano punya calon Jevano punya calon," ejek Haekal trus langsung kicep karena Jevano memberi dia tatapan tajamnya.

Sisi hanya diam lalu tak lama dia menangis. "Jev, gue udah kenal lo lama. Mungkin kalo kepribadian lo di mata orang muslim itu lo cowo yang udah bener-bener perfect secara agama dan kemampuan bepikir lo."

"Si, manusia gak ada yang perfect. Gue ada kekurangannya."

"Gak, lo itu udah bener-bener perfect dimata gue Jev. Hahahaha iya kok emang manusia gak ada yang perfect, CUMAN LO DOANG JEV YANG BISA GUE TERIMA PLISS," bentak Sisi lalu dia jongkok dan mengeluarkan semua tangisannya. Jevan hanya bisa diam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Anonymous || Jevano [✓]Where stories live. Discover now