31. Pamit

21 3 5
                                    

Capekkkk huhuu

Enjoy, Happy Reading...



"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, loh sendirian No?" tanya sang bunda. Jevan langsung mengerutkan dahinya lalu menengok ke kanan dan kiri. "Ara mana?" tanya Jevan.

"Loh bunda mau nanya lho, dia belum pulang makannya bunda nanya kamu kok gak sama Ara gitu, Jevan. Heh!" Tentu sang bunda panik, Jevan malah ikutan panik.

"Dia ngomongnya bakal pulang sendiri kok, ya Jevan gak tau dia agak maksa soalnya. Aduh gimana bun?" ucap Jevan panik.

"Aduhh Jevan gimana sih kamu tuh? Heh!"

Jevan langsung ijin bundanya untuk keluar pergi mencari Ara. Jevan pertama-tama mencoba menelfon Sabrina terlebih dahulu, mungkin wanitanya sedang bersama Sabrina.

"Assalamu'alaikum Rin," salam Jevan.

"Wa'alaikumussalam, kenapa sih?"

"Ara ada sama lo Rin?"

"Enggak lah, orang maghrib gini. Kenapa sih? Masak iya gak sama lo sih Jev?" Jevan langsung mengusap wajahnya dengan kasar lalu memikirkan siapa lagi ia harus tanya, "yaudah Rin makasih. Assalamu'alaikum."

Jevan langsung mematikan telfonnya lalu diam sebentar memikirkan ia harus telfon siapa lagi. Jam sudah menunjukkan pukul 18.45, kenapa Ara belum pulang tentu membuat Jevan khawatir. Jevan langsung menelfon Devan, tapi pria itu tidak tau dan seharian tidak bertemu Ara. Jevan langsung memutar otaknya dan memikirkan orang lain lagi.

"Ara, kemana sih astaghfirullah. Gue tanya siapa lagi, hari ini Ara tuh ngampus ber— oh iya Erik iya Erik pasti dia tau harusnya." Jevan langsung menelfon Erik, tangannya bergerak mengetok stang motonya gelisah.

"Assalamu'alaikum Rik."

"Wa'alaikumussalam Jev, kenapa?" tanya Erik di sebrang sana.

"Rik, lo hari ini ketemu Ara?"

"Iya kenapa? Tadi dia di ruangnya pak Yohan entah di kasih tau apa gue kurang tau. Kenapa? Eh? Kok lo tanya? Harusnya dia sama lo lah, kok malah nanya gue gimana sih?" gerutu Erik. Jevan langsung berpikir tentang yang katanya Ara di ruangannya dosennya Ara. "Rik, trus lo liat Ara kemana?"

"Dia ngerjain tugas nya, keknya harus di ulang lagi sama jabarin materi angkatan bawah. Oh iya tadi dia pinjem laptop gue, mungkin di kembaliin besok. Eh dia apa masih di perpustakaan Jev? Cek Jev mungkin disitu terakhir dia disitu soalnya, sore gue samperin soalnya."

"Oke-oke thanks ya, Assalamu'alaikum."

Tak basa basi, Jevan langsung memasang helm nya lalu pergi ke kampusnya. Hampir saja Ara membuat Jevan gila seharian. Setau Jevan jam segini pun perpustakaan sudah di tutup, tapi Jevan juga gak tau perubahan peraturan perpustakaan. Apa 24 jam gitu kan. Sampai kampus, Jevan langsung melajukan motornya ke gedung perpustakaan. Ternyata masih ada beberapa mahasiswa disini, Jevan melepas helm nya lalu pergi masuk mencari Ara.

Jevan mencari di setiap sudut rak buku, hingga ia menemukan gadis yang berkutat dengan laptop dan kertas-kertas. Jevan langsung menghampiri meja itu dan berdiri sambil mengatur nafasnya.

"Ara."

Gadis itu langsung menoleh dan terkejut. "Mas Jevan, ngapain disini?"

Jevan tersenyum manis, "aku yang harusnya nanya. Kamu ngapain disini? Liat jam berapa ini hah?" tanya Jevan sedikit menaikkan nadanya.

Anonymous || Jevano [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang