32. Lamar

26 3 6
                                    

Selamat memikirkan teori Nct 2021 kawann.
Eh semoga gak bosen sama ceritaku ya, maaf kalo agak aneh dan alurnya gak jelas menurut kalian. Walaupun udah ada 2 cerita yang udah tamat dari aku tapi aku tetep agak pesimis soalnya. Support nya yaa semoga menghibur 💚

Enjoy, Happy Reading...



Benar saja kata Ara, semuanya berputar seiringnya waktu. Bahkan minggu ini tidak ada kata mesra di antara Ara dan Jevan. Keduanya tidak bertemu, Jevan juga terpaksa melakukan ini demi Ara yang sekarang sedang sakit mental. Ara juga sekarang rutin terapi ke dokter psikolog, setelah ditinggal bundanya dia merasa mentalnya langsung down dan tugasnya yang begitu banyak. Kadang ia mampu teriak sendiri sambil menangis, rasa rindu nya sangat berat. Ya sekarang Ara tinggal dengan Karin di apartemen nya Karin. Satu ruangan tapi beda kamar, Karin juga membantu Ara menaikkan mentalnya.

Ara juga tidak memberitahu Ira, Jaka maupun ayahnya tentang dirinya yang sedang sakit mental. Baru sekali Ara merasakan ini jadi dia benar-benar ingin sendiri. Jaedan juga baru stress karena Jevan yang akhir-akhir ini sering melamun entah memikirkan apa. Padahal bentar lagi mereka akan skripsi lalu sidang dan selesai lulus S1. Jaedan bepikir pasti faktor dari Ara ini. Tapi Jaedan juga tidak bisa mengatur Ara. Dan kebetulan Ira masih bertugas di Solo karena ya tugas kuliahnya di salah satu Rumah sakit.

Jaka sudah menikah minggu kemarin tanpa Ara. Awalnya Jaka bingung kenapa adek satunya ini, Ara hanya beralasan bahwa dia harus survei di salah satu tempat untuk tugasnya dan tidak bisa ditinggalkan. Ira sedikit curiga sebenarnya, tapi ia hanya percaya bahwa Ara baik-baik saja. Ya dan juga Jovan sudah menikah 2 minggu yang lalu sebelum Jaka, kayak finally seorang Jovan punya istri. Dan istrinya adalah polwan juga, jadi Jovan adalah seorang polisi dan istrinya yang bernama Jina yang juga seorang polwan. Jadi ceritanya cinlok gitu, tapi versi kepolisian.

Devan apa kabar yang masih single belum ada dia, agak prihatin sama keadaan abang nya ini. Tapi Devan juga sudah disibukkan dengan tugasnya itu.

Pagi ini Ara memulai dirinya dengan bersih-bersih diri lalu minum obat. Lalu keluar bertemu dengan Karin di dapur sedang memasak. "Udah bangun, nih. Masih pusing?"

"Enggak. Kak, maaf ya ngerepotin."

"Enggak-enggak kok, jangan gitu. Lo itu udah gue anggep adek gue sendiri jadi don't worry. Oh iya Raa, kemarin sore itu waktu lo terapi si Jevan kesini. Dia nitipin sesuatu ke gue, gedhe lagi kotaknya bikin gue penasaran aja." Seketika Ara diam lalu melirik ke arah meja dengan kotak yang terbungkus paperbag besar.

Karin hanya tersenyum, benar-benar sudah dianggap adiknya sendiri. "Raa, gue tau kok. Tapi gimana pun Jevan juga kangen-kangen lo atau gimana. Mungkin itu hadiah buat lo biar cepet sembuh. Di buka gih, atau gue yang buka?"

"Enggak gue aja. Sama lo sini kak," ucap Ara menarik Karin ke sofa depan Tv. Ara membuka kotaknya sontak kaget, benar-benar dikejutkan. Karin pun ikut kaget lalu menyenggol lengan Ara dan mengarahkan dagunya ke isi kotak tersebut.

"Wahh gila sih Jevan, so sweet deh lo berdua."

Isi kotak itu adalah iPad. Bagaimana tidak terkejut, hadiah yang bisa dibilang mahal begini mengapa harus Ara yang harus menerimanya. "Raa, ada surat nih dari Jevan," ucap Karin memberikan sepucuk kertas ke Ara.

Anonymous || Jevano [✓]Where stories live. Discover now