20. "Sayang"

38 5 5
                                    

Gue gercep ye update nya, maklum gue terlalu bersemangat!!

Enjoy, Happy Reading...



"Heh!" tegur Ara saat melihat Jevan yang membongkar semua tas yang Ara bawa.

"Hah heh hah heh, dosa." Ara langsung kicep trus narik tangannya Jevan, sekarang pria itu sudah berhadapan dengan Ara. "Apa sih? Aku nge cek barang mu Raraa..." ucap Jevan dengan lembut.

"YA GAK USAH DI BERANTAKIN CK! BERESIN!!"

"Dih nyur— AWW!"

Selamat kepada Jevano Ardiansyah sudah merusak mood seorang Diara Annisa Maharani yang ingin pergi ke Tawangmangu. Jevan hanya berniat mengecek apakah semua sudah masuk, tapi ujungnya berantakan tasnya Ara. Tentu sang pemilik tas itu marah dan memberi Jevan tendangan gratis darinya.

"Gak bawa bekal?" tanya Jevan tiba-tiba menanyakan bekal.

"Mas, aku sama mas Erik tuh bisa jajan ya. Makan Indomie di puncak Tawangmangu trus minum susu hangat beuhh enak tuh. Trus kita foto-foto ya mas?" ucap Ara menengok ke arah Erik.

"Yoi!" ucap Erik sambil mengacungkan jempolnya.

"Kamu pamer?"

"Sape yang pamer? Udah minggir mau ak—"

"Rara..."

Ara melirik ke arah Jevan yang sudah ngambek orangnya, tapi Ara membiarkan pria itu cemberut seolah-olah seperti anak merengek kepada ibunya. "Rara...." panggil Jevan tanpa ada jawaban dari Ara.

Jaedan yang dari tadi menemani Jevan disitu hanya menatap jijik muka sahabatnya itu, lalu menonyor kepala Jevan dengan pelan. "Jijik plis, Raa gak usah nikah sama ngambekan begini."

"Diem lo, gue keluarin dari kelompok gue sumpah." Detik ini pun Jaedan tidak berani mengeluarkan satu kata lagi, bisa habis nilai kuliahnya jika tidak mempunyai kelompok.

Jevan menengok ke arah Jaedan, "Jae gue boleh gak sih ikut mereka berdua?"

"GAK BOLEH!"

Kali ini Erik yang mengatakan, pria itu menatap Jevan sinis lalu menepuk bahu Ara. "Udah semua? Kalo udah ayok berangkat nanti kesiangan gak enak, sampek sana harus jam 12 soalnya."

"Udah kok, ayok berangkat."

Jaedan merasa ada yang kurang dari Erik dan Ara pun bertanya, "si bule tuh kagak ikut?"

"Dia ada acara gak bisa ikut, berdua aja udah kelar nanti ya R— APA SIH JEV GUE GAK NIKUNG LO JANJI DEMI ALLAH ASTAGHFIRULLAHALADZIM. Jae, jaga nih temen lu sumpah," ucap Erik frustasi lalu menyuruh Ara untuk naik ke mobilnya.

"Raa.. pamit kek, aku disini lho."

Ara menatap Jevan yang sudah memasang muka datarnya lalu berdiri di hadapan pria itu. "Pergi dulu yaa, Assalamu'alaikum."

"Kek suami istri astaghfirullah," ucap Jaedan sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Kapan-kapan kesana berdua janj— gak deng ngajak Ira, ngajak kak Karin, ngajak kak Sabrina trus lo juga kak Jaedan, bang Haekal siapa lagi? Eum...." Jevan hanya bisa tersenyum melihat itu lalu memegang kedua pundak Ara lalu membalikkan badan gadis itu. "Dah sana berangkat gak usah banyak ngomong, Rik kalo dia pulang ada luka ohh lo yang gue apa-apa in."

Anonymous || Jevano [✓]Where stories live. Discover now