Gue kesel banget sumpah, earpods gue tuh yang nyala satu doang plis arghh
Eh part ini itu kalo banyak yang salah kasih tau aja ya, aku masih baru belajar juga belum nikah juga gais gak tau gitu-gitu an lah gitu. Jadi kalo ada kata-kata yang salah komen aja yaa... Thank u
Enjoy, Happy Reading...
•
•
•“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Jevano Ardiansyah bin Defa Ardiansyah dengan anak almarhum Muhammad Tio Mahendra yang bernama Diara Annisa Maharani dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat, dibayar Tunai.”
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Diara Annisa Maharani binti almarhum Muhammad Tio Mahendra dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.”
“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Jaedan Mahardika bin Abdul Arzhan Mahardika dengan anak almarhum Muhammad Tio Mahendra yang bernama Daira Annisa Maharani dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat, dibayar Tunai.”
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Daira Annisa Maharani binti almarhum Muhammad Tio Mahendra dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.”
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Sah!"
Kalimat yang Jevan dan Jaedan ucapkan dengan perbedaan tempat. Para saksi sudah mengatakan sah, Alhamdulillah kedua pasangan itu resmi sah menjadi suami istri pada tanggal 1 Desember. Semua berdoa meminta keberkahan dari pernikahan ini. Lalu dilakukannya penandatanganan buku nikah, setelah itu penukaran cincin.
Bunda Ririn menyuruh Ara untuk melaksanakan kewajiban pertama nya, salim pertama kepada suaminya. Jevan mencium kening Ara cukup lama lalu mencium punggung tangan Ara. Begitu juga yang berada di Solo, Ira salim kepada Jaedan sebagai suaminya. Bedanya Jaedan mencium kening dan pipi Ira sekaligus.
Terpaksa sekali melakukan dengan berbeda tempat. Satu di Jogja, satunya di Solo. Semuanya karena kehendak Allah yang mungkin tidak mentakdirkan kedua pasangan itu untuk melaksanakan couple wedding. Setelah semua selesai, Jevan, Ara dan keluarga Jevan yang datang tetap di Masjid sebentar.
"Congratulations yaww uuwuwuu," ucap Karin dan Sabrina yang ada disitu.
"Jev, pinjem bentar," ucap Karin menarik Ara dengan pelan.
"Ponakan nya ditunggu," bisik Karin dan Sabrina membuat Ara melirik ke Jevan.
Ya jadi karena mereka nikahnya gak bareng dengan Jaedan dan Ira, jadi Karin dan Sabrina yang di tempat Jevan dan Ira. Lalu Mark, Yerin, Rendhika, Haekal itu di tempatnya Jaedan dan Ira.
Bunda Ririn memeluk Ara membuat Ara menangis, ahh merindukan sosok bundanya yang tidak bisa mendampingi pernikahan nya sekarang. "Udah dong jangan nangis, sekarang ini juga bunda mu."
"Jev, kamu sama Ara mau dimana dulu?" tanya abinya.
"Jevan aja yang pindah ke apartemen nya Ara, besar kok disana. Berdua doang, eh otw tiga," ucap Jevan dengan senyumnya. Ara langsung memukul lengan Jevan.
"Yaudah sih, habis ini langsung pulang?"
Ara memberi kode Jevan, dia ingin pergi ke Solo dulu untuk eum menengok bunda dan ayahnya. Jevan pun paham langsung mengangguk, "ke Solo dulu bi. Mau eum nengok sebentar."
"Yaudah ati-ati."
Setelah semuanya selesai Jevan dan Ara pergi ke apartemen sebentat untuk mengganti semua pakaiannya. Dan Jevan akan memindahkan semua barang-barang nya ke apartemen yang ditinggali Ara. Sekarang Ara sedang membereskan kamarnya, sekarang bukan kamarnya lagi, tapi kamar mereka berdua. Ara membagi 2 lemari nya agar setengah sisi untuk pakaian Jevan.
YOU ARE READING
Anonymous || Jevano [✓]
Fanfiction[COMPLETED] "𝑲𝒂𝒌𝒂𝒌, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖" "𝑶𝒉𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒂𝒖 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖? 𝑨𝒚𝒐𝒌, 𝒎𝒂𝒖 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂? 𝑨𝒌𝒖 𝒐𝒕𝒘 𝒌𝒆 𝒌𝒐𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖" 𝑫𝒊𝒂𝒓𝒂 𝑨𝒏𝒏𝒊𝒔𝒂 𝑴𝒂𝒉𝒂𝒓𝒂𝒏𝒊. 𝑺𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒂𝒅...