35. Please Help Her

31 3 6
                                    

Eh kemarin gue kagak liat ini tau yang tokopedia awards itu, males sih sumpah kan bisa liat di YouTube. Udah sekian curhatan saya

Enjoy, Happy Reading...



"ARAAA! TUNGGU RAA!"

Ara tetap berkali ke segala arah yang penting lari aja padahal jalanan baru ramai. Jevan mempercepat langkahnya dan tentu pasti menang Jevan, sudah dekat dengan Ara, Jevan langsung menarik pergelangan tangan Ara membuat badan Ara otomatis menghadap Jevan.

"Hikss lepas mas hikss."

"Ara... Sst tenang dulu," ucap Jevan agar Ara tenang sedikit.

"Hikss aku gak salah hikss."

"Iya-iya, dengerin aku dulu sini. Gak ada yang salah, kamu gak salah. Udah jangan nangis," ucap Jevan sambil mengajak Ara ke lorong jalan yang sepi agar tidak dilihat orang.

"Aku gak mau pulang hikss hikss, mas Jevan tolong jelasin ke Ira hikss aku gak salah." Jevan mengangguk lalu membiarkan Ara duduk menangis di lorong sepi ini. Ara menangis sambil memegang kepalanya, apakah dia akan mengalami depresi yang luar biasa lagi? Hufft.

Jevan jongkok di depan Ara lalu mengecek luka yang ada di kaki Ara. Tadi Ara sempat terjatuh saat lari tapi tetap melanjutkan larinya. Jevan meniup lukanya agar kotoran yang menempel pergi. Ada di telapak kaki Ara dan bagian kuku kaki nya Ara sedikit luka.

"Sampek rumah aku obatin ya?"

"Aku gak mau pulang hikss hikss."

"Ke apotek depan sana dulu gimana? Harus cepet di obatin ini biar gak infeksi," tawar Jevan. Tapi Ara tetap tak mau dan masih menangis. Dia gak mau pulang sebab kejadian tadi.

Tiba-tiba Ara teringat sesuatu, tanggal pernikahan nya sebentar lagi. Tapi keadaan dirinya masih tidak bagus. Ara menatap Jevan seperti ingin mengatakan sesuatu, Jevan menunggu Ara mengatakan sesuatu. "Mas Jevan."

"Kenapa?"

"Tanggalnya diundur bisa?"

"Tanggal apa Raa?" tanya Jevan.

"Pernikahan kita, biar Ira sama kak Jaedan dulu. Gapapa kan? Mas Jevan pilih nikah dengan aku keadaan gini atau biar aku membaik dulu. Kalo mas Jevan pilih nikah dengan keadaan aku gini, yang ada acaranya bakal rusak. Mas, biarin aku sembuh dulu ya? Untuk kedua kalinya aku gini, tapi kali ini mas Jevan temenin aku, ya?"

Jevan terdiam sebentar, padahal hari itu yang dia tunggu-tunggu tapi harus menunda nya sebentar. Jevan mengangguk lalu tersenyum ke arah Ara. "Iya gapapa, nanti aku urus semua. Raa, kamu bisa sembuh kok. Kamu mau tinggal di rumah ku atau di kos an mu yang lama? Udah selesai renovasi nya."

"Mas, aku mau sewa apartemen."

Jevan mengangguk pelan sedikit ragu. "Aku aja ya yang bayar?"

"Enggak ini pakai uang ku kok, gak usah. Mas Jevan nemenin aku aja ya? Kalo aku butuh tolong ya mas? Aku cuman punya mas Jevan doang hikss."

Jevan mengangguk lalu berdiri mendekat ke Ara. Lalu memeluk gadis itu, untuk kedua kalinya demi Ara. "Ijin peluk ya Raa? Maaf aku langgar janji ku ke kamu. Kamu butuh pelukan, maaf aku ijin peluk."

Anonymous || Jevano [✓]Where stories live. Discover now