41. Runtuh

30 3 4
                                    

Nanti ada waktunya aku suruh nyalain lagu nya Feby putri yang Runtuh itu, okay? Pas banget soalnya buat part ini

Enjoy, Happy Reading...



Jevan memandang serius ke alat monitor yang sedang menampilkan calon bayinya. Hari ini jadwal pemeriksaan kandungan Ara tentu Jevan menemaninya karna ia juga ingin melihat kondisi bayi nya. Kebetulan dokter nya adalah temen SMP Jevan, yaudah akhrab aja. "Detak jantungnya cepetnya normal kalo buat bayi usia 5 bulan gini, kedengeran kan?" tanya Diandra pada Jevan dan Ara.

Dari tadi Jevan memandang dengan tenang sambil tangannya mengelus tangan Ara. "Iya, udah keliatan belum sih jenis kelaminnya?"

Diandra mengangguk lalu memutar alatnya ke daerah permukaan perut Ara yang lain, "sering mual-mual masih gak?"

"Masih, sering malahan," jawab Ara.

"Gapapa sih itu biasa buat ibu hamil, wah wahh dah keliatan nih. Gak mau nebak gitu cewek apa cowok?" ucap Diandra menengok ke arah Jevan.

"Ck! Kasih tau aja kenapa sih? Ribet amat," gerutu Jevan menyuruh Diandra memberi tahu sekarang.

"Sensi amat. Selamat ya... dedeknya cowok nihh di siapin namanya. Udah Raa segitu aja sehat-sehat kok, tapi kok kayaknya lo keliatan lemes gitu Raa?" Jevan menatap Ara datar, Ara hanya nyengir ke arah Jevan. "Belum makan Ndra, ngeyel tadi gue suruh makan dulu aja gak mau. Lemes kan? Ck! Habis ini harus makan," ucap Jevan menegur Ara.

"Iya-iya cerewet, bawel, galak huuu."

Ara duduk di samping Jevan menunggu Diandra menulis di buku pemeriksaannya Ara. "Ada yang habis vitamin lo?"

"Masih banyak," ucap Ara sambil menggelengkan kepalanya.

"Yaudah itu aja, keep healthy bundaa... Dah sono ati-ati yaa." Ara mengangguk lalu pergi dengan Jevan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Diandra. Mereka memutuskan untuk pergi ke rumahnya abi. Mau membawa kabar gembira bahwa bayi mereka jenis kelaminnya yaitu laki-laki.

"Serius laki?" tanya bunda Ririn spontan saat Jevan masuk ke rumah langsung memberitahu bundanya.

"Aduhhh bakal ganteng nih cucu bunda."

"Mas Jevan, aku ke kamar mandi sebentar ya?" Jevan diam sebentar menatap Ara lalu menganggukkan kepalanya.

Jevan memainkan handphone nya ya melihat schedule besok, atau minggu depan dia harus menata jadwalnya terlebih dahulu. Mengatur waktu untuk mengajar, waktu untuk kuliah, bahkan waktu untuk Ara pasti Jevan luangkan.

Sudah semenit lebih Ara di kamar mandi, Jevan yang menunggu heran. Jevan pergi ke arah kamar mandi lalu berdiri di depan kamar mandi.

Tok tok tok

"Ra.. kamu gapapa? Kok lama banget?"

"I-iya bentar," ucap Ara dari kamar mandi. Jevan menunggu di depan kamar mandi sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Ceklekkk

"Raa, kamu ngapain?"

"Y-ya buang air lah, ngapain nanya?" Jevan diam tak menjawab pertanyaan Ara. Pria itu hanya menatap Ara dari atas sampek bawah. "Kenapa sih mas?"

"Gapapa."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Anonymous || Jevano [✓]Where stories live. Discover now