36. Suddenly

25 3 4
                                    

Serius gue capek kalo gini terus :)

Enjoy, Happy Reading...



"Raa, kamu serius? Raa, diundur tuh gapapa demi Allah gak papa Raa."

Ara menggeleng dengan senyumnya. "Gak usah diundur gapapa, tapi aku mau kita ada caranya sendiri."

Jevan mengerutkan keningnya, tiba-tiba Ara membatalkan tentang pengunduran tanggal pernikahan mereka. Ahh iya mereka berdua sudah berada di apartemen yang akan Ara tinggali, Jevan tentu memilih yang nyaman untuk Ara.

"Maksudmu?" tanya Jevan.

"Aku tau pasti ini bikin mas Jevan gak suka dan gak seneng. Aku mau tanpa resepsi dan akad nikahnya tertutup." Jevan terdiam sebentar mencerna kata-kata Ara tadi lalu menatap wajah Ara. "Gak suka ya? Yaudah gapapa kita undur aja tung—"

"Tertutup gimana?"

"Gak ngundang tamu, dan gak bareng eum dia." Jevan paham apa maksud Ara lalu dirinya memposisikan duduknya dengan benar lalu kembali menatap Ara. "Aku gapapa sih kalo mau tertutup gitu, tapi boleh gak sama abi gitu. Gimana?"

"Nurut aja, kalo gak boleh ya yaudah kalo boleh eum mungkin sesuai tanggalnya."

Jevan tiba-tiba mengeluarkan handphone nya lalu menelfon abinya tak lupa loud speaker. "Assalamu'alaikum bi."

"Wa'alaikumussalam, kenapa Jev? Eh iya kamu masih sama Ara?"

"Masih Bi, eum Jevan mau ngomong bi."

"Iya ngomong aja," ucap abinya mempersilahkan Jevan.

"Bi, ini gak bakal diundur tapi Ara minta gak ada resepsi sama akad nikahnya tertutup, boleh gak?" tanya Jevan. Ara melotot dan memukul lengan Jevan, sedangkan pria itu menyuruh Ara diam.

"Tertutup? Ya itu terserah kalian sih, kalo abi sih gapapa gampang nanti. Kalian maunya gimana?" Jevan menengok ke Ara, memberi kode. Ara mengangguk menyetujui pendapat nya tadi.

"Gitu aja bi, Ara masih belum bisa di depan umum."

"Yaudah, tanggalnya gak jadi di undur berarti kan? Iya nanti Abi kesana ya? Urus semua, mau di apartemen mu apa mau di Masjid?"

"Di Masjid aja bi, yang deket sini."

"Yaudah, udah kan? Abi masih ada urusan ya, assalamu'alaikum."

Telfon nya terputus lalu Jevan tersenyum ke arah Ara. Yang di tatap malah salting. "A-aku pusing mau istirahat, mas Jevan pulang aja."

"Ih kenapa? Pusing tidur aja aku tungguin."

Ara menggelengkan kepalanya mendorong badan Jevan. "Ih pulang aja mas Jevan," rengek Ara.

"Iya-iya, nanti kalo ada apa-apa telfon langsung ya Raa? Aku pulang dulu ya-"

"Heem."

"Pulang dulu ya sayang," goda Jevan.

"IH MAS JEVAN."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Anonymous || Jevano [✓]Where stories live. Discover now