Part 5🌻

68.4K 8.7K 319
                                    

Mobil berhenti di depan sebuah mansion besar nan mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil berhenti di depan sebuah mansion besar nan mewah. Mansion itu terdiri dari lima lantai. Berwarna putih keemasan. Terlihat sangat elegan dan memanjakan mata.

Di halamannya tersusun rapi berbagai jenis bunga. Ditambah dengan air mancur. Juga dikelilingi oleh pagar yang menjulang tinggi.

Sebelumnya, mansion ini adalah penjara bagi Krystal. Penjara yang merantai kaki dan tangannya sehingga tak bisa kabur kemana pun.

Setiap hari, setiap malam, dan setiap waktu ... Krystal hanya memikirkan bagaimana cara kabur dari sana.

Namun, sekarang ia kembali melangkah masuk secara suka rela ke dalam mansion yang berusaha ditinggalkannya mati-matian. Sungguh lucu, bukan?

Perhatian Krystal teralihkan ke arah Damian. Pria itu baru saja membukakan pintu mobil untuknya. Disertai oleh senyuman puas.

Sorot mata Damian menggambarkan betapa bahagianya pria itu bisa membawanya ke sini.

Krystal hanya bisa mendesah pasrah di dalam hati. Meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sanggup bertahan sampai dendamnya terbalaskan.

Intinya, sekarang yang harus dia lakukan adalah menuruti Damian dan tidak membuat pria itu terlalu mengekangnya supaya bisa bergerak bebas.

"Semoga kau betah tinggal di rumah kecilku ini, amour." Kata Damian saat membawa Krystal masuk ke dalam mansionnya.

Krystal menjadi tak habis pikir mendengar ucapan sok merendah Damian. "Kalau mansion ini disebut sebagai rumah kecil, lalu rumahku itu apa? Gubuk?" Gumamnya pelan.

Akan tetapi, gumamannya dapat di dengar oleh Damian. Menghadirkan tawa geli dari pria satu itu.

Tangannya mendarat di puncak kepala Krystal dan mengacak-ngacak rambut gadis itu.

"Kau sangat menggemaskan, amour. Kenapa tidak dari dulu saja aku membawamu ke sini."

Krystal menoleh polos ke arah Damian. "Memangnya kau sudah mengenalku dari dulu?"

Damian mengangguk. "Ya. Aku sudah mengenalmu dari dulu."

Krystal mengerutkan kening heran. "Kapan kau mengenalku? Apakah kita pernah saling mengenal sebelumnya? Dimana? Seingat ku, aku tidak pernah bertemu dengan dirimu."

Damian tersenyum miring. Senyuman yang sangat dibenci oleh Krystal karena itu mengingatkannya pada kenangan-kenangan sebelumnya. Dimana ia dipaksa, dikurung, dan diperlakukan sebagai tahanan rumah.

Namun apalah daya, Krystal cuma bisa menahan kebenciannya. Ini semua dilakukannya demi membalas para penghianat di dalam hidupnya!

"Jangan terlalu penasaran, amour karena itu tidak baik."

Krystal memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Kalau kau tidak mau menjawab, ya sudah. Aku tidak akan memaksa."

Damian merangkul bahu Krystal dan melayangkan kecupan singkat di puncak kepala gadis itu. "Jangan marah."

"Aku tidak marah."

"Benarkah?"

Krystal mengangguk meyakinkan.

"Baiklah kalau begitu."

Damian menuntun Krystal duduk di sofa sedangkan Krystal hanya menurut tanpa banyak tanya.

"Abigail!" Panggil Damian.

"Iya, tuan?" Sahut seorang maid paruh baya.

"Kumpulkan semua pekerja di sini!" Titah Damian dingin.

"Baik, tuan." Abigail menyahut tanpa banyak tanya.

"Kenapa kau mengumpulkan semua pekerja?" Malah Krystal yang menanyakan karena merasa penasaran.

Damian menatap lurus Krystal. "Karena aku ingin mengenalkan mu pada mereka sebagai nyonya rumah ini."

Krystal manggut-manggut mengerti.

"Ingatlah, amour! Mulai sekarang kau adalah nyonya di rumah ini. Jika ada pekerja yang tidak sopan padamu, katakan saja padaku supaya aku bisa memberikan mereka hukuman. Ngerti, amour?!" Tegas Damian.

Krystal mengangguk paham.

"Berbicaralah, amour. Jangan hanya mengangguk seperti orang bisu."

Krystal berdecak tak percaya. "Astaga! Iya, iya. Aku mengerti."

Damian tersenyum puas. "Good girl."

Sementara itu, Krystal mulai menyumpahi Damian di dalam hatinya.

'dasar pria gila!'

Bersambung....

firza532

Krystal's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang