Part 37🌻

32.5K 5K 912
                                    

Makasih atas doa kalian. Maaf gak bisa bales satu-satu🙃

and, sekarang udah agak baikan setelah minum obat🌝

Happy reading...

Seluruh tubuhnya terasa sangat lelah akibat bermain ski seharian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seluruh tubuhnya terasa sangat lelah akibat bermain ski seharian. Tenggorokannya kering akibat berteriak girang sepanjang waktu. Namun, meskipun begitu, ia sangat senang dan bahagia bisa menghabiskan liburan di sini.

"Minum dulu, amour."

Krystal menerima botol minum pemberian Damian. Langsung meneguk isi botol tersebut hingga tandas. Barulah rasa lega membanjiri tenggorokannya. "Terima kasih," katanya pelan tanpa menatap Damian karena tatapannya terus tertuju lurus pada satu titik. Apalagi kalau bukan pemandangan di depannya.

"Kau terlihat sangat lelah. Mau ku gendong?" Tawar Damian seraya duduk di samping istrinya.

Krystal menggeleng pelan. "Aku bisa jalan sendiri."

Damian menatap setiap lekuk wajah Krystal yang terlihat sangat cantik di matanya. Berapa kali pun ia memandang, tak pernah merasa bosan. Malah ingin melihat lagi, lagi, dan lagi.

Tanpa sadar, tangannya bergerak sendiri menyentuh pipi Krystal. Perbuatannya membuat perhatian Krystal teralihkan padanya.

Tatapan penuh tanda tanya Krystal menghadirkan senyuman kecil dari bibirnya. "Mau makan sekarang?" Menarik kembali tangannya.

Krystal mengangguk penuh semangat. "Kebetulan aku sudah sangat lapar."

Damian tersenyum lagi melihat reaksi Krystal. Kemudian, membenarkan posisi syal Krystal yang hampir terjatuh. Dia juga membersihkan sisa-sisa salju yang menempel di baju istrinya. "Baju gantimu sudah ku bawakan. Nanti ganti saja di restoran."

"Baiklah."

Damian berdiri. Mengulurkan tangannya ke Krystal.

Krystal menyambut ragu uluran tangan Damian.

Matanya melotot kaget kala kakinya terasa kebas dan limbung ke depan akibat tak bisa menahan beban tubuhnya.

Damian refleks memeluk tubuh Krystal supaya tidak terjatuh tapi hasilnya, malah dia yang terjatuh.

"Kau tidak apa-apa, amour?" Meskipun merasa sakit, Krystal tetap lah menjadi prioritas utamanya. Menanyakan keadaan istrinya itu tanpa mempedulikan dirinya sendiri.

Krystal menelan salivanya kasar. "Aku baik-baik saja." Berusaha bangkit dari atas tubuh Damian tapi pria tersebut malah mengeratkan pelukannya sehingga ia tak bisa bergerak sedikit pun.

"Lepaskan aku."

"Tunggu sebentar, amour. Aku masih ingin memelukmu." Sahut Damian memelas.

Krystal tetap berusaha bangkit tanpa mempedulikan perkataan Damian. Namun, pria keras kepala itu tak mau kalah dan kian mengeratkan pelukannya.

Akhirnya, Krystal pun menyerah dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Damian. "Tubuhmu tidak sakit kutindih terus?"

Damian menggeleng seraya tersenyum geli. "Tidak."

"Kenapa?"

"Karena tubuhmu terlalu ringan."

Krystal mendongak.

"Sepertinya mulai sekarang kau harus menambah porsi makanmu supaya tubuhmu lebih berat, amour."

Krystal melotot horor. "Aku tidak mau menjadi gendut."

"Bukan gendut, tapi berisi, amour."

"Sama saja."

Damian hendak menyahut tapi bunyi perut Krystal lebih dulu menginterupsi nya.

"Astaga. Ternyata kau sudah lapar. Maafkan aku membuang waktu di sini, amour." Sesalnya sembari melepaskan pelukannya dari Krystal sedangkan Krystal langsung berdiri secepat kilat.

Berada di dalam posisi menindih Damian membuatnya merasa tidak nyaman. Atau lebih tepatnya, jantungnya yang tidak nyaman.

Untung saja mereka memakai pakaian tebal sehingga Damian tak bisa mendengar detak jantungnya yang menggila.

Krystal berusaha menyadarkan dirinya sendiri supaya tak terlarut ke dalam perasaan aneh itu. Namun, kecupan singkat Damian di pipinya membuat perasaannya kian meluap-luap.

"Ayo ke restoran, amour. Aku sudah memesan makanan kesukaanmu."

Damian pun mengajak Krystal ke restoran yang sudah dipesannya sejak awal.

Sementara itu, Krystal menurut dengan patuh meskipun otaknya berkecamuk memikirkan banyak hal.

'apa yang harus kulakukan sekarang?' lirih batinnya kebingungan.

Melihat Krystal yang tidak bersemangat dalam berjalan, Damian menyangka gadis itu kelelahan. Alhasil dia pun menggendong Krystal. "Peluk leherku supaya kau tidak terjatuh, amour," katanya perhatian.

Perasaan Krystal menjadi semakin bercampur aduk karena hal tersebut.

Damian baik dan perhatian tapi sayangnya, ia terlalu takut untuk mempercayai cinta lagi.

Dia takut waktu mengubah Damian, sama halnya seperti waktu mengubah William. Pria yang awalnya mencintainya dengan kelembutan, menyayanginya dan melindunginya, serta membuatnya selalu merasa bahagia. Pada akhirnya melukainya, merampas kebahagiaannya, dan memasukkannya ke rumah sakit jiwa secara paksa.

Krystal takut kejadian yang sama terulang untuk kedua kalinya. Sangat sangat takut.

Bersambung ...

firza532

Krystal's RevengeWhere stories live. Discover now