Part 53🌻

23.1K 3.1K 158
                                    

Vote dulu sebelum baca⭐

Krystal: Heh! Jangan gila! Lagipula aku tidak meladeninya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Krystal: Heh! Jangan gila! Lagipula aku tidak meladeninya.

Damian: Tetap saja! Aku tidak suka melihatnya. Kalau berhenti kuliah saja, bagaimana? Aku pasti akan memastikan masa depanmu cerah bersamaku.

Krystal: Mau ku bunuh dengan cara apa?

Damian: Aku serius, amour.

Krystal: Aku juga serius! Memangnya hanya kau saja yang bisa serius?!

Damian: Kau marah? Marah karena aku menyuruhmu berhenti kuliah sehingga tidak bisa bertemu dengannya lagi?

Krystal: Otakmu tertinggal di mana? Mau ku bantu carikan?

Krystal kesal. Berakhir mengirim pesan sarkas seperti itu. Bodo amat kalau Damian marah, yang penting bebas meluapkan kekesalannya.

Damian: Amour! Pulang sekarang!

Krystal: Ogah! Aku masih ada kuliah. Sudah dulu ya. Bye!

Mematikan ponselnya kesal. Bertepatan dengan itu, masuk lah dosen ke dalam kelas. Memulai perkuliahan hari ini.

"Kenapa wajahmu terlihat kesal?" Bisik Maudy penasaran.

"Suamiku terlalu posesif dan menyuruhku pulang karena cemburu melihatku di dekati laki-laki tadi."

Maudy ber-oh ria.

Percakapan mereka pun berakhir karena dosen mulai menyuruh mereka memperkenalkan diri secara satu persatu.

Yah, begitulah kebiasaan di awal perkuliahan. Selalu ada sesi perkenalan diri.

Para mahasiswa memperkenalkan diri secara bergantian. Hingga tiba lah giliran Krystal. Akan tetapi, baru saja Krystal berdiri, pria kekar berpakaian serba hitam mendadak masuk ke dalam kelas dan menganggu perkuliahan.

Semua orang di dalam kelas berbisik-bisik takut akibat melihat tampang seram para bodyguard tersebut.

"Permisi, Bu. Tujuan kami di sini adalah ingin membawa Nyonya Krystal pulang karena ada suatu hal yang mendesak."

Dosen menelan salivanya kasar. "Baiklah." Mana mungkin beliau berani menolak. Takut dihajar sampai babak belur dia.

Sementara itu, Krystal menghela nafas panjang. Emosinya kembali terpancing melihat tingkah berlebihan Damian.

Bisa-bisanya Damian mengirimkan bodyguard untuk menjemputnya hanya karena dirinya didekati oleh pria lain. Itu pun dia mengabaikan pria yang mendekatinya!

Gila! Damian benar-benar gila!

"Katakan ke tuan kalian kalau aku tidak bisa pulang sekarang," kata Krystal tajam.

Bodyguard tersebut menunduk hormat. "Maaf, nyonya. Tuan mengatakan harus membawa nyonya pulang, apapun caranya. Jadi, jangan membuat kami menyeret Anda pulang. Tolong bekerja samalah, nyonya."

Semuanya berbisik heran mendengar perkataan bodyguard.

Mereka mulai membayangkan seperti apa Tuan yang bodyguard maksudkan.

Kenapa bisa seposesif itu ke Krystal hingga memaksa Krystal pulang.

"Krystal? Kau baik-baik saja, 'kan? Kau tidak menjadi tawanan orang kaya, 'kan? Katakan saja padaku. Aku pasti akan membantumu sebisaku." Bahkan Maudy sudah tak tahan menahan mulutnya supaya tetap diam. Ia khawatir pada Krystal. Takut Krystal menjadi tawanan orang kaya, seperti novel-novel yang sering dibacanya.

Krystal menggeleng pelan. "Tenang saja. Ini semua tidak seperti yang kau pikirkan. Hanya saja dia memang sangat posesif. Dia cemburu melihatku didekati oleh Maba tadi."

Penuturan Krystal membuat Maudy melotot kaget. "Ternyata ada ya pria seposesif itu di dunia ini. Ku pikir, pria seperti itu hanya ada di dalam dunia fiksi." Komentarnya.

"Ckck! Tidak ku sangka pamanku segila ini! Orang baru jatuh cinta memang meresahkan." Lavina berdecak heran sambil menggelengkan kepala heran melihat tingkah paman dinginnya.

"Nyonya." Panggil bodyguard satu kali lagi, memperingati Krystal.

Krystal bersungut-sungut. Memasukkan buku ke dalam tas secara kasar. "Baiklah. Aku akan pulang bersama kalian. Tunggulah aku di luar. Kalian menganggu teman sekelasku."

Bodyguard mengangguk patuh. "Kami akan menunggu nyonya di luar. Jangan lama-lama, nyonya."

Wanita cantik itu meniup poninya kesal.

"Memangnya siapa yang mendekatimu, Krystal?" Tanya Lavina kepo.

"Entahlah. Aku tidak tahu. Intinya dia mahasiswa baru."

"Cih! Mahasiswa baru tapi sudah berani bertingkah. Kalau aku bertemu dengan pria itu, maka aku akan mengomelinya supaya menjauhimu demi keselamatan nyawanya."

"Nanti ku tunjukkan pria itu padamu, Vina supaya bisa diomeli." Kekeh Maudy.

"Bagus, bagus. Nanti sehabis kuliah, harus kita ceramahin pokoknya!"

"Kalau begitu, aku pulang dulu. Takutnya kegilaan dia malah makin parah." Desah Krystal pasrah.

Sekarang, yang bisa ia lakukan hanyalah menuruti perkataan Damian sebelum diseret secara paksa dan membuat semuanya kian rumit.

Lebih baik ia berada di dekat Damian dan menjelaskan semuanya secara perlahan. Kalau tidak bisa juga dibujuk dan diberi pengertian, maka dia akan mengeluarkan jurus andalannya supaya Damian tak bisa berkutik.

Aih, ternyata susah juga memiliki hubungan dengan orang posesif dan obsesif seperti Damian.

Entah ia sanggup atau tidak. Hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaannya.

Bersambung...

12/5/22

firza532

Krystal's RevengeWhere stories live. Discover now