Part 36🌻

33K 5K 405
                                    

Vote sebelum baca~

Vote sebelum baca~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

‍Jungfraujoch. Tempat wisata paling populer di Swiss. Terkenal karena merupakan salah satu tempat terindah untuk menikmati pemandangan pegunungan Alpen.

Jungfraujoch terletak di ketinggian 3.454 mdpl. Destinasi ini berupa cekungan dataran salju abadi Alpen yang diapit dua puncak gunung, yakni puncak jungfrau dan Moench.

Untuk menuju ke sana, tak perlu capek-capek mendaki karena dapat menggunakan kereta listrik yang dinamakan jungfraubanh. Seperti halnya yang dilakukan Krystal dan Damian. Mereka menaiki kereta listrik.

Keduanya tampak sangat menikmati perjalanan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keduanya tampak sangat menikmati perjalanan. Terutama untuk Krystal yang terus bergumam senang sedari tadi.

Kala sampai di tempat tujuan, Krystal langsung turun. Meninggalkan Damian. Membuat pria itu menggelengkan kepala melihat tingkah penuh semangat Krystal. Ia diam-diam mencatat di dalam otaknya tentang hal yang membuat Krystal senang.

"Ayo bermain ski!!" Sorak Krystal seraya melambaikan kedua tangannya ke Damian, mengajak pria itu bermain ski bersamanya.

Sebenarnya Damian mendadak ingin melarang Krystal bermain ski tapi teringat bahwa dia sudah memberikan izin ke gadis itu untuk bermain ski.

Damian tak ingin membuat Krystal kecewa. Karena itulah ia menyuruh para bawahannya bersiaga. Jika seandainya hampir terjadi kecelakaan, mereka bisa melindungi Krystal.

"Ayo, Damian! Cepatlah ke sini atau aku akan meninggalkanmu!" Ancam Krystal gregetan sedangkan pria berusia 28 tahun itu tertawa kecil.

"Bersabarlah, amour."

"Bagaimana aku bisa bersabar kalau pemandangan di sini telah memanggil-manggilku untuk menikmatinya."

"Tenang saja. Pemandangannya akan tetap sama, amour."

"Huh, kau ini. Membantah ucapanku terus."

Krystal berbalik dengan bibir mengerucut lucu sedangkan Damian langsung menarik gadis cantik itu hingga terjatuh ke dalam pelukannya. "Jangan ngambek."

"Siapa yang ngambek?" Sahut Krystal tak mau mengakui.

Damian kian mengeratkan pelukannya. "Siapa lagi kalau bukan gadis dalam pelukanku ini."

Krystal menoleh ke belakang. "Matamu rusak, hah?!" Omelnya.

Damian hanya bisa tertawa. Melepaskan pelukannya. Berdiri di hadapan Krystal dan memperbaiki tatanan letak syal istrinya. "Baiklah. Anggap saja mataku rusak. Sekarang tersenyumlah supaya aku semakin bersemangat bermain ski bersamamu." Dirangkulnya pinggang Krystal seolah takut gadis itu akan kabur darinya.

Krystal menggerutu pelan.

Mata gadis cantik itu melotot kaget kala bibirnya dikecup secara tiba-tiba sedangkan Damian tersenyum geli melihat reaksi berlebihan istrinya.

Dadanya membuncah bahagia melihat Krystal mulai terbuka. Menunjukkan sisi tersembunyinya. Entah gadis itu sadar atau tidak. Yang paling terpenting, Damian bahagia!

"Jangan menciumku sembarangan!" Krystal kembali mengomeli Damian seraya mencubit pipi pria dihadapannya.

"Memangnya kenapa, amour? Kau membenciku? Makanya tidak Sudi dicium olehku." Memancing emosi terpendam istrinya.

"Bukan itu, aku takut dilihat orang lain."

Damian tersenyum tertahan melihat reaksi yang diinginkannya.

"Untuk apa takut dilihat orang lain?"

"Ya gitu." Jawab Krystal bingung.

"Gitu bagaimana, amour?"

Krystal mengibaskan tangannya. "Lupakan saja. Intinya sekarang aku ingin bermain ski."

Damian tertawa geli. Kemudian, menyuruh bawahannya untuk membawakan peralatan ski.

Sembari menunggu bawahannya, Damian memastikan keadaan Krystal dulu. Mulai dari mengecek pakaian, syal, sepatu, sampai ke sarung tangan. Begitu teliti dan hati-hati lantaran takut Krystal kenapa-napa sedangkan Krystal menerima dengan pasrah. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri, perasaan aneh itu kembali menyerangnya. Menggerogotinya. Menghantarkan rasa resah, gelisah, sekaligus bahagia.

Krystal terdiam membisu. Menyadari bahwa dirinya sudah melenceng dari rencana awal. Keraguan dan ketakutan menderanya.

Tapi, setelah melihat pemandangan di sekelilingnya, perasaannya menjadi lebih baik. Melupakan pemikiran rumitnya dan membiarkan jiwa bebasnya menguasai.

Semenjak dulu, Krystal selalu menyukai tempat-tempat yang memiliki view bagus. Hanya saja tak memiliki waktu untuk mengunjungi tempat-tempat indah tersebut karena terpaku pada satu titik, yaitu William.

"Ayo, amour."

Sodoran tangan Damian disambut Krystal dengan baik. Melupakan semua pemikiran yang mengganggunya dan menikmati kegiatan bermain ski mereka. Untuk sekarang, Krystal ingin menikmati yang ada di depan mata dan mengabaikan semua rencana-rencana yang sudah tersusun matang sejak jauh-jauh hari.

Siang itu, sepasang suami istri tersebut bermain ski dengan riang gembira seolah tak ada beban dan masalah sedikit pun.

Gelak tawa dan senyuman menghiasi sepanjang waktu. Hal yang sangat jarang terjadi sebelumnya, bahkan hampir tak pernah terjadi.

Bersambung...

firza532

Krystal's RevengeWhere stories live. Discover now