Part 47🌻

29.6K 4.6K 487
                                    

Vote sebelum baca🌟

‍‍Maid bernama Ella itu meremas jemarinya gugup seraya berjalan penuh kehati-hatian ke arah Damian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

‍‍Maid bernama Ella itu meremas jemarinya gugup seraya berjalan penuh kehati-hatian ke arah Damian. "Tuan. Nyonya Krystal ingin bertemu dengan Anda. Kata nyonya, perut dan kakinya sedang sakit. Nyonya juga mengatakan tidak akan makan apapun sebelum Tuan ke sana."

Damian meletakkan sendok dan garpunya keras sehingga membuat Ella terlonjak kaget. Di dalam hati ia terus berharap supaya Damian tak memecatnya.

"Katakan padanya kalau aku akan membuat usaha orangtuanya bangkrut kalau dia tidak mau makan." Ancam Damian balik.

Ella bergerak gelisah karena terjebak dalam pertengkaran sepasang suami istri.

"Maaf, tuan. Selain mengatakan kata-kata yang tadi, Nyonya Krystal tidur di lantai dan tak mau beranjak sedikit pun sebelum Anda ke sana."

Damian menghela nafas kasar. "Katakan ancaman tadi untuk membuatnya beranjak dari sana."

Ella menelan salivanya susah payah. "Kenapa Anda tidak melihat nyonya langsung saja?" Bujuknya lantaran teringat wajah memelas Krystal.

"Aku tidak bisa karena takut kelepasan menyakitinya."

Ella mengangguk mengerti. "Baiklah, tuan. Saya mengerti." Berbalik, hendak pergi.

"Tunggu!"

Ella sontak berhenti melangkah dan kembali berbalik, menatap sang tuan.

"Masukkan obat tidur ini ke dalam minumannya karena aku yakin dia tidak akan mau tidur sebelum aku menemuinya."

Ella mendesah pasrah karena semakin terjebak dalam pertengkaran.

"Baik, tuan."

Sebelum kembali ke kamar, Ella membuatkan segelas susu coklat untuk Krystal dan memasukkan obat tidur seperti halnya yang diperintahkan Damian.

Di dalam hati terus meminta maaf pada Krystal karena lancang memberikan obat tidur. Tapi, perkataan Damian ada benarnya juga karena Krystal sangat keras kepala. Krystal pasti tidak akan mau tidur sebelum Damian menemuinya. Krystal pasti akan terus merengek dan memaksa bertemu Damian.

Ella pergi menuju kamar yang dijaga oleh dua bodyguard berbadan kekar.

Lagi-lagi Ella menghela nafas. Tuannya terlalu berlebihan. Bisa-bisanya menempatkan penjaga di depan pintu kamar.

Ia hanya bisa berharap Krystal tak merasa terkekang dan berakhir membenci Damian.

Salah satu penjaga membukakan pintu untuk Ella setelah Ella memberikan penjelasan.

Wanita paruh baya itu merasa bersalah seketika kala melihat wajah kecewa Krystal.

Terlihat jelas gadis cantik itu mengharapkan kehadiran Damian.

"Damian mana?"

Pertanyaan yang sama dengan waktu yang berbeda.

"Tuan Damian sedang tidak ingin bertemu dengan Anda karena takut kelepasan menyakiti Anda, nyonya." Jelas Ella supaya Krystal paham dan tidak membenci Damian.

Krystal mendengus kesal. "Kenapa kau tidak memaksanya ke sini?"

"Saya tidak berani, nyonya."

"Lalu, apa kata Damian?"

"Nyonya harus tidur di kasur dan menghabiskan makan malam atau tuan akan membuat perusahaan orangtua Anda bangkrut."

Krystal melongo kaget.

"Kenapa dia selalu mengancamku menggunakan kedua orangtuaku?!" Decaknya frustasi.

Padahal kedua orangtuanya adalah alasannya menjerat Damian ke dalam kehidupannya. Tapi sekarang, keadaan berbalik. Orangtuanya yang dijadikan sebagai ancaman oleh pria yang dijeratnya.

Ini sama saja dengan keluar dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya.

"Maka dari itu, nyonya. Sebaiknya Anda menurut saja. Saya takut Tuan menjadi nekat dan melakukan apa yang dikatakannya."

Krystal tertekuk lesu. "Aku tahu."

Di kehidupan sebelumnya Krystal sudah melihat betapa mengerikannya pria itu. Bisa melakukan apapun untuk menahannya. Jadi, bukan hal mustahil bagi Damian membuat perusahaan keluarganya bangkrut. Apalagi Damian sangat berkuasa di dunia bisnis.

Mana mungkin Krystal berani menolak ucapan Damian karena ancaman pria itu pasti akan menjadi kenyataan.

"Bantu aku ke kasur."

Ella meletakkan susu coklat buatannya dulu sebelum membantu Krystal ke kasur.

Wajah nyonya mudanya itu terlihat sangat tersiksa saat berjalan. Membuktikan bahwa Krystal benar-benar merasa kesakitan.

"Makanlah, nyonya. Saya akan memanggilkan dokter untuk Anda."

"Iya."

Saat Ella keluar, Krystal buru-buru membuang semua makanan ke dalam closet. Dia sungguh tak mood untuk makan tapi kalau tidak habis, Damian pasti akan mengancamnya lagi.

"Bodo amat kalau aku jatuh sakit. Malah itu akan semakin bagus supaya Damian tidak tega dan mau menemuiku." Gumamnya.

Ella kembali ke dalam kamar. "Makanannya sudah habis, nyonya?" Tanyanya basa basi.

"Sudah." Jawab Krystal malas.

"Sekarang minumlah susunya, nyonya."

Krystal menuruti perkataan Ella.

"Habiskanlah, nyonya."

"Aku tidak kuat menghabiskannya."

Ella menghela nafas pelan. "Baiklah. Kalau begitu saya pergi dulu."

Tak lama setelah Ella pergi, Krystal pun merasa sangat mengantuk. Awalnya ia menahan diri supaya tak tertidur. Namun, pada akhirnya ia pun tak tahan dan tetap jatuh ke alam mimpi.

Beberapa menit kemudian, Damian pun masuk ke dalam kamar. Duduk di sisi Krystal dan menatap gadis itu dalam.

"Apa kurangnya aku hingga kau ingin menceraikan ku, amour?"

Damian mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kala melihat ponsel Krystal, ia langsung mengambilnya. "Aku akan membuktikan sendiri ucapan maid jalang itu." Gumamnya penuh ambisi.

"Kalau sampai aku benar-benar menemukan kau berselingkuh, maka jangan harap bisa bebas sampai kapan pun, amour."

Bersambung...

firza532

Krystal's RevengeWhere stories live. Discover now