Part 29🌻

40.7K 6.2K 855
                                    

Setelah luka Damian diobati oleh dokter, Krystal pun mendekati Damian dan duduk di samping pria itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah luka Damian diobati oleh dokter, Krystal pun mendekati Damian dan duduk di samping pria itu.

Tangan mungilnya perlahan mengelus rambut Damian. "Lain kali jangan sampai melukai dirimu sendiri karena aku. Apapun itu, kau harus bisa memprioritaskan keselamatanmu sendiri." Bisiknya pelan.

Krystal terdiam cukup lama setelah menatap wajah pucat Damian.

Perasaannya dilanda ketidaknyamanan melihat kondisi Damian menjadi seperti ini karena ulahnya.

Andai kata ia tak menitip kue ke Damian, sudah pasti keadaan pria itu akan baik-baik saja sekarang.

"Jangan sampai kau kenapa-napa, Damian."

"Karena aku masih membutuhkanmu." Imbuhnya kemudian.

Perhatian gadis itu tertuju pada kotak di dekat pintu yang diabaikannya sedari tadi.

Ia pun mendekati kotak itu. Lalu, memungutnya. Membuka penutup kotak dan langsung disuguhi tulisan  ... "I Love You" ...

Krystal terdiam dan menatap tulisan tersebut cukup lama sebelum kembali ke sisi Damian.

Helaan nafas gusar keluar dari hidungnya. "Kau menjadi seperti ini karena kue sialan ini. Lain kali, aku tidak akan pernah meminta bantuan apapun padamu lagi, selain untuk pembalasan dendam ku."

Krystal mencomot kue di dalam kotak dan melahapnya perlahan. "Kuenya sangat enak tapi sayang membawa malapetaka untukmu." Komentarnya.

Krystal menghabiskan kue yang dibeli Damian supaya perjuangan Damian tak berakhir sia-sia.

Setidaknya ia bisa menghargai usaha Damian bukan?

Yah, Meskipun tak bisa membalas perasaan pria itu.

Untuk sekarang, Krystal hanya ingin memfokuskan diri pada pembalasan dendam.

Krystal tidak ingin menyentuh segala sesuatu yang berhubungan dengan cinta karena kegagalan di kehidupan lampau memberikan rasa trauma dalam dirinya.

Krystal terlalu takut tersakiti oleh cinta untuk kedua kalinya. Krystal takut dihianati lagi.

Mungkin setelah berpisah dari Damian, ia lebih memilih melajang seumur hidup. Kalau perlu, menjadi biarawati saja supaya tak dituntut menikah oleh orang-orang.

****

Cahaya matahari menembus masuk ke dalam kamar. Menganggu tidur nyenyak pria yang bergelung nyaman di tempat tidur.

Damian terbangun karena cahaya matahari sangat menganggunya. Ia tersentak pelan kala teringat sesuatu dan refleks menoleh ke samping. Namun, hanya kekosongan yang menyambutnya.

Pria tampan itu langsung tersenyum kecut. "Ku pikir kau akan menaruh sedikit perhatian saja padaku setelah aku terluka, tapi ternyata dugaanku salah."

Pria itu memejamkan mata lelah. "Apalagi yang harus kulakukan supaya kau mencintaiku balik, amour?"

Rasa sakit di kepalanya tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya mengetahui Krystal begitu cuek padanya.

Tidak apa-apa jika Krystal belum mencintainya. Setidaknya Krystal menaruh sedikit perhatian padanya yang sedang sakit.

"Dari dulu sampai sekarang, apakah aku tidak ditakdirkan untuk memiliki hatimu?"

Mata pria itu tiba-tiba terbuka dan menyorot tajam.

"Namun, meskipun tidak ditakdirkan. Aku akan tetap memaksa. Aku akan membuat takdir pasrah dan menyerah pada keinginanku."  Kesungguhan tergambar jelas di matanya.

Damian bangkit. Berniat menanyakan keberadaan Krystal pada para maid. Menuruni tangga dengan langkah tertatih-tatih seraya berusaha menahan rasa nyeri di kepalanya.

"Apakah kau melihat Krystal?" Tanya Damian kala bertemu Abigail.

Abigail mengangguk. "Nyonya Krystal sedang di dapur, tuan."

Kening Damian mengernyit heran. "Kenapa dia ke dapur? Dan kenapa kalian tidak melarangnya?" Tanyanya terdengar kesal.

"Saya sudah melarang nyonya, tuan. Akan tetapi, nyonya sangat keras kepala. Katanya, nyonya ingin memasakkan sesuatu untuk tuan sebagai tanda terima kasih."

Damian speechless seketika mendengar jawaban mustahil Abigail.

"Hei! Kenapa kau ke sini?! Kau itu masih sakit! Harus banyak istirahat di kamar!" Omel Krystal yang mendadak muncul.

Dan Damian, semakin speechless.

"Oh iya, aku sudah memasakkan sarapan untukmu. Kau bisa mengambilnya di dapur atau menyuruh para maid mengambilkannya. Sekarang aku harus pergi ke kampus. Aku baru ingat kalau kelompokku akan tampil untuk presentasi. Byee! Aku pergi dulu. Jaga diri baik-baik."

Damian speechless untuk ketiga kalinya. Baru saja merasakan kebahagiaan, sekarang kebahagiaan itu terenggut seketika mendengar perkataan Krystal.

Yang diinginkan Damian bukan lah masakan Krystal, tapi perhatian Krystal.

Damian ingin Krystal berada di sisinya! Merawatnya yang sedang terluka!

'jadi begini rasanya diterbangkan dan dijatuhkan dalam sekejap mata?' batin Damian terluka.

Bersambung...

Kasian Damian. Di PHP-in Krystal🤣

Btw jangan esmosi ke Krystal dong. Kasian doi kena hujat mulu😌

firza532

Krystal's RevengeWhere stories live. Discover now