Part 45🌻

29.4K 4.5K 603
                                    

Vote sebelum baca🌟

Maid bernama Letta itu semakin tersenyum lebar saat Damian membawanya ke dalam kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maid bernama Letta itu semakin tersenyum lebar saat Damian membawanya ke dalam kamar.

Jantungnya berdegup kencang kala Damian mengunci pintu dan mengantongi kunci tersebut.

Dia berulang kali mengecek keadaannya lewat cermin di hadapannya. Kemudian, tersenyum lega karena penampilannya masih oke.

'untunglah aku sempat mandi sebelum tuan pulang. Aku pasti bisa membuat tuan puas dan berakhir mencampakkan Krystal.' batinnya senang.

Letta tak bisa menyembunyikan rasa senangnya saat melihat Damian membuka jas.

Dengan percaya dirinya, dia pun ikut membuka pakaiannya hingga menyisakan pakaian dalam saja.

'akhirnya hari ini datang. Perjuanganku selama bekerja di sini akan berbuah manis. Aku akan mendapatkan pria tampan dan kaya raya seperti tuan.' jerit batinnya kegirangan tanpa menyadari apa yang  akan terjadi sebenarnya.

Damian berbalik. Tatapan jijik terpancar dari sorot matanya kala melihat tubuh setengah telanjang Letta.

Sebenarnya tubuh Letta lumayan bagus tapi entah kenapa Damian tak merasa tertarik sedikit pun. Yang ada malah merasa jijik.

Damian merasakan perbedaan yang sangat mencolok saat melihat tubuh istrinya dan saat melihat tubuh Letta.

Kalau melihat tubuh Krystal, dia merasa terangsang sedangkan melihat tubuh Letta, dia merasa mual.

Matanya terasa ternodai oleh sesuatu yang kotor dan tak seharusnya ia lihat.

"Berbaringlah di atas kasur itu." Titah Damian.

Letta mengangguk malu-malu. "Baik, tuan." Jantungnya kian berdegup kencang melihat peralatan di sana. Dia pikir, Damian adalah sosok pria yang dominant dan suka menyiksa partner seksnya.

Damian mengikat tangan dan kaki Letta ke masing-masing sisi hingga maid itu tidur telentang dengan  membentuk huruf X.

Pria tampan itu tersenyum psycho. "Kenapa kau begitu mudah menyerahkan diri padaku?"

Letta tersenyum manis. "Karena aku sangat mengagumi tuan."

"Mengagumiku? Apa yang pantas dikagumi dariku?"

"Semuanya. Tuan tampan, sukses, pintar, kaya raya, dan berpengaruh. Dari segi manapun, Tuan sangat pantas untuk dikagumi." Sahut Letta penuh semangat.

Damian mengambil pisau di dalam laci meja. "Lalu, kenapa Krystal tidak mengagumiku sedikit pun?"

Letta tersenyum masam mendengar nama saingannya disebut. "Karena Krystal buta. Dia tidak bisa melihat kelebihan tuan. Tapi, mungkin saja dia punya pria yang dicintainya. Makanya dia tidak mengagumi tuan sedikit pun," ujarnya memanas-manasi.

Damian mengepalkan tangan kesal mendengar perkataan Letta.

Pikiran buruk tentang Krystal kembali menghantuinya.

Ya, mungkin saja Krystal sudah punya orang yang dicintainya. Makanya Krystal tidak bisa mencintainya. Namun, apa kurangnya dia sehingga Krystal tak bisa mencintainya?!

"Cinta itu buta, tuan. Orang yang sedang jatuh cinta tidak akan bisa melihat kelebihan pria lain. Dia akan terus berfokus pada satu titik, yaitu pria yang dicintainya."

Letta malah semakin gencar menghasut Damian. Berharap Damian benar-benar menyerah pada Krystal dan berakhir menceraikan Krystal.

"Jujur saja, tuan. Sebelumnya, aku pernah melihat Krystal video call dengan seorang pria. Mereka terlihat sangat mesra dan bahagia."

Letta bagaikan setan. Membisikkan perkataan menyesatkan.

"Mereka juga memiliki panggilan sayang satu sama lain. Krystal memanggilnya honey sedangkan pria itu memanggilnya sweetheart."

Damian mengebrak meja keras. "Tutup mulutmu!" Bentaknya keras.

Letta terlonjak kaget. Ketakutan mendadak melandanya kala melihat wajah beraura membunuh Damian tapi dia berusaha mengalahkan ketakutannya, demi melancarkan misinya.

"Tidak hanya itu, tuan. Krystal juga berjanji pada pria asing itu untuk menceraikan tuan secepatnya. Sepertinya, Krystal sangat mencintainya, tuan."

Kesabaran Damian pun habis. Dirinya dikuasai amarah. Berakhir merobek mulut Letta menggunakan pisaunya dalam satu kali gerakan. "Tutup mulut kotormu, jalang! Kau mengotori telingaku!"

Letta menangis pilu. Tak menyangka Damian akan melukainya.

Damian menyeringai kejam melihat tatapan mengiba Letta. "Nikmatilah saat-saat terakhirmu di dunia ini, bitch."

Hari itu, Damian menyiksa Letta tanpa ampun. Melampiaskan semua emosinya pada Letta.

Jeritan, tangisan, dan tatapan memelas Letta tak meluluhkan hati bekunya karena yang ada di dalam otaknya hanyalah membunuh Letta supaya rasa marah dan sakit hatinya sedikit berkurang.

Oh, Letta yang malang~

Kasihan sekali nasibmu.

Niat hati ingin menghancurkan rumah tangga tuan rumah, tapi malah menghancurkan diri sendiri.

Bersambung...

Coba tebak.

Menurut kalian, Damian bakal percaya ucapan si Letta atau gak?😌

firza532

Krystal's RevengeWhere stories live. Discover now