Part 39🌻

31.4K 5.1K 482
                                    

‍‍‍Matahari semakin tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍‍‍Matahari semakin tinggi. Krystal menyudahi aksi memotretnya lantaran tak kuasa menahan panas. Gadis cantik itu duduk di tempat teduh lalu mengipasi wajahnya menggunakan kipas kecil.

Beberapa senti meter darinya, Damian tampak sibuk berkutat menyiapkan makan siang mereka dengan cekatan. Damian memang sosok suami idaman yang dapat diandalkan. "Amour, makan dulu." Titahnya kala semua selesai disiapkan.

Krystal mengangguk. Kebetulan perutnya sudah kelaparan. Mendekati Damian seraya terus mengipasi wajahnya.

Gadis cantik itu duduk bersila di hadapan makanan. Matanya berbinar melihat semua makanan kesukaannya. Hatinya berdebar tak karuan mendapati perhatian dari sang suami.

Damian mengambil posisi duduk di samping Krystal. "Makanlah yang banyak supaya punya tenaga untuk mengambil foto lebih banyak." Kekehnya.

Krystal menyengir dan mengangguk penuh semangat. Mengucapkan terima kasih lalu memulai makan siangnya.

Damian hanya bisa tersenyum melihat tingkah menggemaskan istrinya. Tatapannya terus tertuju lurus pada Krystal tanpa berniat menyentuh makanan di hadapannya meskipun perutnya sudah minta diisi. Baginya, Krystal terlalu sayang untuk dilewatkan.

Akibat merasakan tatapan intens Damian yang sangat menusuk, Krystal pun menoleh ke samping. Dia tersenyum manis seraya menyodorkan sepotong kue coklat ke Damian. "Aaaa!!"

Damian tersenyum geli, kemudian membuka mulutnya sesuai intruksi Krystal.

"Anak pintar." Puji Krystal sambil menepuk-nepuk puncak kepala Damian seperti memuji anak kecil.

Tindakannya membuat Damian gemas bukan main. Berakhir menarik gadis cantik itu ke dalam pelukannya. Atau lebih tepatnya mendudukkan gadis itu di atas pangkuannya. Lebih leluasa baginya dalam posisi itu.

"Astaga, turunkan aku. Aku masih ingin makan." Protes Krystal.

Damian membenamkan wajahnya di bahu Krystal. Kian mengeratkan pelukannya dan berbisik manja. "Lanjutkan saja makanmu, amour. Aku tidak akan menganggu."

Krystal menggelengkan kepala tak habis pikir. Namun memilih mengabaikan Damian karena makanan lebih menggiurkan dan menggodanya.

Krystal mencomot makanan di hadapannya secara satu persatu. Melahapnya dengan begitu nikmat. Sedangkan Damian menatap tingkah menggemaskan Krystal dari belakang.

Tiba-tiba perut Damian berbunyi. Gerakan mengunyah Krystal terhenti. Lantas menoleh ke belakang.

"Kau lapar, kenapa tidak ikut makan bersamaku?"

Pria itu merutuk perutnya yang berbunyi di saat tak tepat. Membuatnya malu saja!

Krystal mengambil steak dan mulai bersiap menyuapi Damian meskipun sedikit kesusahan karena pelukan pria itu.

Damian benar-benar tak bisa lagi menahan rasa bahagia yang membuncah di dadanya.

Perhatian kecil Krystal sangatlah berharga baginya. Berharap di dalam hati waktu bergerak lamban supaya ia bisa menikmati tiap detik berharganya bersama Krystal.

****

Matahari mulai tenggelam. Langit mulai berubah warna. Burung-burung beterbangan, kembali ke sarangnya. Angin berhembus kencang. Hampir menerbangkan topi Krystal jika saja Damian tidak sigap menahannya.

Damian membenarkan topi yang dipakai Krystal seraya tersenyum manis.

Senyuman yang mampu meluluhkan hati beku Krystal dan membuat Krystal lupa diri.

Gadis cantik itu membuang pandangan ke arah danau sebelum pertahanannya semakin runtuh akibat senyuman Damian.

Ia menyentuh permukaan air danau dan memainkannya perlahan. Guna mengalihkan pikirannya tentang Damian.

"Jangan menyentuh air. Nanti tanganmu di makan buaya, amour," Ujar Damian menakut-nakuti.

Krystal refleks menarik tangannya dan menatap Damian kesal. "Jangan menakut-nakutiku."

Damian memasang wajah sok seriusnya. "Yang kuucapkan itu kenyataan, amour. Bukan sekedar menakut-nakutimu."

Krystal mengerjap kaget dan bergidik ngeri. "Masa di danau secantik ini ada buaya?"

Damian semakin tertarik menakuti istrinya. "Lihatlah, amour. Airnya begitu jernih, biru, dan tenang. Sangat memungkinkan ada buaya."

Krystal beringsut mendekati Damian. "Kalau begitu ayo pulang sebelum buayanya keluar." Rengeknya.

Damian tertawa geli melihat tingkah menggemaskan sang istri sedangkan Krystal memicingkan mata curiga melihat tawanya.

"Kau sedang mengerjaiku?"

Damian tertawa kencang melihat wajah merenggut istrinya dan Krystal sudah tahu jawabannya, tanpa harus bertanya lagi.

Gadis cantik itu kembali beringsut menjauh dari Damian seraya memasang wajah judesnya.

"Kau sungguh menyebalkan."

Damian berusaha menghentikan tawanya sebelum Krystal semakin ngambek.

"Oh iya, besok kau ingin kemana, amour?" Mengalihkan pembicaraan.

"Entahlah."

"Hm, bagaimana kalau ke Zermatt?" Usul Damian.

Zermatt adalah sebuah kota kecil yang sangat cantik di Swiss. Kota kecil ini sangat populer di kalangan turis karena tempatnya sangat tenang dan jauh dari keramaian.

Lokasinya berada di tengah pegunungan. Pemandangan di sekitarnya sangat mempesona. Menjelang malam, kota ini akan semakin mempesona karena cahaya lampu yang berpijar dari rumah-rumah dan penginapan.

"Ide yang bagus. Kita ke sana saja. Kapan lagi aku bisa merasakan suasana di kota kecil seperti Zermatt."

Beriringan dengan mengatakan hal itu, kapal mereka sudah sampai ke tepian.

Keduanya turun dari kapal. Meninggalkan danau Luzern yang menjadi saksi kebersamaan mereka.

Bersambung...

Ada yang nasibnya sama kek aku gak sih?

Gak bisa ikut shalat idul Fitri besok, padahal pengen banget ikutan😭

Ah iya, btw ceritaku dapat rank 1 di genre romansa loh(•﹏•)

Senang banget aku. Karna selama berkarya di wattpad, gak pernah ceritaku tembus di genre romansa. Jangankan rank 1, rank 10 besar aja kagak pernah😂

 Jangankan rank 1, rank 10 besar aja kagak pernah😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minal aidzin wal faizin.
Mohon maaf lahir dan batin guyss( ╹▽╹ )

Krystal's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang