04

20.1K 3K 121
                                    


Update jam 3 pagi, please pengen tidur tapi ngga bisa 😫

BANTU VOTE, KOMEN, TERUS SHARE KE TEMEN, TIKTOK, TWITTER, IG, ATAU KE SOSMED LAIN YUK 🙏🏻

MAKASIH ❤️

HAPPY READING

***

Kedatangan Aylin seketika membuat beberapa orang yang berkumpul reflek menunduk. Kiprah sejarah Aylin membully di sekolah ini sudah berkibar lebar. Jujur saja, Rani juga membenci makhluk semacam Aylin ini. Dia membully banyak anak-anak dan membuat mereka ketakutan padanya. Tetapi Rani juga tidak bisa membenci gadis ini karena sekarang dia yang menggantikannya. Rumit.

Sebenarnya Rani bisa dengan mudah mengetahui alasannya. Aylin ingin dilihat. Gadis ini ingin Axiel melihatnya. Dia ingin Axiel tertarik padanya namun yang terjadi malah sebaliknya. Dia begitu dibenci pemuda itu. Memang karma yang tepat untuk Aylin. Sayangnya, Aylin itu sudah mati. Yang ada sekarang adalah Ranika. Dirinya. Dia tidak akan membully orang lain namun dia akan tetap memastikan presensinya sebagai cewek jahat tetap ada. Jika tidak seperti itu, dia akan menarik perhatian banyak orang dan itu akan menyebalkan. Sungguh.

"Minggir lo! Gue mau duduk di sini!" sentaknya galak pada sekumpulan gadis di meja tengah. Padahal ada meja lain yang kosong tetapi Aylin malah sengaja mengusir para gadis itu. Gadis itu mengibaskan rambutnya dan duduk dengan angkuh. Sudah dia bilang. Dia akan mempertahankan titel jahat yang tersemat dalam dirinya. "HEH LO! CUPU! SINI LO!"

Aylin memperhatikan cewek berkacamata di depannya dengan teliti. Wajah gadis itu ketakutan namun lirikan matanya tampak berani. Kontur wajahnya juga cantik, hanya saja ada banyak bekas jerawat merah di pipi kanan dan kirinya. Aylin mengerti. Menghilangkan bekas merah lebih sulit daripada bekas warna hitam. "Nama lo siapa?"

"K-karla," sahutnya gugup.

"Lo seangkatan sama gue?"

Karla mengangguk.

"Nih! Beliin gue makanan yang enak!" titah Aylin santai sambil memberikan kartu hitam eksklusif miliknya.

"T-tapi jam makan siang belum dimulai. Jadi ngga ada makanan di dalem sekolah."

Aylin mengernyit. Dia menatap lingkungan kantin yang sepi, hanya beberapa anak dengan buku di sana. Bahkan tempat yang akan berjajar memberikan makan siang pada para murid masih ditutup. Aylin menepuk jidatnya. Dia lupa. Ini bukan Kantin di sekolahnya yang pagi-pagi saja para pedagang cilok sudah berkeliaran mencari nafkah. Aylin meringis dan memegang perutnya. Hancur sudah. Dia sengaja tidak sarapan karena ia pikir makanan di kantin akan luar biasa namun yang terjadi malah sebaliknya, dia luar biasa kelaparan.

Karla yang melihat wajah pucat Aylin menatapnya. "A-aku bawa bekal," ujarnya memberitahu.

"Kasih ke gue! Sekarang!" serunya galak.

"T-tapi ini cuma makanan murah."

"Bacot banget sih, lo. Kasih aja kenapa sih?" balasnya sengit.

Karla mengangguk. Dia bergegas membuka tasnya dan memberikan bekalnya pada Aylin. Gadis itu dengan cepat membuka kotak bekal warna biru itu dan berbinar mendapati banyak makanan enak di dalamnya. Telur gulung, selada, nasi, sosis goreng, bahkan nugget kesukaannya. Ada juga saos tomat dan mayonnaise. Aylin menelan ludahnya dan tanpa banyak kata langsung menyantapnya dengan kesetanan. Karla memperhatikan Aylin yang makan dengan lahap. Gadis itu tampak jauh berbeda. Walaupun sikapnya masih sama namun dia sedikit lebih bisa dijangkau.

Suara bel berbunyi membuat Karla gelisah. Dia ingin menarik kembali kotak bekal yang ia punya satu-satunya namun melihat Aylin masih menikmati makanannya dengan santai membuatnya urung. Dia menunggu dengan tenang tanpa memperdulikan kakinya yang mulai pegal karena berdiri saja sejak tadi.

I'm An Antagonist GirlWhere stories live. Discover now