45

4.5K 849 138
                                    

Hah, akhirnya update 😂

****

Ada yang berbeda hari ini. Wajah Arkala tak secerah biasanya. Dia tampak sendu dan kacau. Jejak hitam dibawah matanya menandakan jika dia kurang tidur. Selama beberapa hari menghilang, cowok itu memutuskan menemui Aylin. Dia tersenyum saat melihat Aylin berlarian menuju ke arahnya dengan tas kecilnya yang bergoyang. Kekasihnya tampak cantik sekali seperti biasa. Rambutnya yang di kuncir ke atas seperti ekor kuda yang dipadukan dengan poni bang tipis. Oh, dia manis sekali. Wajah Aylin sumringah namun saat di depannya, dia langsung cemberut.

“Ke mana aja?” rengeknya kesal. “Gue nyariin lo kemana-mana malah nggak ketemu. Ngapain aja, sih?” sembur Aylin galak.

Arkala memeluk Aylin. “Gue abis jalan-jalan ke luar kota,” ujarnya dengan santai.

Aylin menjauh diri dari Arkala dan mendelik tajam. “Jalan-jalan? Kenapa ngga ngabarin sama sekali, Ka?! Gue nyariin lo, bego!” sungutnya pedas.

“Mulut lo asem, banget!”

“Ya abis, lo ngilang nggak tau ke mana. Gue 'kan jadiㅡ” Aylin berhenti bicara. Dia mengedip-edipkan matanya sadar karena dia nyaris keceplosan bilang 'kangen' pada Arkala.

“Jadi?” ulang Arkala bertanya.

Aylin menatap Arkala dan meringis. “Jadi ngga bisa ngasih tau kalo selama seminggu ini gue diteror terus. Gue sebel banget, Ka!” sambungnya mengelak.

Pupil mata Arkala membesar karena kaget. Dia sontak memeriksa Aylin, memutari tubuh gadis itu, meneliti wajahnya, dan mengamatinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. “Lo baik-baik aja 'kan, Ay? Nggak sampe kenapa-kenapa, 'kan?” ujarnya cemas.

Aylin tersenyum dan mengangguk. “Gue baik-baik aja, sih. Cuma ya gitu. Kesel aja kalo tiap hari dikirim paket isinya darah terus. Gue bukan vampir! Lagian nggak ada kerjaan banget tuh orang, sumpah.” Aylin merutuk sebal.

Arkala menghela napas lega. Dia memeluk Aylin lagi, kali ini cewek itu tidak menolak. Aylin sudah mendapatkannya. Teror yang sama seperti yang didapatkan Daniel. Selanjutnya, mungkin tidak akan sesederhana ini. Apa pilihannya tepat? Tetapi, apa dia bisa melakukannya?

Selama menghilang, dia menemukan banyak hal yang selama ini dia lupakan. Masalah besar yang membuatnya membahayakan orang-orang disekitarnya.

“Ka?”

“Arka?”

“Arkala, ih?! Lepas! Gue nggak bisa napas, sesek banget woi!” teriak Aylin saat merasa pelukan Arkala semakin kuat.

Arkala yang sadar melepaskan Aylin dan cewek itu dengan segera menarik napas dalam-dalam guna memenuhi paru-parunya dengan oksigen yang sesaat sempat terhambat. Dia mendongak dan melihat Arkala yang malah terlihat linglung. “Ka?” tegurnya cukup keras.

“Jangan ngelamun! Minta maaf dulu!”

Arkala mengedip dan tersenyum. “Oh iya, maaf ya Ay.”

Aylin memiringkan kepalanya dan membuat ekspresi aneh. Kelakuan Arkala mencurigakan. Dia seolah telah melakukan sesuatu dan berusaha dia sembunyikan. Apa dia selingkuh darinya dan sekarang merasa bersalah?

“Jujur deh, Ka. Lo abis ngapain?” singgung Aylin tajam.

“Maksudnya?”

“Iya, lo abis ngapain, Ka? Lo mencurigakan banget? Lo selingkuh dari gue, ya?”

Arkala mendelik. “Mana mungkin gue selingkuh dari cewek cakep kaya lo!” protesnya tidak terima. Bisa-bisanya Aylin menuduhnya seperti itu. Memang dia memiliki tampang tukang selingkuh, huh?

“Ya kali aja.” Aylin menjawab dengan ketus. “Terus, kenapa lo aneh kaya gini? Lo mau putusin gue tapi nggak enak hati apa gimana? Ih, tapi nggak mungkin 'kan ya? Kita belum lama pacaran masa iya udah putus ajaㅡ” ocehan Aylin seketika terhenti kala melihat wajah Arkala. “Lo mau putusin gue?” teriaknya marah.

Arkala tidak menjawab dan itu semakin membuat Aylin yakin akan dugaannya. Ah, sial. Apa yang ada di otak Arkala sebenarnya?

“Kalau gitu kasih gue alesan kenapa kita harus putus?” tanya Aylin pada akhirnya. “Kalo jawaban lo nggak jelas, gue nggak akan terima.”

“Jadi, kalo jelas diterima?” tanya Arkala dengan nada sedih.

Aylin yang gemas menoyor kening Arkala hingga pemuda itu terdorong ke belakang. “Jawab dulu!” sentaknya kesal.

“Gue ini pembunuh, Ay.”

Aylin menatapnya dengan bingung.

“Gue baru tau kalo ternyata sebenarnya gue bukan anak kandung nyokap gue.” Arkala memaksakan diri untuk tersenyum. “Karena tahu soal itu, gue jadi hilang kendali. Gue mabok dan gue kegoda buat nyabu. Abis itu gue hilang akal dan malah naik mobil. Gue ngebut di jalan dan akhirnya nabrak sekitar sepuluh orang yang lagi makan nasi goreng sampe tewas.”

Arkala menyisir rambutnya ke belakang dan menghela napas panjang. Tangannya terangkat merapikan anak rambut Aylin yang menutupi matanya ke belakang telinga.

“Abis itu lo tau apa lucunya, Ay? Gue koma selama dua bulan dan hilang ingatan bertahun-tahun. Gue gila banget sampe lupain kesalahan sebesar itu. Gue nggak tahu malu banget, Ay.”

Aylin terdiam. Jujur, dia sangat syok mendengar apa yang Arkala katakan. Dia tidak akan banyak berpikir jika itu hanya sekedar obat namun apa yang Arkala lakukan sangatlah besar! Dia membuat nyawa orang melayang. Itu bukan perkara yang kecil.

Arkala menunduk. Dia menyatukan jemari Aylin dengan jemarinya dengan sendu. “Kalo lo ada di sisi gue, lo ngga bakal aman. Lo bakal dibayangi rasa bersalah dan penyesalan karena mau sama pembunuh gaya gue. Menjauh adalah pilihan terbaik buat lo, Ay.” Papar Arkala lebih lanjut.

“Apa maksud lo?” tanya Aylin sok bodoh. Mana mungkin dia tidak tahu maksud dari Arkala.

“Gue pikir orang yang selama ini neror temen-temen di sekitar gue itu adalah salah satu orang yang punya hubungan sama orang-orang itu. Jadi, kalo lo di sisi gue, lo bakal hancur, Ay. Gue nggak mau sesuatu yang buruk terjadi sama lo.”

Aylin termangu. Ah, Arkala benar. Jika dia ingin selamat maka itu berarti dia harus menjauh. Jadi, seperti inikah akhirnya? Mereka berdua putus? Seperti ini? Rasanya tidak adil.

“Oke, kita putus.”

Arkala dan Aylin saling menatap. Benar, mungkin ini pilihan terbaik bagi mereka. Aylin akan fokus pada dirinya sendiri sementara Arkala akan pergi mengasingkan diri ke negara lain. Setidaknya, mereka putus dengan cara baik-baik.

***

28-02-2022

👍🏻👍🏻👍🏻

I'm An Antagonist GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang