19

15.4K 2.6K 91
                                    

Ketemu dirimu lagi 🤧

BANTU VOTE, KOMEN, TERUS SHARE KE TEMEN, TIKTOK, TWITTER, IG, ATAU KE SOSMED LAIN YUK BIAR MAKIN RAME 🙏🏻

MAKASIH ❤️

HAPPY READING

***

Suasana apartemen di sore itu tenang seperti biasa. Tidak ada gangguan menyebalkan yang membuatnya murka. Apartemen Arkala berada di salah satu kawasan elit yang terletak di lantai 10. Unit khusus yang memiliki fasilitas mewah dan canggih. Bahkan apartemennya memiliki dua lantai sekaligus.

Lantai pertama diisi dengan ruang keluarga dan satu kamar tamu kemudian di lantai dua diisi satu kamar pribadi miliknya dan dua kamar kosong yang dia pakai sebagai gudang. Dia bahkan memiliki ruang olahraga sendiri dengan fasilitas mirip di gym pada umumnya. Apartemen yang mayoritas diisi warna hitam itu adalah pemberian ayahnya di saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Walaupun saat itu dia masih di penjara.

Arkala menyesap rokoknya dan memperhatikan tabletnya yang berisi laporan keuntungan usahanya bulan ini. Usianya memang sembilan belas tahun namun dia telah berhasil mendirikan sekitar lima cafe di beberapa kota yang ramai pengunjung setiap harinya. Bukan hanya karena makanannya yang ramah di kantong anak muda dan berkualitas, namun juga akibat dari nuansa yang dipilih sangat menarik untuk diunggah di sosial media. Arkala tidak sekolah tapi dia tidak bodoh. Dia belajar dasar-dasar bisnis dari perpustakaan di penjara. Dia juga meminta pengacara yang mengunjunginya untuk mengirimkan buku-buku padanya.

Kehidupan di penjara tidak mudah. Dia seringkali tak sengaja membuat marah napi lain dan berakhir berkelahi hingga babak belur namun untungnya dia telah memiliki pengalaman bela diri sejak kecil sehingga dia masih bisa bertahan.

"Maksud kamu bawa dia ke acara kita apa?" Ketenangan Arkala terganggu begitu seorang pria paruh baya yang sudah duduk di depannya dengan angkuh. "Kamu sengaja bawa anak Kaffa karena tahu saya ngga bisa ngusik dia sembarangan?"

Arkala mengangkat kepalanya dan terkekeh. Cowok itu meletakkan tabletnya di meja sampingnya. "Belum sehari ayah udah nyelidikin Aylin sejauh itu? Wah, hebat banget ya kekuatan Haris Dirgama!" sindirnya.

"Ngga usah mengalihkan pembicaraan! Kamu ada hubungan apa sama dia, Ndra?"

"Endra suka Aylin, Yah."

Haris melonggarkan dasinya dan tertawa remeh. "Kamu pikir ayah kamu ini bodoh, ya? Saya kenal kamu, Ndra. Mata kamu ngga sepenuhnya suka sama dia, masih sebatas main-main doang."

Arkala tertawa namun sedetik kemudian berubah datar. "Apa Endra keliatan bercanda?"

Haris tertegun. Dia berbeda dari yang semalam. Hanya semalam namun semua berubah dengan cepat. Kilat di dalam netra itu tampak penuh tekad. Mengingatkannya akan hari itu. Hari yang sama di mana Arkala menghancurkan hidupnya sendiri usai mengetahui sesuatu yang tidak seharusnya. Pria itu memijit pelipisnya sebab kepalanya mendadak di serang pusing. Masalah bertambah. "Narendra, bukannya kita udah sepakat kalo kamu bakal hidup normal tanpa mikirin masa lalu? Sekarang kenapa kamu nyoba cari tahu soal tahun itu?"

Arkala berhenti menyesap rokoknya dan menatap tajam sang ayah. "Kalo gitu kasih tahu, Endra, Yah. Kasih tahu alasan kenapa ayah ngga selametin Endra?" Nadanya mendadak meninggi. "Ayah bisa selamatin Endra. Tapi kenapa ayah ngga bertindak?"

"Karena kamu salah, Ndra." Haris mengangkat kepalanya. "Dan kamu harus dihukum sesuai aturan."

"Fuck off!" Arkala mengumpat dan berdiri. "Aku yakin bukan cuma itu dan aku bakal temuin alasannya sendiri!"

I'm An Antagonist GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang