51

1.1K 138 6
                                    

Ada masalah besar terjadi. Setelah seharian tidur dan mengambil cuti tidak masuk sekolah karena mabuk, Aylin dibuat marah besar karena tersebar fotonya yang setengah telanjang saat ganti baju tersebar luas. Dia hanya memakai pakaian dalamnya saja.

Perlindungan teman-teman Arkala sebatas tidak menyakiti secara fisik, namun secara ucapan dan juga teror melalui pesan dan panggilan tidak bisa dihindarkan begitu saja.

"Berengsek! Nih orang udah gila, Lin! Kita ngga bisa diem aja."

"Suit ... Suit ... Aylin! Gue enggak nyangka bodi lo cakep juga. Ahaha ...."

Aylin yang kelewat marah melemparkan botol minum ke pemuda itu. Dia memekik dan memegang kepalanya yang dihantam oleh Aylin. Untungnya tidak sampai luka parah, tapi berhasil membuat pria itu merintih kesakitan.

"Gila lo! Bisa-bisanya lo lemparin barang ke muka gue! Kalo gue mati gimana, hah?"

"Kenapa gue harus peduli?"

"Apa?"

"KENAPA GUE HARUS JAGA SIKAP GUE SEMENTARA KALIAN JUGA NGGAK BISA SOPAN SAMA GUE, HAH?!!" Aylin berteriak murka dan membuat semua orang di kelas terdiam. "KALIAN KALO ADA MASALAH SAMA GUE TUH BILANG?! LO BISA NGOMONG SAMA GUE! TAPI KALIAN! KALIAN PENGECUT! BISA-BISANYA KALIAN SEBARIN FOTO GUE KAYA GITU! GIMANA KALO FOTO KALIAN JUGA YANG BAKAL GUE SEBAR KE LUAR HAH?!"

"Lin, tenang dulu. Kamu pikir salah satu dari kita yang nyebarin? Kamu punya bukti?" Tanya salah satu siswi disana.

"Bener. Emang lo ada bukti kalo kita disini yang sebarin foto lo? Jangan nuduh sembarang."

"Iya tuh. Bener. Lo ngga ada bukti 'kan?"

"Kamu nggak bisa seenaknya nuduh kita kaya gitu. Siapa yang tahu kalo ternyata kamu sendiri yang nyebarin fotonya?"

"Ini tuh karma kamu. Kamu kan dulu jahat sama orang."

Aylin yang murka meninju kaca jendela di sisinya hingga hancur berantakan. Semua orang yang melihat itu terdiam. Aylin tidak hanya marah tetapi juga sedih. Kenapa dia harus mengalami hal memalukan seperti ini?

Air mata Aylin lolos. Bukan karena tangannya yang berdarah tapi karena hatinya yang terluka.

"Aylin, tangan lo."

Angela mendekat namun Aylin mengangkat tangannya, menghentikan gadis itu yang ingin mendekat dengannya.

"Sebenarnya apa yang udah gue lakuin, Ngel?" Lirihnya pilu.

Angela diam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Masalah ini sangat mengejutkan. Baik untuk dia maupun semua orang yang ada di sekolah.

Selama ini Aylin sudah berusaha keras untuk bersikap baik-baik saja. Tapi Angela tahu jika dia tidak baik. Dia hancur dari dalam. Tapi dia tidak memperlihatkan itu. Sekarang, sepertinya dia sudah mencapai batas kesabarannya.

Aylin menunduk. Dia bersikap seolah tidak pernah melakukan hal yang salah tapi sepertinya semua yang dia lakukan adalah masalah.

Dia adalah antagonis bagi semua orang disini.

Mati? Seperti yang orang-orang itu harapkan. Apa itu pilihan terakhir untuk membalas semua kesalahannya?

Aylin mengepalkan tangannya yang memegang pecahan kaca dan membuat darah segar mengalir deras. Angela semakin panik. Dia ingin mendekat namun tidak bisa, Aylin seperti akan melakukan hal yang jauh lebih berbahaya jika dia menghampirinya.

"Aylin."

Aylin mendongak, dia melihat Arkala yang menyampirkan jaketnya ke pundaknya. "Ayo pergi."

Aylin yang berlinang air mata mengangguk.

I'm An Antagonist GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang