[Chapter~30]

2.4K 174 23
                                    

Jari-jari Gempa mulai bergerak tanpa disadari Thorn yang terpaku pada Adudu.

''Adudu..''

''Dengan membunuh salah satu dari kalian.. pasti.. pasti mereka akan mengakui ku. Karna itu.. Matilah.''

'Tidak!'

Thorn memeluk Gempa dengan erat.

''THORN/KAK THORN!!''

''KAK GEMPA/GEMPA!!''

DUARR!!

Tembakan Adudu menyebabkan lokasi Thorn dan Gempa tertutupi oleh debu. Solar menggeram marah dari sebelah Ice yang hanya bisa mendecih kesal dan segera berlari ke tempat Gempa dan Thorn.

''SIALAN KAU ADUDU!'' teriak marah Solar seraya kedua tangannya bersinar. Tetapi dia segera meghentikan langkahnya ketika debu telah menghilang dan menampakkan apa yang sedang terjadi.

''Kau pikir apa yang sedang kau lakukan, Adudu.'' suara berat menyatakan pertanyaan yang lebih tepat seperti pernyataan.

Terlihatlah sosok Gempa yang tadinya ada dipelukan Thorn sekarang berlutut didepan Thorn dengan telapak tangan kanannya yang terangkat untuk menahan serangan Adudu sehingga menyisakan telapak tangan yang penuh goresan berdarah disertai dengan sisa2 bongkahan tangan tanahnya yang sangat keras dan tangan kirinya yang memeluk bahu Thorn melindunginya.

''KAKAK!'' teriakan kaget Thorn yang melihat kakaknya yang tadi pingsan namun sekarang melindunginya dengan mengorbankan tangan kanannya hingga penuh dengan luka.

''Cih, FAN!'' teriakan Halilintar direspon dengan melesatnya Taufan ke arah Adudu.

''Bor Taufan!'' dengan tangan kanan diselimuti bor angin, Taufan menyerang ke arah Adudu berada dengan sangat cepat.

Sret! Duar!

Bor Taufan mengenai armor didada Adudu tepat setelah dia melompat mundur untuk menghindari serangan yang akhirnya menghantam tanah hingga rusak parah.

''BERANINYA KAU SIALAN!'' teriak marah Taufan sambil berdiri didepan Gempa dan Thorn.

Gempa terengah-engah dan akan kembali jatuh ke tanah jika saja Thorn tidak memegangi lengan sang kakak yang tiba-tiba lemas dan mendudukannya dengan hati-hati.

''Ugh.'' suara kesakitan Gempa membuat Thorn dengan hati-hati dan perlahan memeriksa tangan kanan Gempa yang terluka.

''Apa kakak baik-baik saja? Tangan kakak terluka sangat parah, ini harus segera diobati. Aku hanya bisa membalutnya dengan daunku, tapi itu tidak cukup. Ugh, Kak Ice dimana?'' cemas Thorn dengan perlahan melilitkan daun penyembuh yang baru saja dia ciptakan ke tangan kanan Gempa sambil mencari keberadaan sang kakak es.

''Hah.. Aku baik-baik saja.. Hah.. Jangan khawatir.. Hah.. Fokus saja ke pertarungan.. Hah.. Jangan lengah.'' ucap terengah-engah Gempa sambil melihat sang kakak yang masih berdiri didepannya dan Adudu yang terdiam sambil memegangi dadanya yang terluka akibat terkena serangan Taufan.

'Kenapa ini sakit sekali? Bahkan tulang-tulang ditanganku seperti tersengat aliran listrik. Apakah serangannya mengandung listrik atau apa?' batin Gempa sambil melihat tangan kanannya yang gemetaran sudah dibalut oleh Thorn.

Deg

Deg

Deg

Deg

Deg

Deg

Debaran jantung Gempa semakin meningkat hingga menyebabkan dadanya menjadi sakit dan bahkan nafasnya juga menjadi sesak.

Welcome Back, Gempa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang