[Chapter~17]

5K 253 58
                                    

''Gempa?''

Halilintar mencoba memanggil nama adiknya. Dia tidak percaya, didepannya berdiri saudaranya yang selama ini menghilang, yang selama ini dicari tanpa putus asa oleh orang tuanya. Berdiri didepannya dengan kondisi yang sehat tanpa kekurangan apapun.

Gempa tersentak mendengar namanya dipanggil. Dalam hati dia tau apa artinya ini sebenarnya. Berdiri didepannya bukanlah clone, melainkan saudaranya, saudara kembarnya. Dia memiliki keluarga dan mereka ada didepannya. Dia sudah menunggu saat ini begitu lama. Tapi kenapa dia ragu? Apakah mereka benar-benar membuangnya? Atau.. Mereka kehilangannya? Bolehkah dia berharap?

''Oke.. Waktu habis.''

Sebuah suara dibelakangnya membuatnya segera tersadar dari lamunannya. Sial, dia lengah!

Gempa dengan cepat berbalik dan menemukan Hades sudah ada didepannya dengan pedang yang siap menebas dirinya. Gempa tidak sempat membuat pelindung, jadi hanya bisa mengandalkan tangan tanahnya yang keras. Namun pedang didepannya lebih cepat

'Sial! Tidak sempat!'

Trank!

Sebuah siluet perak melewatinya dan berhasil menghalau pedang Hades. Sepasang sayap lebar berwarna perak menutupinya. Gempa mundur selangkah ketika sadar bahwa yang melindunginya adalah Saint Pegasus.

Tenma menatap Hades dengan pandangan penuh amarah. Seolah-olah dia akan membiarkan iblis didepannya menyentuh putranya.

''Lawanmu adalah aku, bukan anak-anak.''

''Dengan senang hati aku menerima tawaranmu.''

Tenma dan Hades memulai kembali pertarungan mereka yang terhenti. Sasha segera maju menyerang ketika melihat Pandora yang melesat maju. Sadar mereka terlalu dekat, Gempa dan Ochobot melompat mundur ke dekat Boboiboy bersaudara.

Baru saja menegakkan tubuhnya Gempa langsung dipeluk dengan erat oleh Taufan. Mata Taufan berkaca-kaca siap mengeluarkan air mata yang dia tahan mati-matian. Gempa membeku ketika menerima pelukan yang tidak dia duga.

''Ahh.. Akhirnya aku bisa bertemu adik kecilku. Memeluknya dengan erat. Mendengarnya bicara. Melihatnya masih bernafas dan sehat. Ini seperti mimpi..''

Setetes air mata keluar dari mata Taufan dan mengalir ke pipinya.

''Pasti berat bukan. Walaupun memiliki mereka yang menjagamu, menyayangimu seperti keluarga, tapi tidak mengetahui siapa keluarga aslimu. Ingin tau tentang mereka. Ingin bertemu dengan mereka. Tapi tidak tau apapun tentang mereka, bahkan tidak tau keberadaan mereka dimana.''

Mata Gempa mulai berkaca-kaca mendengar kata demi kata yang dilontarkan.

''Gempaku sudah berusaha keras. Sekarang sudah tidak apa-apa. Gempa sudah pulang ke rumah. Kakak akan menjaga Gempa dengan baik. Ayah dan ibu akan menyayangi Gempa dengan tulus. Adik-adik akan memberikan Gempa banyak cinta.''

Hancur sudah pertahanan Gempa untuk tidak mengalirkan air mata. Setetes, dua tetes, dan beberapa tetes air mata meluncur ke pipinya. Gempa memegang pakaian Taufan dengan erat, masih belum berani memeluk balik.

Taufan mempererat pelukannya sambil tersenyum lembut. Dia menepuk kepala Gempa menenangkan.

Yang lainnya menatap adegan tersebut dengan haru dan senyum. Blaze, Solar dan Gopal bahkan menangis deras. Beberapa seperti Halilintar, Ice dan Fang tersenyum kecil melihatnya.

Diam-diam Gempa tersenyum kecil. Bunga harapan bermekaran dalam dirinya. Ternyata semua mimpi buruk tentang keluarga yang tidak menginginkannya hanya omong kosong belaka. Buktinya disini keluarganya selalu menantikannya untuk pulang. Dia sangat bahagia. Tapi teringat bahwa ada masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Welcome Back, Gempa!Where stories live. Discover now